Mandiri dan Berdaya dalam Berproduksi (21 Juni 2022)
June 21, 2022Periksa Kesehatan Cepat dan Mudah dengan REPO-HMS (Real Time and Portable Health Monitoring System) – 26 Juni 2023
June 26, 2023Health Monitoring, Merancang Pengembangan Berkelanjutan (23 Januari 2023)
Health Monitoring, Merancang Pengembangan Berkelanjutan
Satu pertanyaan besar kerap datang dari banyak pihak: “Seperti apa kebutuhan alat monitoring nantinya?” Sementara aneka alat monitoring telah hadir menyerbu pasar menawarkan harga bervariasi. Dan makin ke sini, kita pun makin dibuat ikut penasaran menantikan pelbagai kemajuan yang terus bermunculan di bidang teknologi kesehatan.
Maka dari itu, perlu ada sebuah alat monitoring yang mampu menjawab kebutuhan sentral dalam memeriksakan kesehatan. Sebut saja istilahnya health monitoring equipment. Lantas bicara kebutuhan tadi, kebutuhan yang seperti apa persisnya? Pertama mengirimkan data secara real-time (Griggs dkk, 2018). Kedua menggabungkan beragam tanda-tanda vital pada patient monitoring di ICU rumah sakit hingga menjadikannya portable (Randazzo, Pasero & Navaretti, 2018) juga terpadu dengan penggunanya. Ketiga ialah memungkinkan penggunaan peralatan monitoring tidak hanya khusus di ICU -melainkan di mana saja menyesuaikan peruntukan.
Bahkan usaha ini pun sudah melingkupi pula upaya mempersingkat pemeriksaan kesehatan secara bertahap: dari 60 detik, lalu menjadi 30 detik, berikutnya selama 20 detik, sampai ujungnya hanya perlu 15 atau bahkan belasan detik. Inilah cikal bakal merancang pengembangan berkelanjutan untuk peralatan Health Monitoring.
Kembangkan IoT dan Software
Mari kita mulai kupas dari aspek konektivitas peralatan Health Monitoring. Di sini, esensi yang mau diangkat ialah pembelajaran bermakna yang didapat perihal mengembangkan IoT dan software dengan terukur. Agar dapat menyediakan opsi selain layar aplikasi dalam menyajikan hasil pemeriksaan kesehatan dengan peralatan Health Monitoring.
Baiklah! Saatnya mengulas lebih dalam pembelajaran yang diperoleh terkait pengembangan terukur IoT maupun software. Pertama mengenai konektivitas IoT: tepatnya peralihan dari platform Arduino menuju ESP32. Bermula dari melihat terbatasnya konektivitas Arduino dengan fitur IoT dibandingkan platform ESP32, diambil upaya menjajaki ESP32.
Jadi, tidak ada pilihan selain MENAIKKAN DAYA JUANG menuntaskan persoalan yang amat menantang tadi. Bahkan masih ditemui segelintir rintangan kecil ketika permasalahannya sudah hampir rampung selesai. Namun berkat kegigihan menempuh pendekatan ini, setidaknya ada dua manfaat yang paling tampak. Tidak perlu menambahkan lagi modul Bluetooth ke dalam peralatan. Dan satu lagi, yakni meringkas dimensi rancangan PCB dari yang sudah ada. Artinya selain memangkas biaya, sekaligus pula mampu menyederhanakan komponen yang diperlukan peralatan Health Monitoring.
Sementara menyangkut pengembangan software, dua aspek berikut menjadi grand plan sentral untuk Health Monitoring: membuat variasi tampilan pada perangkat berbeda; dan memberikan penanda di setiap tanda vital yang ada. Variasi tampilan yang dimaksud tak lain dari tampilan layar aplikasi serta web dashboard di perangkat PC, laptop, tablet, maupun smartphone. Ini pun menyesuaikan ukuran layar masing-masing perangkat.
Terkait penanda tanda vital, intinya tidak sebatas menampilkan hasil pemeriksaan dalam bentuk nilai angka saja; melainkan malah justru memunculkan indikator dan/atau petunjuk yang jelas, ringkas juga mudah dipahami oleh pasien / pengguna Health Monitoring. Indikatornya bisa berupa petunjuk utuh yang muncul pada dashboard maupun layar aplikasi -dan lebih baik lagi mengikuti Batasan normal tiap tanda vitalnya; bahkan lebih bagus diberikan indikator warna. Kategori keadaan kesehatannya cukup disederhanakan jadi tiga: normal; waspada; dan bahaya. Demikian pembelajaran mengembangkan IoT dan software sebagai kiprah awal membenahi konektivitas pada peralatan Health Monitoring.
