Mengapa Perlu Patient Monitor ?

Mengapa Perlu Patient Monitor ?

February 20, 2023

Patient Monitoring yang Belum Efisien

Patient Monitoring yang Belum Efisien

February 22, 2023

Patient Monitoring yang Belum Efisien

Patient Monitoring yang Belum Efisien

February 22, 2023

Mengapa Perlu Patient Monitor ?

Mengapa Perlu Patient Monitor ?

February 20, 2023

Apa Saja Tanda-Tanda Vital dalam Patient Monitoring ?

Published by Juan Karnadi on February 20, 2023

Categories

Wawasan Kesehatan

DateFebruary 20, 2023

Apa Saja Tanda-Tanda Vital dalam Patient Monitoring ?
Pemetaan Tanda-Tanda Vital dan Kelainan / Penyakit Beserta Pemicu dan Dampaknya
Empat tanda vital paling penting dalam patient monitoring: detak jantung, saturasi oksigen, suhu tubuh, dan ditambah dengan suhu kulit.

Apa Saja Tanda-Tanda Vital dalam Patient Monitoring ? — Tanda-Tanda Vital yang Telah Ada dalam Peralatan HOPE Patient Monitoring

Kebutuhan Tanda-Tanda Vital

Penasaran gak kamu sama peranan tanda-tanda vital di patient monitor? Sejatinya dalam patient monitoring, kebutuhan akan tanda-tanda vital tadi ialah guna mengetahui serta memetakan keadaan vital tubuh kita. Lantas apa saja tanda vital yang termasuk di dalamnya? Empat tanda vital berikut memiliki data medis paling penting kebutuhannya buat tenaga kesehatan (nakes): detak jantung (heart rate / BPM); saturasi oksigen (SPO₂); suhu tubuh (body temperature); dan dilengkapi pula dengan suhu kulit (skin temperature).

Mari kita ulas dengan seksama bagaimana keempat tanda vital di atas berperan dalam patient monitoring. Mulai dari tanda vital detak jantung yang menggambarkan kemampuan jantung mengatur sirkulasi darah (Fernandes dkk, 2020). Lalu saturasi oksigen yang mencerminkan kadar kepekatan oksigen dalam darah kita (Lukas dkk, 2020). Juga suhu tubuh beserta suhu kulit di mana hasil pembacaan kedua tanda vital ini mampu memetakan keadaan jaringan maupun organ yang mengatur tubuh kita Grodzinsky & Levander (2019).

Kelainan dan Penyakit dari Tiap Tanda Vital

Nah, selain peranan serta kegunaan patient monitor, kamu pun juga mesti tahu apa saja kelainan serta penyakit yang bisa masuk ke dalam skema diagnosis dari patient monitoring. Bisa kamu lihat pada tabel di bawah lengkap beserta pemicu dan dampaknya. Yuk, simak ulasannya dari masing-masing tanda vital yang telah kita bahas.

Pemetaan Tanda-Tanda Vital dan Kelainan / Penyakit Beserta Pemicu dan Dampaknya

Tanda Vital	Pemicu	Kelainan dan/atau Penyakit	Dampak	Referensi
Detak Jantung	Kelainan, Infeksi dan Tersumbatnya Peredaran Darah Menuju Otot Jantung	Miokarditis Miokardial Ischemia Kardiomiopati	Disfungsi miokardial (otot jantung) dalam memompa darah hingga kerusakan permanen Pemburukan fungsi jantung dan pembuluh darah	Breinholt (2017) Wadman dkk (2020)
	Gangguan Irama Jantung	Arryhtimia (Aritmia) beserta turunannya: bradycardia & tachycardia	Irama jantung tidak normal (terlalu lambat ataupun sebaliknya terlalu cepat)
	Bawaan / Genetik	Cyanosis Kelainan Fisiologis Jantung	Perubahan fisik (fisiologis) dan mekanisme kerja jantung Pemburukan fungsi jantung
Saturasi Oksigen	Rendahnya Suplai Oksigen	Hipoksemia Hipoksia (<90%) Cyanosis (<67%)	Defisit suplai oksigen menuju otak dan jaringan serta organ tubuh lainnya	Hafen & Sharma (2018) Qadir & Naaem (2019)
Suhu Tubuh & Suhu Kulit	Pengeluaran Panas Berlebih Tubuh	Hypothermia (<36°C)	≤35°C: terganggunya kerja jantung, fungsi otot, bagian otak dan pengeluaran hormon stress (kortisol) ≤34°C: berhentinya metabolisme sel dan pengaturan (termal) regulasi tubuh ≤30°C: termoregulasi tubuh tidak berfungsi	Grodzinsky & Levander (2019)
	Meningkatnya metabolisme disertai tidak cukupnya panas yang hilang / keluar dari tubuh	Demam (>38°C)	Kerusakan otak Kejang Kematian (fase paling ekstrim)
	Kerusakan Hipotalamus Panas Ekstrim Bakteri	Hyperthermia (≥40°C)	Tidak bekerjanya regulasi termal dalam tubuh, hingga menyebabkan kerusakan jaringan maupun organ tubuh dan dapat berakibat kematian

Referensi

Fernandes, S. L., Gurupur, V. P., Sunder, N. R., Arunkumar, N., & Kadry, S. (2020). A novel nonintrusive decision support approach for heart rate measurement. Pattern Recognition Letters, 139, 148-156.

Lukas, H., Xu, C., Yu, Y., & Gao, W. (2020). Emerging telemedicine tools for remote COVID-19 diagnosis, monitoring, and management. ACS nano, 14(12), 16180-16193.

Grodzinsky, E., & Levander, M. S. (Eds.). (2019). Understanding Fever and Body Temperature: A Cross-disciplinary Approach to Clinical Practice. Springer Nature.

Breinholt, J. P. (2017). Cardiac Disorders. In Cloherty and Stark’s Manual of Neonatal Care (pp. 443-502). Wolters Kluwer.

Wadman, M., et al., A rampage through the body. Science, 2020. 368(6489): p. 356-360.

Hafen, B. B., & Sharma, S. (2018). Oxygen saturation. In: StatPearls. StatPearls Publishing, Treasure Island (FL)

Qadir, I.M. and M. Naeem, Does Normal Blood Oxygen Level Affects Cloth’s Colour Choice. Annals of Clinical Cancer and Therapy Journal, 2019. 1(1): p. 1-3.

Ide bisnis yang kami kembangkan, yaitu di bidang kesehatan, khususnya pada perancangan peralatan medis untuk memeriksa kondisi tubuh manusia. Peralatan medis yang kami kembangkan bernama HOPE Mini Patient Monitoring. Salah satu keunggulan esensial dari HOPE Mini Patient Monitoring adalah alat ini dapat membaca banyak tanda-tanda vital hanya dengan satu alat saja. Ditambah pula dengan adanya penyediaan akses digital berupa aplikasi Android memanfaatkan fitur Bluetooth agar bisa memantau pemeriksaan kesehatan lewat layar aplikasi.