Esensi Berwirausaha
Tak kalah penting pula mengulas dinamika pembelajaran yang berjalan selama beberapa bulan perihal berwirausaha. Tepatnya melalui program intensif kewirausahaan yang diinisiasi oleh Kemendikbudristek sebagai perluasan dari kegiatan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM): Wirausaha Merdeka (WMK). Terlepas dari berbagai kekurangan selama pelaksanaan aktivitasnya, keproaktifan ini mengantarkan segenap tim menuju pada satu pemahaman krusial. Bagaimana mengawal kelangsungan entrepreneurial Health Monitoring melihat segi feasibility serta sustainability dalam berwirausaha?
Pendekatannya adalah dengan menjadikan tiga aspek berikut sebagai sentra kegiatan berwirausaha: berproduksi, product knowledge, dan strategi ber-marketing / berjualan. Dari aspek berproduksi, fokus utamanya berkisar pada peningkatan kesiapan dan kelayakan produk. Persisnya yakni berimprovisasi merancang fisik produk dan berkreasi menyegarkan kelengkapan produk lainnya untuk Health Monitoring lewat pendekatan kekinian agar makin menarik bagi khalayak luas.
Tidak sebatas menjaga fungsionalitas board PCB, namun perlu juga membuat casing produk yang estetik (aesthetic casing). Dan tak berhenti sampai di situ, memperindah visualisasi produk Health Monitoring pun menjadi langkah taktis yang ditempuh. Juga perencanaan lainnya berupa upaya membuat packaging (stiker, bungkus, atau sejenisnya) yang eye-catching serta merangkum petunjuk pemakaian -baik peralatan maupun aplikasi- ke dalam satu manual book ringkas, sehingga semakin memberikan kemudahan pengguna Health Monitoring.
Berikutnya masuk ke aspek product knowledge. Yang mau lebih banyak diangkat di sini ialah proses berdinamika mencapai kesadaran betapa pentingnya pemahaman komprehensif maupun penyajian product knowledge guna menunjang penyampaian keunggulan serta nilai tambah Health Monitoring secara efektif. Pertama-tama, perlu memastikan bahwa semua personil tim telah mendapatkan pemahaman menyeluruh mengenai isi product knowledge Health Monitoring yang akan disampaikan kepada calon penggunanya. Butuh waktu selama dua bulan lebih untuk mengasah wawasan, menyatukan persepsi antara satu dengan yang lain. Dan terkait penyajian product knowledge, yang terpenting merancang skema dalam rangka meremajakan penampilan visual, membuat penjelasan yang lugas, dan terutama memperbarui / menyegarkan cara menyampaikan intisarinya. Sampai puncaknya mampu membangkitkan awareness juga rasa penasaran segenap elemen masyarakat yang membacanya.
Sedangkan perihal berstrategi dalam marketing / jualan, pengerjaannya masih hanya berada di tahap perencanaan jangka menengah dan panjang. Akan tetapi, garis besar pembagian bidang kerjanya berdasarkan kebutuhan terkait marketing sudah terlaksana. Mulai dari market research yang sebagian penugasannya meliputi antara lain menganalisis pangsa pasar dan memformulasi value yang ada pada produk Health Monitoring. Lalu tim kreatif yang berkonsentrasi pada strategi menawarkan metode penjualan secara unik -sekaligus mencari pembelajaran dan melakukan formulasi bisnis yang tepat untuk keberlangsungan bisnis Health Monitoring menyesuaikan kebutuhan pasar dan pelanggan. Tak luput pula bagian R&D yang turut merekomendasikan strategi pengembangan kewirausahaan -di samping terus meriset komponen serta mengoptimalisasi peralatan. Inilah esensi berwirausaha yang sepatutnya dihidupkan kembali dengan cara menggembirakan.
Kolaborasi Lintas Keilmuan
Adapun kiprah nyata lainnya yang selalu diamalkan: bermitra, merangkul siapa saja dari segala penguasaan keilmuan yang beraspirasi mau bersinergi memajukan kesehatan / teknologi kesehatan. Seringkali penawaran kemitraan demikian melibatkan / datang dari bidang keilmuan selain keahlian elektronik-instrumentasi dan manufaktur. Ini guna memberdayakan sekaligus mengembangkan mereka lebih jauh lagi sejalan arah pengembangan Health Monitoring kedepannya.
Sebut saja dengan ilmu keperawatan. Pernah setahun lalu, Health Monitoring diikutsertakan dalam pengujian lab terhadap pasien di salah satu klinik Prodia bersama sebuah peralatan terapi berbasiskan lampu LED. Dan hasilnya pun menggembirakan. Pembacaan tanda-tanda vital pada peralatan Health Monitoring telah sesuai dengan alat monitoring tervalidasi yang menjadi acuan saat itu. Berangkat dari situlah dicanangkan satu skema pengerjaan yang melibatkan pihak keilmuan keperawatan. Bentuk kerjasamanya sendiri berupa penggunaan Health Monitoring untuk keperluan pengambilan data di mana nantinya diperbantukan oleh agen perawat. Alurnya bila disederhanakan terdiri dari lima tahapan: (1) testing peralatan; (2) pembuatan SOP dan manual ringkas pemakaian alat dan aplikasi; (3) pengiriman peralatan; (4) pemeriksaan terhadap pasien dewasa; (5) analisis dan pengolahan data.
Lagi, mahasiswa pun dapat turut berpartisipasi dalam pengerjaan mengembangkan Health Monitoring. Dan telah dibuka open recruitment (OPREC) magang proyek pengembangan Health Monitoring. Syaratnya bagi para mahasiswa cuma satu: mau bergiat, berkomitmen, dan bersungguh-sungguh selama bermagang. Bukan sebatas menuntaskan kewajiban belaka. Ini baru membedah pendekatan dari hulu ke tengah.
Lantas bagaimana yang dari tengah ke hilir, yaitu aspek bisnis / kewirausahaan? Bulan lalu, sudah diangkat perihal ini dalam pembahasan bersama dua dosen praktisi manajemen dari Universitas Pancasila. Beberapa masukan diantaranya mengenai penguatan personil, akses partisipasi publik, hingga soal perizinan. Namun lepas dari itu semua, sebagai penjajakan awal, kesepakatan yang dicapai ialah berkonsentrasi merancang lebih dahulu tahapan-tahapan pengerjaan untuk tiga aspek ini: inventarisasi produk (pembuatan katalog dan lain-lain); marketing research; dan terlebih networking. Itulah pentingnya berkiprah mengamalkan, menggaungkan usaha kolaborasi lintas keilmuan.
Bagi Peruntukkan
Selanjutnya dalam rangka memperlengkapi kebutuhan Health Monitoring sedemikian rupanya, langkah strategis yang ditempuh berupa pemetaan terhadap kebutuhan konsumen / pasar. Persisnya membagi peruntukkan pemakaian Health Monitoring secara practical. Konsepnya yakni membedakan model keluaran tiap peruntukannya. Merujuk pada kebutuhan penggunaan tadi, ada tiga macam tingkatan keluaran peralatan Health Monitoring.
Mulai dari keluaran modern observation yang penggunaannya lebih berfokus menyasar kalangan awam dengan keperluan screening singkat di rumah ataupun tempat lainnya. Lalu level new-leading di mana pemakaiannya mengarah pada berbagai fasilitas kesehatan (puskesmas, klinik serta rumah sakit) yang belum memiliki / menyediakan peralatan patient monitor -khususnya kelas C ke bawah. Sedangkan di tingkatan highly-enhanced, kebutuhannya diperuntukkan bagi rumah sakit berkarakteristik memerlukan observasi pasien memadai / menyeluruh (kelas B ke atas) -seperti keperluan rawat jalan.
Masih berlanjut membahas ketiga tingkatan keluaran di atas, fase berikutnya yaitu menyiasati rancangan manufaktur maupun akses menampilkan hasil pemeriksaan kesehatan menyelaraskan masing-masing kebutuhan peruntukannya. Pada versi modern observation, luarannya berbentuk alat Health Monitoring yang mudah dan praktis serta dapat masuk di kantong baju ataupun saku celana. Cara melihat hasil pemeriksaannya tidak lain dengan melihat layar aplikasi berbasis Android. Untuk kategori new-leading, bentuknya berupa Health Monitoring yang ditempatkan di meja serta terdapat layar LCD dalam peralatan guna melihat hasil pemeriksaan selain di layar aplikasi. Konsep serupa diterapkan pada model highly-enhanced Health Monitoring dengan ukuran display LCD lebih besar dari new-leading Health Monitoring. Meski begitu, semua keluaran tadi tetap mempunyai fungsional serta bagian inti dari Health Monitoring yang sama.