Saat ini, alat pemeriksaan kesehatan yang sudah ada, diantaranya oksimetri yang memiliki keunggulan kecepatan, dan keekonomisan, serta dapat mendeteksi abnormalitas sistem pernapasan yang tidak terdeteksi sebelumnya. Seperti pada saat pemantauan pasien Covid-19 mulai dari awal tahapan isolasi mandiri hingga tahap saat di ICU sekalipun. Berikutnya, ada pula tensimeter digital yang memberikan jaminan pengukuran tekanan darah yang akurat, cepat, dan nyaman dalam membaca tanda vital detak jantung dan tekanan darah yang ditampilkan pada layar LCD yang besar. Sehingga hasilnya dapat dilihat dengan jelas yang cocok digunakan di klinik, rumah sakit, ataupun di rumah.

Dalam upaya memenuhi kebutuhan konsumen, diperlukan pengelompokan konsumen berdasarkan kebutuhan ataupun keinginannya. Tentunya terdapat berbagai macam pembeli pada pasar yang besar. Pada umumnya, setiap pembeli memiliki motif, perilaku, maupun kebiasaan pembelian yang berbeda-beda. Segmentasi diperlukan untuk memilih pangsa pasar menjadi kelompok-kelompok “potential customers” yang mempunyai, baik itu kebutuhan dan/atau karakteristik yang sama, sehingga memberikan respon yang sama pula dalam membelanjakan uangnya (Kasali, 1998). Segmentasi yang dilakukan berdasarkan demografi, psikografi, sosial budaya, dan geografi. Dalam hal ini, kami melakukan survey dengan menggunakan Google Form sehingga mendapatkan data calon konsumen dari berbagai segmentasi.

Demografi

Segmentasi demografi mengacu pada karakteristik konsumen berdasarkan jenis kelamin, usia, dan juga penghasilan. Dalam hal ini, kami menargetkan konsumen yang berusia 20 hingga 60 tahun dengan penghasilan paling sedikit Rp4,5 juta per bulannya (UMR Jakarta). Hal ini juga sesuai dengan hasil survey kami yang mengatakan bahwa masyarakat yang tertarik akan produk kami memiliki rentang umur antara 16 sampai 66 tahun, dan mayoritas adalah dengan umur 20 tahun (12%), 21 tahun (9,7%) dan 30 tahun (5,1%). Selain itu, didapat juga dari data responden bahwa calon konsumen yang kami dapatkan hingga saat ini sekitar 59,7 % perempuan dan 40,3% laki-laki.

Psikografi

Segmentasi berdasarkan psikografi mengacu pada perilaku konsumen. Sesuai dengan bisnis yang kami jalankan, target konsumen kami ialah konsumen yang membutuhkan perawatan medis di rumah sakit ataupun konsumen yang rutin melakukan pemeriksaan kesehatannya. Dilihat dari segmen psikografis, produk kami juga menyasar kepada masyarakat yang memiliki gaya hidup yang praktis dan cenderung menghargai waktu dimana dengan memiliki alat ini mereka dapat memeriksakan kesehatannya dengan waktu yang singkat dan dapat dilakukan dimana saja, kapan saja tanpa harus ke luar rumah. Produk kami ini juga tidak melukai kulit seperti pada kebanyakan patient monitor yang ada, maka dari itu hal ini juga dapat mengatasi masyarakat yang takut untuk memeriksakan kesehatannya.

Sosial Budaya

Segmentasi Sosial Budaya mengacu pada perbedaan suku, norma masyarakat, serta kelas sosial konsumen. Dalam hal ini, konsumen yang kami targetkan berada pada kelas menengah. Hal ini dikarenakan dibandingkan dengan produk yang mirip di pasaran, harga yang kami tawarkan merupakan harga yang kompetitif. Dilihat dari aspek social, medical device buatan dalam negeri sebenarnya amat kita butuhkan mengingat tingginya biaya investasi alat kesehatan (lantaran 99% diantaranya adalah import).

Negara kita ini harus berkembang terkait penyediaan alat kesehatan yang tidak hanya mengandalkan import dari luar negeri saja. Maka dari itu, disini kami menghadirkan alat patient monitor dengan harapan dapat diperuntukan bagi seluruh lapisan masyarakat di Indonesia dengan tujuan dapat membantu meningkatkan value dari ketersediaan faskes buatan dalam negeri. Hal yang menjadi fokusnya adalah mengurangi budaya impor yang merugikan.

Geografi

Segmentasi geografi dilakukan berdasarkan lokasi konsumen. Dalam hal ini kami menargetkan konsumen yang berada dalam wilayah Indonesia. Di mana target lokasi dimulai dari pemenuhan fasilitas kesehatan di wilayah Jabodetabek. Untuk lebih spesifiknya, dari sisi geografi, kami peruntukan berdasarkan wilayah yang memungkinkan untuk difasilitasi produk HOPE Mini Patient Monitoring, seperti di berbagai Faskes (Klinik, Puskesmas, Posyandu, dan fasilitas kesehatan lainnya pada kategori kelas C kebawah). Dari data hasil survey yang kami dapatkan, bahwa sekitar 80,4% berdomisili di Jabodetabek, 20% diantaranya dari provinsi Aceh, dan sisanya 30,9% berasal dari luar Jabodetabek maupun Aceh.

Selain melakukan segmentasi pasar berdasarkan paparan di atas, kami juga memperkirakan aspek-aspek pertimbangan lainnya yang menjadi peluang untuk perkembangan bisnis kami berdasarkan pasar sasaran.

Penelitian kombinasi merupakan metode penelitian gabungan antara penelitian kuantitatif dan kualitatif. Metode ini berlandaskan pada filsafat pragmatisme, digunakan untuk meneliti pada objek yang alamiah maupun buatan, dengan menggunakan metode kombinasi baik secara berurutan maupun campuran.

Pada dasarnya penelitian kuantitatif mengacu pada filsafat positivisme dan memiliki ciri khusus tersendiri dalam meneliti suatu populasi atau sampel tertentu, yang dimana pengambilan data dilakukan secara acak dan analisis dilakukan dengan statistik. Sedangkan penelitian kualitatif biasanya uji coba dilakukan secara alamiah dan analisis data yang digunakan bersifat induktif sehingga hasil yang didapat berupa makna, bukan suatu kesimpulan atau pernyataan yang dapat digeneralisir.

Metode penelitian kombinasi dinilai lebih komprehensif jika dibandingkan dengan hanya menggunakan metode penelitian kuntitatif atau penelitian kualitatif saja. Dalam melakukan metode ini, sifatnya tidak harus seimbang antara metode kuantitatif ataupun kualititatif, melainkan boleh memprioritaskan salah satu metode.

Penjadwalan merupakan salah satu kegiatan yang penting dalam penentuan waktu dan urutan kegiatan produksi. Dengan adanya penjadwalan maka perusahaan akan mendapatkan gambaran mengenai kegiatan produksi yang akan dilaksanakan sehingga perusahaan akan dapat memperkirakan mengenai kebutuhan waktu penyelesaian produksi dan biaya yang dikeluarkan.