Menambah Tanda Vital dan Analisis Lanjutan
Perihal merancang pengembangan berkelanjutan untuk Health Monitoring mendatangnya, langkah esensial berikutnya ialah menambahkan tanda vital lainnya ke dalam peralatan di luar dari yang sudah ada. Pemilahan tanda vitalnya sendiri mengacu pada kebutuhan tanda-tanda vital paling mendesak dalam memantau pasien. Dari yang terurgen yaitu tekanan darah (sistol / diastol). Butuh disertai pula dengan frekuensi pernapasan (respiration rate / RR) guna mengetahui daya tampung oksigen pada paru-paru manusia. Lalu termasuk yang ikut melengkapi di sini berupa kadar gula darah (blood glucose level). Nantinya pun disusulkan secara bertahap tanda vital Health Monitoring lainnya: EMG, EKG, USG serta EEG. Dan usaha menambah tanda vital ini sejatinya berujung menyatukan pembacaan banyak tanda vital ke dalam satu peralatan. Singkatnya menggabungkan banyak alat monitoring jadi satu.
Tak luput juga memasukkan analisis lanjutan melihat hasil pemeriksaan kesehatan dengan Health Monitoring. Konsepnya yakni menghimpun semua kemungkinan kelainan maupun penyakit -termasuk yang langka- dalam analisis lanjutan tersebut berdasarkan perolehan nilai tanda vital hasil pemeriksaan kesehatan yang didapat.
Alurnya dimulai dengan memasukkan perolehan tanda vital dalam satu kumpulan data; diikuti pembelajaran oleh mesin. Baru sesudahnya mendiagnosis dengan pola / pattern yang telah terpetakan untuk tiap kelainan dan/atau penyakit yang ada -dan diakhiri dengan pengambilan keputusan dalam pengerjaan algoritmanya. Ringkasnya, butuh pendekatan machine learning beserta penyediaan big data yang memadai agar memungkinkan analisis lanjutannya bekerja efisien nan efektif. Rujukan penunjang yang mendukung kepresisian analisis lanjutan ini tidak lain adalah Batasan normal masing-masing tanda vital mengacu ke studi literatur ataupun hasil riset berupa pembelajaran machine learning / pengumpulan big data yang sudah berjalan.
Kecakapan dan Kemandirian Masyarakat
Sejatinya, dampak yang bisa tercapai lewat hadirnya Health Monitoring -serta kegigihan dan kesungguhan usaha merancang pengembangan berkelanjutan-nya kelak- ialah kecakapan dan kemandirian masyarakat. Cakap membuat keputusan berdasarkan hasil pemeriksaan kesehatan (self-decision making), dalam artian mampu menentukan perlu tidaknya merujuk diri ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat.
Juga utamanya mandiri dengan penuh kesadaran memeriksakan kesehatannya (self-monitoring). Sebab memang jauh lebih berdampak kala bisa menumbuhkan kemandirian masyarakat supaya mau memeriksakan kesehatannya sendiri. Artinya, segenap khalayak memampukan, memberdayakan dirinya agar bisa mengetahui kondisi kesehatannya melalui pemeriksaan (check-up) berkala secara mandiri memanfaatkan ketersediaan Health Monitoring. Di rumah, fasilitas kesehatan, perjalanan dinas, maupun tempat lainnya nanti.
Jadi, tinggal soal siapa yang PROAKTIF melihat peluang dan BERANI ambil kesempatan. Mari lekas gotong-royong bersinergi memajukan kesehatan Indonesia!
Juan Karnadi
Digital & Publikasi, Medical Device Development
Tim Inkubator UI & Yayasan Bayi Prematur Indonesia (YABAPI)
juan@inkubator-gratis.org
Mari kita mulai kupas dari aspek konektivitas peralatan Health Monitoring. Di sini, esensi yang mau diangkat ialah pembelajaran bermakna yang didapat perihal mengembangkan IoT dan software dengan terukur. Agar dapat menyediakan opsi selain layar aplikasi dalam menyajikan hasil pemeriksaan kesehatan dengan peralatan Health Monitoring.
Baiklah! Saatnya mengulas lebih dalam pembelajaran yang diperoleh terkait pengembangan terukur IoT maupun software. Pertama mengenai konektivitas IoT: tepatnya peralihan dari platform Arduino menuju ESP32. Bermula dari melihat terbatasnya konektivitas Arduino dengan fitur IoT dibandingkan platform ESP32, diambil upaya menjajaki ESP32.