Dalam kegiatan produksi, diperlukan adanya jadwal pelaksanaan produksi dengan menetapkan target produksi terkait jumlah produk yang dihasilkan dalam kurun waktu tertentu. Mengenai material tentunya sudah ditentukan sesuai dengan besaran produk yang ingin dihasilkan. Setelah itu, Juga diperlukan adanya analisis mengenai permintaan akan produk yang akan disesuaikan dengan target produksi , sehingga produksi barang tidak berlebihan dan mencapai target efisiensi. Selain itu, kami juga memastikan agar alat manufaktur dapat bekerja dengan baik dan telah melalui proses pemeliharaan. Dengan begitu proses produksi akan berjalan dengan baik.

HOPE Patient Monitoring

Dosen Pembimbing Lapangan :

Bapak Bintang Andhyka, S.E.M.M.

Anggota Kelompok :

Juan Karandi (wmk2022174)

Aditya pratama (wmk2022081)

Afif Mumtaz (wmk2022196)

Mas Aden Ilyas (wmk2022332)

Tia Adelia (wmk2022281)

Fauzan Athariq (wmk2022291)

Zulkan (wmk2022117)

Asyura Miranda (wmk2022169)

Belinda Patricia (wmk2022191)

WIRAUSAHA MERDEKA 2022

UNIVERSITAS PRASETIYA MULYA

PENGANTAR

**Mengapa HOPE Patient Monitoring?**

Kesehatan merupakan salah satu faktor yang tidak bisa dipisahkan dari manusia, sehingga hal ini mengakibatkan banyak pihak baik dari pemerintah maupun swasta mencoba menyediakan layanan kesehatan bagi masyarakat. Namun pada praktiknya, ternyata pelayanan kesehatan di Indonesia sendiri tergolong tidak merata. Salah satu dari penyebab hal ini adalah karena kurangnya fasilitas kesehatan yang mudah untuk diakses masyarakat bahkan hanya untuk sekedar pengecekan kesehatan. Diantaranya ketersediaan peralatan medis patient monitor yang belum merata di rumah sakit, klinik, puskesmas, ataupun layanan kesehatan kategori kelas C ke bawah lainnya. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan tahun 2018, dinyatakan bahwa hanya 17,2% dari seluruh fasilitas kesehatan yang memiliki peralatan diagnostik demikian; itu pun baru mencakup rumah sakit kelas A dan B (Indonesia, 2019).

Melihat beragam persoalan yang ada di atas, juga tingginya kebutuhan peralatan medis patient monitor, muncullah ide bisnis mengembangkan peralatan medis yang mampu mendiagnosis beberapa tanda-tanda vital tubuh manusia dengan nama HOPE Patient Monitoring dengan fungsional serupa. Produk ini dikembangkan agar bisa mempersingkat pemeriksaan kesehatan serta mendeteksi dini keadaan kesehatan tubuh manusia dari keluaran setiap tanda vitalnya.

Dengan dikembangkannya ide bisnis ini, diharapkan menjadi opsi dan preferensi utama yang mampu menggantikan penggunaan patient monitoring konvensional di mana bertujuan membuka akses dan kebutuhan pasar ataupun masyarakat di layanan kesehatan seperti rumah sakit, klinik, serta puskesmas kecil di daerah maupun pelosok, dan seterusnya.

BAB I
ANALISIS PELUANG USAHA

<![if !supportLists]>1.1 <![endif]>Analisis Rencana Ide Bisnis yang Dikembangkan

Ide bisnis yang kami kembangkan, yaitu di bidang kesehatan, khususnya pada perancangan peralatan medis untuk memeriksa kondisi tubuh manusia. Peralatan medis yang kami kembangkan bernama HOPE Patient Monitoring. Salah satu keunggulan esensial dari HOPE Patient Monitoring adalah alat ini dapat membaca banyak tanda-tanda vital hanya dengan satu alat saja. Ditambah pula dengan adanya penyediaan akses digital berupa aplikasi Android memanfaatkan fitur Bluetooth agar bisa memantau pemeriksaan kesehatan lewat layar aplikasi.

Saat ini, alat pemeriksaan kesehatan yang sudah ada, diantaranya oksimetri yang memiliki keunggulan kecepatan, dan keekonomisan, serta dapat mendeteksi abnormalitas sistem pernapasan yang tidak terdeteksi sebelumnya. Seperti pada saat pemantauan pasien Covid-19 mulai dari awal tahapan isolasi mandiri hingga tahap saat di ICU sekalipun. Berikutnya, ada pula tensimeter digital yang memberikan jaminan pengukuran tekanan darah yang akurat, cepat, dan nyaman dalam membaca tanda vital detak jantung dan tekanan darah yang ditampilkan pada layar LCD yang besar. Sehingga hasilnya dapat dilihat dengan jelas yang cocok digunakan di klinik, rumah sakit, ataupun di rumah.

Tujuan penelitian kualitatif ini adalah untuk memperoleh data dari narasumber untuk dapat dieksplorasi secara mendalam dan empatis proses, aktivitas, pola-pola, model, prosedur, kultur, pendekatan, penilaian dan evaluasi serta berbagai keragaman dalam ranah pemeriksaan kesehatan. Dengan melakukan penelitian ini, juga dapat mengetahui lebih mendalam kebutuhan customer terkait peralatan kesehatan, khususnya patient monitoring. Kami juga dapat memperoleh informasi tentang permasalahan yang dialami customer ketika menggunakan peralatan kesehatan dan apa yang semestinya diharapkan oleh customer tersebut. Dengan begitu, data yang diperoleh dapat dievaluasi untuk menjadi bahan dalam pengembangan ide bisnis kami terutama dalam mengembangkan produk peralatan medis HOPE Patient Monitoring.

Segmentasi Sosial Budaya mengacu pada perbedaan suku, norma masyarakat, serta kelas sosial konsumen. Dalam hal ini, konsumen yang kami targetkan berada pada kelas menengah. Hal ini dikarenakan dibandingkan dengan produk yang mirip di pasaran, harga yang kami tawarkan merupakan harga yang kompetitif. Dilihat dari aspek social, medical device buatan dalam negeri sebenarnya amat kita butuhkan mengingat tingginya biaya investasi alat kesehatan (lantaran 99% diantaranya adalah import).

Negara kita ini harus berkembang terkait penyediaan alat kesehatan yang tidak hanya mengandalkan import dari luar negeri saja. Maka dari itu, disini kami menghadirkan alat patient monitor dengan harapan dapat diperuntukan bagi seluruh lapisan masyarakat di Indonesia dengan tujuan dapat membantu meningkatkan value dari ketersediaan faskes buatan dalam negeri. Hal yang menjadi fokusnya adalah mengurangi budaya impor yang merugikan.