Jadi, tidak ada pilihan selain MENAIKKAN DAYA JUANG menuntaskan persoalan yang amat menantang tadi. Bahkan masih ditemui segelintir rintangan kecil ketika permasalahannya sudah hampir rampung selesai. Namun berkat kegigihan menempuh pendekatan ini, setidaknya ada dua manfaat yang paling tampak. Tidak perlu menambahkan lagi modul Bluetooth ke dalam peralatan. Dan satu lagi, yakni meringkas dimensi rancangan PCB dari yang sudah ada. Artinya selain memangkas biaya, sekaligus pula mampu menyederhanakan komponen yang diperlukan peralatan Health Monitoring.
Sementara menyangkut pengembangan software, dua aspek berikut menjadi grand plan sentral untuk Health Monitoring: membuat variasi tampilan pada perangkat berbeda; dan memberikan penanda di setiap tanda vital yang ada. Variasi tampilan yang dimaksud tak lain dari tampilan layar aplikasi serta web dashboard di perangkat PC, laptop, tablet, maupun smartphone. Ini pun menyesuaikan ukuran layar masing-masing perangkat.
Terkait penanda tanda vital, intinya tidak sebatas menampilkan hasil pemeriksaan dalam bentuk nilai angka saja; melainkan malah justru memunculkan indikator dan/atau petunjuk yang jelas, ringkas juga mudah dipahami oleh pasien / pengguna Health Monitoring. Indikatornya bisa berupa petunjuk utuh yang muncul pada dashboard maupun layar aplikasi -dan lebih baik lagi mengikuti Batasan normal tiap tanda vitalnya; bahkan lebih bagus diberikan indikator warna. Kategori keadaan kesehatannya cukup disederhanakan jadi tiga: normal; waspada; dan bahaya. Demikian pembelajaran mengembangkan IoT dan software sebagai kiprah awal membenahi konektivitas pada peralatan Health Monitoring.
Tak kalah penting pula mengulas dinamika pembelajaran yang berjalan selama beberapa bulan perihal berwirausaha. Tepatnya melalui program intensif kewirausahaan yang diinisiasi oleh Kemendikbudristek sebagai perluasan dari kegiatan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM): Wirausaha Merdeka (WMK). Terlepas dari berbagai kekurangan selama pelaksanaan aktivitasnya, keproaktifan ini mengantarkan segenap tim menuju pada satu pemahaman krusial. Bagaimana mengawal kelangsungan entrepreneurial Health Monitoring melihat segi feasibility serta sustainability dalam berwirausaha?
Pendekatannya adalah dengan menjadikan tiga aspek berikut sebagai sentra kegiatan berwirausaha: berproduksi, product knowledge, dan strategi ber-marketing / berjualan. Dari aspek berproduksi, fokus utamanya berkisar pada peningkatan kesiapan dan kelayakan produk. Persisnya yakni berimprovisasi merancang fisik produk dan berkreasi menyegarkan kelengkapan produk lainnya untuk Health Monitoring lewat pendekatan kekinian agar makin menarik bagi khalayak luas.
Tidak sebatas menjaga fungsionalitas board PCB, namun perlu juga membuat casing produk yang estetik (aesthetic casing). Dan tak berhenti sampai di situ, memperindah visualisasi produk Health Monitoring pun menjadi langkah taktis yang ditempuh. Juga perencanaan lainnya berupa upaya membuat packaging (stiker, bungkus, atau sejenisnya) yang eye-catching serta merangkum petunjuk pemakaian -baik peralatan maupun aplikasi- ke dalam satu manual book ringkas, sehingga semakin memberikan kemudahan pengguna Health Monitoring.
Berikutnya masuk ke aspek product knowledge. Yang mau lebih banyak diangkat di sini ialah proses berdinamika mencapai kesadaran betapa pentingnya pemahaman komprehensif maupun penyajian product knowledge guna menunjang penyampaian keunggulan serta nilai tambah Health Monitoring secara efektif. Pertama-tama, perlu memastikan bahwa semua personil tim telah mendapatkan pemahaman menyeluruh mengenai isi product knowledge Health Monitoring yang akan disampaikan kepada calon penggunanya. Butuh waktu selama dua bulan lebih untuk mengasah wawasan, menyatukan persepsi antara satu dengan yang lain. Dan terkait penyajian product knowledge, yang terpenting merancang skema dalam rangka meremajakan penampilan visual, membuat penjelasan yang lugas, dan terutama memperbarui / menyegarkan cara menyampaikan intisarinya. Sampai puncaknya mampu membangkitkan awareness juga rasa penasaran segenap elemen masyarakat yang membacanya.