Guna menyeimbangkan aspek kualitas, biaya, serta delivery, pada saat yang sama pula kami membuat strategi untuk merespon dinamika pasar. Mulai dari aspek kualitas, dari sisi penjual (produsen), fokusnya ialah membuat produk sesuai rancangan desain dan spesifikasi ukuran (PCB maupun casing -juga nantinya dilengkapi packaging maupun manual book) yang telah ditentukan serta dapat berjalan fungsional. Sedangkan beberapa aspek di bawah berikut menjadi concern (perhatian) utama kami terhadap kebutuhan pembeli / pelanggan:

Dalam hal membangun bisnis, tentunya tidak semua dapat diperoleh dengan apa yang telah direncanakan, ada beberapa hal di luar ekspektasi yang dapat terjadi, misalnya seperti barang cacat atau kurang sempurna. Dalam menghadapi hal ini, sebelum melakukan packaging produk, sudah seharusnya dilakukan quality control untuk memastikan produk tetap sesuai standar kualitas ketika sampai di tangan konsumen. Namun, apabila konsumen memperoleh produk yang cacat, maka berhak untuk menggantinya dengan syarat memiliki bukti atas kejadian tersebut melalui dokumentasi.

Pada divisi marketing, terdapat pembagian divisi berupa Research and Development yang memiliki capaian dalam pengembangan produk, seleksi material dan komponen, serta melakukan analisis untuk pengajuan strategi pengembangan bisnis. Kemudian, terdapat divisi Creative yang bertugas untuk memberikan rencana dari ide yang telah diperoleh untuk menjadikan produk lebih menarik dan juga dikenal masyarakat. Di samping itu, juga terdapat divisi Market Research yang melakukan riset data yang diperlukan terkait HOPE Patient Monitoring, kemudian juga melakukan analisis pasar.

Dalam menjalan bisnis tentu saja banyak anggaran yang perlu dikeluarkan selama bisnis ini beroperasi nantinya, yang akan menjamin kelancaran operasi bisnis ini yaitu biaya-biaya seperti gaji karyawan, biaya sewa gedung, pajak, asuransi gedung dan karyawan, listrik, biaya peralatan, biaya pemeliharaan, material, serta biaya packaging. Tidak hanya itu dalam hal berbisnis pastinya juga mengeluarkan biaya untuk melakukan pemasaran dan juga biaya administrasi. Agar produk HOPE Patient Monitoring semakin dikenal di kalangan masyarakat , kami akan memfokuskan biaya untuk melakukan pemasaran terlebih dahulu, hingga akhirnya sampai pada target market kami.

Bicara value proporsition, yang menjadi keunggulan yang bisa HOPE Patient Monitoring tawarkan ialah sebagai berikut: non-invasive, reusable, real-time monitoring & data transmission, satu sensor dapat membaca banyak tanda vital, pemeriksaan singkat, hasil akurat, portable, paperless, affordable, dan berkualitas. Sementara segmen konsumennya selain masyarakat umum tidak menutup kesempatan datangnya permintaan dari fasilitas kesehatan sekunder ataupun primer.

Jauh lebih berdampak lagi menumbuhkan kemandirian masyarakat memeriksakan kesehatannya sendiri (self-monitoring). Artinya, segenap khalayak memampukan, memberdayakan dirinya agar bisa mengetahui kondisi kesehatannya melalui pemeriksaan / check-up berkala secara mandiri memanfaatkan ketersediaan peralatan HOPE Patient Monitoring di mana saja (rumah, fasilitas kesehatan, perjalanan dinas, dan seterusnya).

REFERENSI

Indonesia, K.K.R., Data dan Informasi Profil Kesehatan Indonesia 2018. 2019, Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI. p. 53.

Sofjan Assauri (2017). Manajemen pemasaran : dasar, konsep & strategi / Prof. DR. Sofjan Assauri, M.B.A. Jakarta :: Rajawali Pers,.

Kasali, R. (1997). Sembilan fenomena bisnis. Gramedia Pustaka Utama.

Indonesia, K.K.R., Data dan Informasi Profil Kesehatan Indonesia 202-. 2021, Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI. p. 318.

Badan Pusat Statistik. 2020. Jumlah Penduduk menurut Wilayah, Klasifikasi Generasi, dan Jenis Kelamin Indonesia 2020. BPS Pusat.

Tscholl, D. W., Handschin, L., Rössler, J., Weiss, M., Spahn, D. R., & Nöthiger, C. B. (2019). It’s not you, it’s the design-common problems with patient monitoring reported by anesthesiologists: a mixed qualitative and quantitative study. BMC anesthesiology, 19(1), 1-10.

Randazzo, V., Pasero, E., & Navaretti, S. (2018, March). VITAL-ECG: A portable wearable hospital. In 2018 IEEE Sensors Applications Symposium (SAS) (pp. 1-6). IEEE.

Hosseini, E. S., Dervin, S., Ganguly, P., & Dahiya, R. (2020). Biodegradable materials for sustainable health monitoring devices. ACS Applied Bio Materials, 4(1), 163-194.

Vieira, D., McEachern, F., Filippelli, R., Dimentberg, E., Harvey, E. J., & Merle, G. (2020). Microelectrochemical smart needle for real time minimally invasive oximetry. Biosensors, 10(11), 157.

No.	Jenis Analisis	Potensi Dampak Terhadap Bisnis	Upaya Mengantisipasi atau Memanfaatkannya
1	Politik	–	–
2	Ekonomi	Gairah pasar terhadap kehadiran peralatan medis buatan dalam negeri dengan keunggulan manfaat dan harga yang kompetitif	Meningkatkan kualitas dengan standar internasional, serta mengikutsertakan dalam setiap kesempatan gelaran acara / pameran
3	Sosial	Kurangnya pemahaman literasi teknologi terkait penggunaan aplikasi. Dari sisi kebutuhan, masyarakat sangat membutuhkan peralatan medis yang tersedia di rumah maupun layanan kesehatan.	Menyediakan layanan keamanan data Back-up data otomatis untuk mencegah kehilangan data. Melakukan sosialisasi sadar kesehatan dan sekaligus mengadakan pemeriksaan kesehatan dini Encouragement terhadap masyarakat agar memeriksakan kesehatannya secara mandiri
4	Teknologi	Adanya teknologi digital berbasis aplikasi Dukungan IoT terhadap produk peralatan medis yang memudahkan akses data pemeriksaan kesehatan.	Hasil pemeriksaan tanda-tanda vital dapat diakses melalui aplikasi Android. Mencari / memanfaatkan platform yang mudah terintegrasi dengan IoT
5	Lingkungan	Kondisi kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh limbah medis.	Pemilihan material komponen yang eco-friendly dan mudah diganti. Mendesain produk yang reusable dan mempermudah proses maintenance agar mengurangi limbah medis dari penggunaan produk.