Sedangkan perihal berstrategi dalam marketing / jualan, pengerjaannya masih hanya berada di tahap perencanaan jangka menengah dan panjang. Akan tetapi, garis besar pembagian bidang kerjanya berdasarkan kebutuhan terkait marketing sudah terlaksana. Mulai dari market research yang sebagian penugasannya meliputi antara lain menganalisis pangsa pasar dan memformulasi value yang ada pada produk Health Monitoring. Lalu tim kreatif yang berkonsentrasi pada strategi menawarkan metode penjualan secara unik -sekaligus mencari pembelajaran dan melakukan formulasi bisnis yang tepat untuk keberlangsungan bisnis Health Monitoring menyesuaikan kebutuhan pasar dan pelanggan. Tak luput pula bagian R&D yang turut merekomendasikan strategi pengembangan kewirausahaan -di samping terus meriset komponen serta mengoptimalisasi peralatan. Inilah esensi berwirausaha yang sepatutnya dihidupkan kembali dengan cara menggembirakan.
Adapun kiprah nyata lainnya yang selalu diamalkan: bermitra, merangkul siapa saja dari segala penguasaan keilmuan yang beraspirasi mau bersinergi memajukan kesehatan / teknologi kesehatan. Seringkali penawaran kemitraan demikian melibatkan / datang dari bidang keilmuan selain keahlian elektronik-instrumentasi dan manufaktur. Ini guna memberdayakan sekaligus mengembangkan mereka lebih jauh lagi sejalan arah pengembangan Health Monitoring kedepannya.
Sebut saja dengan ilmu keperawatan. Pernah setahun lalu, Health Monitoring diikutsertakan dalam pengujian lab terhadap pasien di salah satu klinik Prodia bersama sebuah peralatan terapi berbasiskan lampu LED. Dan hasilnya pun menggembirakan. Pembacaan tanda-tanda vital pada peralatan Health Monitoring telah sesuai dengan alat monitoring tervalidasi yang menjadi acuan saat itu. Berangkat dari situlah dicanangkan satu skema pengerjaan yang melibatkan pihak keilmuan keperawatan. Bentuk kerjasamanya sendiri berupa penggunaan Health Monitoring untuk keperluan pengambilan data di mana nantinya diperbantukan oleh agen perawat. Alurnya bila disederhanakan terdiri dari lima tahapan: (1) testing peralatan; (2) pembuatan SOP dan manual ringkas pemakaian alat dan aplikasi; (3) pengiriman peralatan; (4) pemeriksaan terhadap pasien dewasa; (5) analisis dan pengolahan data.
Lagi, mahasiswa pun dapat turut berpartisipasi dalam pengerjaan mengembangkan Health Monitoring. Dan telah dibuka open recruitment (OPREC) magang proyek pengembangan Health Monitoring. Syaratnya bagi para mahasiswa cuma satu: mau bergiat, berkomitmen, dan bersungguh-sungguh selama bermagang. Bukan sebatas menuntaskan kewajiban belaka. Ini baru membedah pendekatan dari hulu ke tengah.
Lantas bagaimana yang dari tengah ke hilir, yaitu aspek bisnis / kewirausahaan? Bulan lalu, sudah diangkat perihal ini dalam pembahasan bersama dua dosen praktisi manajemen dari Universitas Pancasila. Beberapa masukan diantaranya mengenai penguatan personil, akses partisipasi publik, hingga soal perizinan. Namun lepas dari itu semua, sebagai penjajakan awal, kesepakatan yang dicapai ialah berkonsentrasi merancang lebih dahulu tahapan-tahapan pengerjaan untuk tiga aspek ini: inventarisasi produk (pembuatan katalog dan lain-lain); marketing research; dan terlebih networking. Itulah pentingnya berkiprah mengamalkan, menggaungkan usaha kolaborasi lintas keilmuan.
Mari kita mulai kupas dari aspek konektivitas peralatan Health Monitoring. Di sini, esensi yang mau diangkat ialah pembelajaran bermakna yang didapat perihal mengembangkan IoT dan software dengan terukur. Agar dapat menyediakan opsi selain layar aplikasi dalam menyajikan hasil pemeriksaan kesehatan dengan peralatan Health Monitoring.