BAB II
IDEASI USAHA BERORIENTASI TEKNOLOGI

<![if !supportLists]>2.1. <![endif]>Latar Belakang Pemilihan Ide

Hingga kini, masih banyak persoalan yang belum teratasi dari penggunaan alat patient monitor yang kerap kita jumpai. Diantaranya borosnya (jumlah) pemakaian sensor (Tschool dkk, 2019) dan tidak portable (Randazzo, Pasero & Nawaretti, 2018) dalam pengoperasiannya. Di samping itu, mayoritas bahan sensornya bersifat sekali pakai (disposable), sehingga turut menghasilkan limbah medis (Hosseini dkk, 2020) bahkan beberapa dapat melukai kulit (Vieira dkk, 2020). Padahal apabila kita menilik lagi, peralatan patient monitor sekarang ini mestinya telah menerapkan pengiriman data secara real-time dengan mekanisme yang berjalan secara berkesinambungan, dan mampu menyajikan rekaman medis lengkap, sehingga dapat meminimalisir kesalahan pembacaan dan memungkinkan kita melangsungkan pemeriksaan mandiri.

Selain itu, saat ini penggunaan alat Patient Monitor saat ini juga tergolong susah dijangkau oleh mayoritas masyarakat. Hal ini dikarenakan penggunaan alat Patient monitor yang saat ini hanya tersedia di fasilitas kesehatan dan penggunaanya yang kurang efisien dikarenakan memakan waktu dalam menunggu hasilnya. Tentunya hal ini menjadi dasar dari alasan bahwa masyarakat lebih menginginkan dan membutuhkan alat patient monitor yang lebih efisien. Dalam hal ini efisien yang dimaksud oleh masyarakat/calon konsumen adalah bahwa alat ini sangat praktis digunakan dan tidak memakan waktu untuk melihat hasil dari pengecekan. Selain itu, masyarakat juga menginginkan dan membutuhkan alat patient monitor yang memiliki fungsi dapat mendeteksi dua alat vital ataupun lebih, namun memiliki design/bentuk yang sederhana.

Dari penelitian yang sudah kita lakukan melalui survey pemeriksaan kesehatan, hasil yang didapatkan yaitu 89,2 % masyarakat sangat membutuhkan alat Patient monitor untuk pemeriksaan kesehatan secara rutin dan 69,9% masyarakat mempertimbangkan aspek tersebut melalui dari kualitas produk. Untuk saat ini dalam penggunaan alat Patient monitor masyarakat saya membutuhkan untuk pemeriksaan Tekanan Darah, Gula Darah dan Suhu Tubuh, 73,9 % masyarakat membutuhkan untuk pengecekan tanda vital lebih dari dua tanda vital dengan harga terjangkau,sehingga masyarakat sangat membutuhkan penggunaan alat patient monitor.

Value proposition adalah sebuah nilai yang dijanjikan oleh perusahaan kepada pelanggan agar membeli produk dan/atau jasanya. Nilai ini yang kemudian dijadikan sebuah strategi pemasaran untuk menyampaikan pesan kepada pelanggan mengenai produk dan/atau jasa tersebut. HOPE Patient Monitoring mampu menjawab pertanyaan mengapa produk ini layak untuk dipilih, kelebihan yang dimiliki, hingga manfaatnya bagi pelanggan. Value proposition HOPE Patient Monitoring bisa memberitahu pelanggan sebuah alasan mengapa produk dan/atau jasa yang dikeluarkan sesuai dengan kebutuhan mereka.

Seperti yang disebutkan diatas, untuk bisa mengoptimalkan hal tersebut, ada beberapa elemen yang harus diperhatikan. Yang pertama adalah newness atau hal baru. Seperti HOPE Patient Monitoring yang memberikan inovasi alat kesehatan yang mampu membaca lebih dari satu tanda vital hanya dengan satu sensor saja. Kedua, harus memperhatikan performance produk. Umumnya, pelanggan lebih menyukai produk yang bisa awet dalam jangka waktu yang lama. Dalam hal ini, HOPE Patient Monitoring bersifat reusable-dapat digunakan berulang kali. Ketiga, Customization atau personalisasi, produk kami menyesuaikan dengan keinginan dan apa yang dibutuhkan oleh pelanggan dalam hal pengecekan kesehatan dengan akurat dan praktis. Keempat design, tanpa visualisasi yang orisinil dan khas, pelanggan akan dengan mudah melupakan produk kita.

Elemen value proposition yang kelima adalah problem solving atau pemecahan masalah. Dalam hal ini, HOPE Patient Monitoring tentu memberikan solusi atas masalah-masalah yang ada, yang paling sederhana adalah kami menawarkan pengecekan kesehatan secara mandiri tanpa harus ke RS, Klinik, dll. Keenam, Brand atau merek yang termasuk bagian terpenting karena brand sangat erat kaitannya dengan status individu. Selanjutnya kejutuh, harga yang kami tawarkan telah disesuaikan dengan kelas produk dan daya beli (buying power) konsumen yang kami tuju. Terakhir kedelapan adalah accessibility atau kemudahan dalam mengakses.

Pemodelan B2B (Business to Business) mengacu pada pola kerjasama / pemodalan bagi bisnis yang akan dijalankan untuk perusahaan vendor maupun investor. Penjualan dalam bisnis kami mengarah kepada lembaga pendidikan seperti sekolah kejuruan, akademi dan juga perusahaan untuk memenuhi kebutuhan sebagai fasilitas dalam melakukan pemeriksaan kesehatan, baik itu kepada para peserta didik ataupun karyawan di tempat tersebut. Selain itu, bisnis ini juga dapat diperuntukkan kepada distributor ataupun toko-toko alat kesehatan. Untuk itu, dibutuhkan pemodalan yang kuat agar dapat memproduksi secara massal dari peralatan medis HOPE Patient Monitoring supaya bisa memenuhi kebutuhan dari pasar sasaran. Oleh karena itu, dibutuhkan adanya kerjasama dengan investor, produsen dan distributor yang bergerak di bidang industri alat kesehatan.

Customer jobs mencakup masalah yang ingin diatasi atau kebutuhan yang berusaha dipenuhi masyarakat. Dalam hal Patient Monitor, harapan yang diinginkan konsumen dari penggunaan alat kesehatan ini adalah dapat memperoleh langsung hasil Check-Up yang dilakukan tanpa harus menunggu lama. Kemudian waktu pemeriksaan kesehatan dapat dilakukan secara lebih singkat dan dengan perolehan pembacaan tanda vital yang lengkap.

Dalam section customer pain, dapat digambarkan pengalaman negatif dan resiko yang calon pelanggan alami berkaitan dengan produk dan layanan serupa. Dalam hal Patient Monitor yang ada sekarang memiliki banyak kelemahan seperti produk yang tidak praktis dalam artian tidak mudah dibawa kemana-mana, perlu ke Rumah Sakit untuk melakukan pengecekan, harga relative mahal, dan memungkinkan untuk melukai kulit & disposable. Kita perlu mengenali bagaimana produk dan layanan yang kita berikan bisa mengurangi pain mereka.

Sementara dalam section Customer Gains, dapat digambarkan berupa keuntungan yang pelanggan harapkan. Hal ini merujuk pada apa saja yang bisa membuat pelanggan puas dengan produk dan layanan kita tawarkan dan hal- hal lain yang bisa meningkatkan value pelanggan. Keuntungan yang konsumen harapkan terkait alat kesehatan patient monitor yaitu mencakup hasil pemeriksaan yang cepat dan dapat melakukan pemeriksaan secara mandiri atau Self Monitoring.

HOPE Patient Monitoring

Dosen Pembimbing Lapangan :

Bapak Bintang Andhyka, S.E.M.M.

Anggota Kelompok :

Juan Karandi (wmk2022174)

Aditya pratama (wmk2022081)

Afif Mumtaz (wmk2022196)

Mas Aden Ilyas (wmk2022332)

Tia Adelia (wmk2022281)

Fauzan Athariq (wmk2022291)

Zulkan (wmk2022117)

Asyura Miranda (wmk2022169)

Belinda Patricia (wmk2022191)

WIRAUSAHA MERDEKA 2022

UNIVERSITAS PRASETIYA MULYA

PENGANTAR

**Mengapa HOPE Patient Monitoring?**

Kesehatan merupakan salah satu faktor yang tidak bisa dipisahkan dari manusia, sehingga hal ini mengakibatkan banyak pihak baik dari pemerintah maupun swasta mencoba menyediakan layanan kesehatan bagi masyarakat. Namun pada praktiknya, ternyata pelayanan kesehatan di Indonesia sendiri tergolong tidak merata. Salah satu dari penyebab hal ini adalah karena kurangnya fasilitas kesehatan yang mudah untuk diakses masyarakat bahkan hanya untuk sekedar pengecekan kesehatan. Diantaranya ketersediaan peralatan medis patient monitor yang belum merata di rumah sakit, klinik, puskesmas, ataupun layanan kesehatan kategori kelas C ke bawah lainnya. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan tahun 2018, dinyatakan bahwa hanya 17,2% dari seluruh fasilitas kesehatan yang memiliki peralatan diagnostik demikian; itu pun baru mencakup rumah sakit kelas A dan B (Indonesia, 2019).

Melihat beragam persoalan yang ada di atas, juga tingginya kebutuhan peralatan medis patient monitor, muncullah ide bisnis mengembangkan peralatan medis yang mampu mendiagnosis beberapa tanda-tanda vital tubuh manusia dengan nama HOPE Patient Monitoring dengan fungsional serupa. Produk ini dikembangkan agar bisa mempersingkat pemeriksaan kesehatan serta mendeteksi dini keadaan kesehatan tubuh manusia dari keluaran setiap tanda vitalnya.

Dengan dikembangkannya ide bisnis ini, diharapkan menjadi opsi dan preferensi utama yang mampu menggantikan penggunaan patient monitoring konvensional di mana bertujuan membuka akses dan kebutuhan pasar ataupun masyarakat di layanan kesehatan seperti rumah sakit, klinik, serta puskesmas kecil di daerah maupun pelosok, dan seterusnya.

BAB I
ANALISIS PELUANG USAHA

<![if !supportLists]>1.1 <![endif]>Analisis Rencana Ide Bisnis yang Dikembangkan

Ide bisnis yang kami kembangkan, yaitu di bidang kesehatan, khususnya pada perancangan peralatan medis untuk memeriksa kondisi tubuh manusia. Peralatan medis yang kami kembangkan bernama HOPE Patient Monitoring. Salah satu keunggulan esensial dari HOPE Patient Monitoring adalah alat ini dapat membaca banyak tanda-tanda vital hanya dengan satu alat saja. Ditambah pula dengan adanya penyediaan akses digital berupa aplikasi Android memanfaatkan fitur Bluetooth agar bisa memantau pemeriksaan kesehatan lewat layar aplikasi.

Saat ini, alat pemeriksaan kesehatan yang sudah ada, diantaranya oksimetri yang memiliki keunggulan kecepatan, dan keekonomisan, serta dapat mendeteksi abnormalitas sistem pernapasan yang tidak terdeteksi sebelumnya. Seperti pada saat pemantauan pasien Covid-19 mulai dari awal tahapan isolasi mandiri hingga tahap saat di ICU sekalipun. Berikutnya, ada pula tensimeter digital yang memberikan jaminan pengukuran tekanan darah yang akurat, cepat, dan nyaman dalam membaca tanda vital detak jantung dan tekanan darah yang ditampilkan pada layar LCD yang besar. Sehingga hasilnya dapat dilihat dengan jelas yang cocok digunakan di klinik, rumah sakit, ataupun di rumah.

Tujuan penelitian kualitatif ini adalah untuk memperoleh data dari narasumber untuk dapat dieksplorasi secara mendalam dan empatis proses, aktivitas, pola-pola, model, prosedur, kultur, pendekatan, penilaian dan evaluasi serta berbagai keragaman dalam ranah pemeriksaan kesehatan. Dengan melakukan penelitian ini, juga dapat mengetahui lebih mendalam kebutuhan customer terkait peralatan kesehatan, khususnya patient monitoring. Kami juga dapat memperoleh informasi tentang permasalahan yang dialami customer ketika menggunakan peralatan kesehatan dan apa yang semestinya diharapkan oleh customer tersebut. Dengan begitu, data yang diperoleh dapat dievaluasi untuk menjadi bahan dalam pengembangan ide bisnis kami terutama dalam mengembangkan produk peralatan medis HOPE Patient Monitoring.

Segmentasi Sosial Budaya mengacu pada perbedaan suku, norma masyarakat, serta kelas sosial konsumen. Dalam hal ini, konsumen yang kami targetkan berada pada kelas menengah. Hal ini dikarenakan dibandingkan dengan produk yang mirip di pasaran, harga yang kami tawarkan merupakan harga yang kompetitif. Dilihat dari aspek social, medical device buatan dalam negeri sebenarnya amat kita butuhkan mengingat tingginya biaya investasi alat kesehatan (lantaran 99% diantaranya adalah import).

Negara kita ini harus berkembang terkait penyediaan alat kesehatan yang tidak hanya mengandalkan import dari luar negeri saja. Maka dari itu, disini kami menghadirkan alat patient monitor dengan harapan dapat diperuntukan bagi seluruh lapisan masyarakat di Indonesia dengan tujuan dapat membantu meningkatkan value dari ketersediaan faskes buatan dalam negeri. Hal yang menjadi fokusnya adalah mengurangi budaya impor yang merugikan.