Baiklah! Saatnya mengulas lebih dalam pembelajaran yang diperoleh terkait pengembangan terukur IoT maupun software. Pertama mengenai konektivitas IoT: tepatnya peralihan dari platform Arduino menuju ESP32. Bermula dari melihat terbatasnya konektivitas Arduino dengan fitur IoT dibandingkan platform ESP32, diambil upaya menjajaki ESP32.
Jadi, tidak ada pilihan selain MENAIKKAN DAYA JUANG menuntaskan persoalan yang amat menantang tadi. Bahkan masih ditemui segelintir rintangan kecil ketika permasalahannya sudah hampir rampung selesai. Namun berkat kegigihan menempuh pendekatan ini, setidaknya ada dua manfaat yang paling tampak. Tidak perlu menambahkan lagi modul Bluetooth ke dalam peralatan. Dan satu lagi, yakni meringkas dimensi rancangan PCB dari yang sudah ada. Artinya selain memangkas biaya, sekaligus pula mampu menyederhanakan komponen yang diperlukan peralatan Health Monitoring.
Sementara menyangkut pengembangan software, dua aspek berikut menjadi grand plan sentral untuk Health Monitoring: membuat variasi tampilan pada perangkat berbeda; dan memberikan penanda di setiap tanda vital yang ada. Variasi tampilan yang dimaksud tak lain dari tampilan layar aplikasi serta web dashboard di perangkat PC, laptop, tablet, maupun smartphone. Ini pun menyesuaikan ukuran layar masing-masing perangkat.
Terkait penanda tanda vital, intinya tidak sebatas menampilkan hasil pemeriksaan dalam bentuk nilai angka saja; melainkan malah justru memunculkan indikator dan/atau petunjuk yang jelas, ringkas juga mudah dipahami oleh pasien / pengguna Health Monitoring. Indikatornya bisa berupa petunjuk utuh yang muncul pada dashboard maupun layar aplikasi -dan lebih baik lagi mengikuti Batasan normal tiap tanda vitalnya; bahkan lebih bagus diberikan indikator warna. Kategori keadaan kesehatannya cukup disederhanakan jadi tiga: normal; waspada; dan bahaya. Demikian pembelajaran mengembangkan IoT dan software sebagai kiprah awal membenahi konektivitas pada peralatan Health Monitoring.
Tak kalah penting pula mengulas dinamika pembelajaran yang berjalan selama beberapa bulan perihal berwirausaha. Tepatnya melalui program intensif kewirausahaan yang diinisiasi oleh Kemendikbudristek sebagai perluasan dari kegiatan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM): Wirausaha Merdeka (WMK). Terlepas dari berbagai kekurangan selama pelaksanaan aktivitasnya, keproaktifan ini mengantarkan segenap tim menuju pada satu pemahaman krusial. Bagaimana mengawal kelangsungan entrepreneurial Health Monitoring melihat segi feasibility serta sustainability dalam berwirausaha?
Pendekatannya adalah dengan menjadikan tiga aspek berikut sebagai sentra kegiatan berwirausaha: berproduksi, product knowledge, dan strategi ber-marketing / berjualan. Dari aspek berproduksi, fokus utamanya berkisar pada peningkatan kesiapan dan kelayakan produk. Persisnya yakni berimprovisasi merancang fisik produk dan berkreasi menyegarkan kelengkapan produk lainnya untuk Health Monitoring lewat pendekatan kekinian agar makin menarik bagi khalayak luas.
Tidak sebatas menjaga fungsionalitas board PCB, namun perlu juga membuat casing produk yang estetik (aesthetic casing). Dan tak berhenti sampai di situ, memperindah visualisasi produk Health Monitoring pun menjadi langkah taktis yang ditempuh. Juga perencanaan lainnya berupa upaya membuat packaging (stiker, bungkus, atau sejenisnya) yang eye-catching serta merangkum petunjuk pemakaian -baik peralatan maupun aplikasi- ke dalam satu manual book ringkas, sehingga semakin memberikan kemudahan pengguna Health Monitoring.