Guna menyeimbangkan aspek kualitas, biaya, serta delivery, pada saat yang sama pula kami membuat strategi untuk merespon dinamika pasar. Mulai dari aspek kualitas, dari sisi penjual (produsen), fokusnya ialah membuat produk sesuai rancangan desain dan spesifikasi ukuran (PCB maupun casing -juga nantinya dilengkapi packaging maupun manual book) yang telah ditentukan serta dapat berjalan fungsional. Sedangkan beberapa aspek di bawah berikut menjadi concern (perhatian) utama kami terhadap kebutuhan pembeli / pelanggan:

Dalam hal membangun bisnis, tentunya tidak semua dapat diperoleh dengan apa yang telah direncanakan, ada beberapa hal di luar ekspektasi yang dapat terjadi, misalnya seperti barang cacat atau kurang sempurna. Dalam menghadapi hal ini, sebelum melakukan packaging produk, sudah seharusnya dilakukan quality control untuk memastikan produk tetap sesuai standar kualitas ketika sampai di tangan konsumen. Namun, apabila konsumen memperoleh produk yang cacat, maka berhak untuk menggantinya dengan syarat memiliki bukti atas kejadian tersebut melalui dokumentasi.

Pada divisi marketing, terdapat pembagian divisi berupa Research and Development yang memiliki capaian dalam pengembangan produk, seleksi material dan komponen, serta melakukan analisis untuk pengajuan strategi pengembangan bisnis. Kemudian, terdapat divisi Creative yang bertugas untuk memberikan rencana dari ide yang telah diperoleh untuk menjadikan produk lebih menarik dan juga dikenal masyarakat. Di samping itu, juga terdapat divisi Market Research yang melakukan riset data yang diperlukan terkait HOPE Patient Monitoring, kemudian juga melakukan analisis pasar.

Dalam menjalan bisnis tentu saja banyak anggaran yang perlu dikeluarkan selama bisnis ini beroperasi nantinya, yang akan menjamin kelancaran operasi bisnis ini yaitu biaya-biaya seperti gaji karyawan, biaya sewa gedung, pajak, asuransi gedung dan karyawan, listrik, biaya peralatan, biaya pemeliharaan, material, serta biaya packaging. Tidak hanya itu dalam hal berbisnis pastinya juga mengeluarkan biaya untuk melakukan pemasaran dan juga biaya administrasi. Agar produk HOPE Patient Monitoring semakin dikenal di kalangan masyarakat , kami akan memfokuskan biaya untuk melakukan pemasaran terlebih dahulu, hingga akhirnya sampai pada target market kami.

Bicara value proporsition, yang menjadi keunggulan yang bisa HOPE Patient Monitoring tawarkan ialah sebagai berikut: non-invasive, reusable, real-time monitoring & data transmission, satu sensor dapat membaca banyak tanda vital, pemeriksaan singkat, hasil akurat, portable, paperless, affordable, dan berkualitas. Sementara segmen konsumennya selain masyarakat umum tidak menutup kesempatan datangnya permintaan dari fasilitas kesehatan sekunder ataupun primer.

Jauh lebih berdampak lagi menumbuhkan kemandirian masyarakat memeriksakan kesehatannya sendiri (self-monitoring). Artinya, segenap khalayak memampukan, memberdayakan dirinya agar bisa mengetahui kondisi kesehatannya melalui pemeriksaan / check-up berkala secara mandiri memanfaatkan ketersediaan peralatan HOPE Patient Monitoring di mana saja (rumah, fasilitas kesehatan, perjalanan dinas, dan seterusnya).

REFERENSI

Indonesia, K.K.R., Data dan Informasi Profil Kesehatan Indonesia 2018. 2019, Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI. p. 53.

Sofjan Assauri (2017). Manajemen pemasaran : dasar, konsep & strategi / Prof. DR. Sofjan Assauri, M.B.A. Jakarta :: Rajawali Pers,.

Kasali, R. (1997). Sembilan fenomena bisnis. Gramedia Pustaka Utama.

Indonesia, K.K.R., Data dan Informasi Profil Kesehatan Indonesia 202-. 2021, Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI. p. 318.

Badan Pusat Statistik. 2020. Jumlah Penduduk menurut Wilayah, Klasifikasi Generasi, dan Jenis Kelamin Indonesia 2020. BPS Pusat.

Tscholl, D. W., Handschin, L., Rössler, J., Weiss, M., Spahn, D. R., & Nöthiger, C. B. (2019). It’s not you, it’s the design-common problems with patient monitoring reported by anesthesiologists: a mixed qualitative and quantitative study. BMC anesthesiology, 19(1), 1-10.

Randazzo, V., Pasero, E., & Navaretti, S. (2018, March). VITAL-ECG: A portable wearable hospital. In 2018 IEEE Sensors Applications Symposium (SAS) (pp. 1-6). IEEE.

Hosseini, E. S., Dervin, S., Ganguly, P., & Dahiya, R. (2020). Biodegradable materials for sustainable health monitoring devices. ACS Applied Bio Materials, 4(1), 163-194.

Vieira, D., McEachern, F., Filippelli, R., Dimentberg, E., Harvey, E. J., & Merle, G. (2020). Microelectrochemical smart needle for real time minimally invasive oximetry. Biosensors, 10(11), 157.

No.	Jenis Analisis	Potensi Dampak Terhadap Bisnis	Upaya Mengantisipasi atau Memanfaatkannya
1	Politik	–	–
2	Ekonomi	Gairah pasar terhadap kehadiran peralatan medis buatan dalam negeri dengan keunggulan manfaat dan harga yang kompetitif	Meningkatkan kualitas dengan standar internasional, serta mengikutsertakan dalam setiap kesempatan gelaran acara / pameran
3	Sosial	Kurangnya pemahaman literasi teknologi terkait penggunaan aplikasi. Dari sisi kebutuhan, masyarakat sangat membutuhkan peralatan medis yang tersedia di rumah maupun layanan kesehatan.	Menyediakan layanan keamanan data Back-up data otomatis untuk mencegah kehilangan data. Melakukan sosialisasi sadar kesehatan dan sekaligus mengadakan pemeriksaan kesehatan dini Encouragement terhadap masyarakat agar memeriksakan kesehatannya secara mandiri
4	Teknologi	Adanya teknologi digital berbasis aplikasi Dukungan IoT terhadap produk peralatan medis yang memudahkan akses data pemeriksaan kesehatan.	Hasil pemeriksaan tanda-tanda vital dapat diakses melalui aplikasi Android. Mencari / memanfaatkan platform yang mudah terintegrasi dengan IoT
5	Lingkungan	Kondisi kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh limbah medis.	Pemilihan material komponen yang eco-friendly dan mudah diganti. Mendesain produk yang reusable dan mempermudah proses maintenance agar mengurangi limbah medis dari penggunaan produk.

BAB II
IDEASI USAHA BERORIENTASI TEKNOLOGI

<![if !supportLists]>2.1. <![endif]>Latar Belakang Pemilihan Ide

Hingga kini, masih banyak persoalan yang belum teratasi dari penggunaan alat patient monitor yang kerap kita jumpai. Diantaranya borosnya (jumlah) pemakaian sensor (Tschool dkk, 2019) dan tidak portable (Randazzo, Pasero & Nawaretti, 2018) dalam pengoperasiannya. Di samping itu, mayoritas bahan sensornya bersifat sekali pakai (disposable), sehingga turut menghasilkan limbah medis (Hosseini dkk, 2020) bahkan beberapa dapat melukai kulit (Vieira dkk, 2020). Padahal apabila kita menilik lagi, peralatan patient monitor sekarang ini mestinya telah menerapkan pengiriman data secara real-time dengan mekanisme yang berjalan secara berkesinambungan, dan mampu menyajikan rekaman medis lengkap, sehingga dapat meminimalisir kesalahan pembacaan dan memungkinkan kita melangsungkan pemeriksaan mandiri.

Selain itu, saat ini penggunaan alat Patient Monitor saat ini juga tergolong susah dijangkau oleh mayoritas masyarakat. Hal ini dikarenakan penggunaan alat Patient monitor yang saat ini hanya tersedia di fasilitas kesehatan dan penggunaanya yang kurang efisien dikarenakan memakan waktu dalam menunggu hasilnya. Tentunya hal ini menjadi dasar dari alasan bahwa masyarakat lebih menginginkan dan membutuhkan alat patient monitor yang lebih efisien. Dalam hal ini efisien yang dimaksud oleh masyarakat/calon konsumen adalah bahwa alat ini sangat praktis digunakan dan tidak memakan waktu untuk melihat hasil dari pengecekan. Selain itu, masyarakat juga menginginkan dan membutuhkan alat patient monitor yang memiliki fungsi dapat mendeteksi dua alat vital ataupun lebih, namun memiliki design/bentuk yang sederhana.

Dari penelitian yang sudah kita lakukan melalui survey pemeriksaan kesehatan, hasil yang didapatkan yaitu 89,2 % masyarakat sangat membutuhkan alat Patient monitor untuk pemeriksaan kesehatan secara rutin dan 69,9% masyarakat mempertimbangkan aspek tersebut melalui dari kualitas produk. Untuk saat ini dalam penggunaan alat Patient monitor masyarakat saya membutuhkan untuk pemeriksaan Tekanan Darah, Gula Darah dan Suhu Tubuh, 73,9 % masyarakat membutuhkan untuk pengecekan tanda vital lebih dari dua tanda vital dengan harga terjangkau,sehingga masyarakat sangat membutuhkan penggunaan alat patient monitor.

Value proposition adalah sebuah nilai yang dijanjikan oleh perusahaan kepada pelanggan agar membeli produk dan/atau jasanya. Nilai ini yang kemudian dijadikan sebuah strategi pemasaran untuk menyampaikan pesan kepada pelanggan mengenai produk dan/atau jasa tersebut. HOPE Patient Monitoring mampu menjawab pertanyaan mengapa produk ini layak untuk dipilih, kelebihan yang dimiliki, hingga manfaatnya bagi pelanggan. Value proposition HOPE Patient Monitoring bisa memberitahu pelanggan sebuah alasan mengapa produk dan/atau jasa yang dikeluarkan sesuai dengan kebutuhan mereka.

Seperti yang disebutkan diatas, untuk bisa mengoptimalkan hal tersebut, ada beberapa elemen yang harus diperhatikan. Yang pertama adalah newness atau hal baru. Seperti HOPE Patient Monitoring yang memberikan inovasi alat kesehatan yang mampu membaca lebih dari satu tanda vital hanya dengan satu sensor saja. Kedua, harus memperhatikan performance produk. Umumnya, pelanggan lebih menyukai produk yang bisa awet dalam jangka waktu yang lama. Dalam hal ini, HOPE Patient Monitoring bersifat reusable-dapat digunakan berulang kali. Ketiga, Customization atau personalisasi, produk kami menyesuaikan dengan keinginan dan apa yang dibutuhkan oleh pelanggan dalam hal pengecekan kesehatan dengan akurat dan praktis. Keempat design, tanpa visualisasi yang orisinil dan khas, pelanggan akan dengan mudah melupakan produk kita.

Elemen value proposition yang kelima adalah problem solving atau pemecahan masalah. Dalam hal ini, HOPE Patient Monitoring tentu memberikan solusi atas masalah-masalah yang ada, yang paling sederhana adalah kami menawarkan pengecekan kesehatan secara mandiri tanpa harus ke RS, Klinik, dll. Keenam, Brand atau merek yang termasuk bagian terpenting karena brand sangat erat kaitannya dengan status individu. Selanjutnya kejutuh, harga yang kami tawarkan telah disesuaikan dengan kelas produk dan daya beli (buying power) konsumen yang kami tuju. Terakhir kedelapan adalah accessibility atau kemudahan dalam mengakses.

Pemodelan B2B (Business to Business) mengacu pada pola kerjasama / pemodalan bagi bisnis yang akan dijalankan untuk perusahaan vendor maupun investor. Penjualan dalam bisnis kami mengarah kepada lembaga pendidikan seperti sekolah kejuruan, akademi dan juga perusahaan untuk memenuhi kebutuhan sebagai fasilitas dalam melakukan pemeriksaan kesehatan, baik itu kepada para peserta didik ataupun karyawan di tempat tersebut. Selain itu, bisnis ini juga dapat diperuntukkan kepada distributor ataupun toko-toko alat kesehatan. Untuk itu, dibutuhkan pemodalan yang kuat agar dapat memproduksi secara massal dari peralatan medis HOPE Patient Monitoring supaya bisa memenuhi kebutuhan dari pasar sasaran. Oleh karena itu, dibutuhkan adanya kerjasama dengan investor, produsen dan distributor yang bergerak di bidang industri alat kesehatan.

Customer jobs mencakup masalah yang ingin diatasi atau kebutuhan yang berusaha dipenuhi masyarakat. Dalam hal Patient Monitor, harapan yang diinginkan konsumen dari penggunaan alat kesehatan ini adalah dapat memperoleh langsung hasil Check-Up yang dilakukan tanpa harus menunggu lama. Kemudian waktu pemeriksaan kesehatan dapat dilakukan secara lebih singkat dan dengan perolehan pembacaan tanda vital yang lengkap.

Dalam section customer pain, dapat digambarkan pengalaman negatif dan resiko yang calon pelanggan alami berkaitan dengan produk dan layanan serupa. Dalam hal Patient Monitor yang ada sekarang memiliki banyak kelemahan seperti produk yang tidak praktis dalam artian tidak mudah dibawa kemana-mana, perlu ke Rumah Sakit untuk melakukan pengecekan, harga relative mahal, dan memungkinkan untuk melukai kulit & disposable. Kita perlu mengenali bagaimana produk dan layanan yang kita berikan bisa mengurangi pain mereka.

Sementara dalam section Customer Gains, dapat digambarkan berupa keuntungan yang pelanggan harapkan. Hal ini merujuk pada apa saja yang bisa membuat pelanggan puas dengan produk dan layanan kita tawarkan dan hal- hal lain yang bisa meningkatkan value pelanggan. Keuntungan yang konsumen harapkan terkait alat kesehatan patient monitor yaitu mencakup hasil pemeriksaan yang cepat dan dapat melakukan pemeriksaan secara mandiri atau Self Monitoring.

Leave a Reply Cancel reply