Berikutnya masuk ke aspek product knowledge. Yang mau lebih banyak diangkat di sini ialah proses berdinamika mencapai kesadaran betapa pentingnya pemahaman komprehensif maupun penyajian product knowledge guna menunjang penyampaian keunggulan serta nilai tambah Health Monitoring secara efektif. Pertama-tama, perlu memastikan bahwa semua personil tim telah mendapatkan pemahaman menyeluruh mengenai isi product knowledge Health Monitoring yang akan disampaikan kepada calon penggunanya. Butuh waktu selama dua bulan lebih untuk mengasah wawasan, menyatukan persepsi antara satu dengan yang lain. Dan terkait penyajian product knowledge, yang terpenting merancang skema dalam rangka meremajakan penampilan visual, membuat penjelasan yang lugas, dan terutama memperbarui / menyegarkan cara menyampaikan intisarinya. Sampai puncaknya mampu membangkitkan awareness juga rasa penasaran segenap elemen masyarakat yang membacanya.
Sedangkan perihal berstrategi dalam marketing / jualan, pengerjaannya masih hanya berada di tahap perencanaan jangka menengah dan panjang. Akan tetapi, garis besar pembagian bidang kerjanya berdasarkan kebutuhan terkait marketing sudah terlaksana. Mulai dari market research yang sebagian penugasannya meliputi antara lain menganalisis pangsa pasar dan memformulasi value yang ada pada produk Health Monitoring. Lalu tim kreatif yang berkonsentrasi pada strategi menawarkan metode penjualan secara unik -sekaligus mencari pembelajaran dan melakukan formulasi bisnis yang tepat untuk keberlangsungan bisnis Health Monitoring menyesuaikan kebutuhan pasar dan pelanggan. Tak luput pula bagian R&D yang turut merekomendasikan strategi pengembangan kewirausahaan -di samping terus meriset komponen serta mengoptimalisasi peralatan. Inilah esensi berwirausaha yang sepatutnya dihidupkan kembali dengan cara menggembirakan.
Adapun kiprah nyata lainnya yang selalu diamalkan: bermitra, merangkul siapa saja dari segala penguasaan keilmuan yang beraspirasi mau bersinergi memajukan kesehatan / teknologi kesehatan. Seringkali penawaran kemitraan demikian melibatkan / datang dari bidang keilmuan selain keahlian elektronik-instrumentasi dan manufaktur. Ini guna memberdayakan sekaligus mengembangkan mereka lebih jauh lagi sejalan arah pengembangan Health Monitoring kedepannya.
Sebut saja dengan ilmu keperawatan. Pernah setahun lalu, Health Monitoring diikutsertakan dalam pengujian lab terhadap pasien di salah satu klinik Prodia bersama sebuah peralatan terapi berbasiskan lampu LED. Dan hasilnya pun menggembirakan. Pembacaan tanda-tanda vital pada peralatan Health Monitoring telah sesuai dengan alat monitoring tervalidasi yang menjadi acuan saat itu. Berangkat dari situlah dicanangkan satu skema pengerjaan yang melibatkan pihak keilmuan keperawatan. Bentuk kerjasamanya sendiri berupa penggunaan Health Monitoring untuk keperluan pengambilan data di mana nantinya diperbantukan oleh agen perawat. Alurnya bila disederhanakan terdiri dari lima tahapan: (1) testing peralatan; (2) pembuatan SOP dan manual ringkas pemakaian alat dan aplikasi; (3) pengiriman peralatan; (4) pemeriksaan terhadap pasien dewasa; (5) analisis dan pengolahan data.
Lagi, mahasiswa pun dapat turut berpartisipasi dalam pengerjaan mengembangkan Health Monitoring. Dan telah dibuka open recruitment (OPREC) magang proyek pengembangan Health Monitoring. Syaratnya bagi para mahasiswa cuma satu: mau bergiat, berkomitmen, dan bersungguh-sungguh selama bermagang. Bukan sebatas menuntaskan kewajiban belaka. Ini baru membedah pendekatan dari hulu ke tengah.
Lantas bagaimana yang dari tengah ke hilir, yaitu aspek bisnis / kewirausahaan? Bulan lalu, sudah diangkat perihal ini dalam pembahasan bersama dua dosen praktisi manajemen dari Universitas Pancasila. Beberapa masukan diantaranya mengenai penguatan personil, akses partisipasi publik, hingga soal perizinan. Namun lepas dari itu semua, sebagai penjajakan awal, kesepakatan yang dicapai ialah berkonsentrasi merancang lebih dahulu tahapan-tahapan pengerjaan untuk tiga aspek ini: inventarisasi produk (pembuatan katalog dan lain-lain); marketing research; dan terlebih networking. Itulah pentingnya berkiprah mengamalkan, menggaungkan usaha kolaborasi lintas keilmuan.
Mari kita mulai kupas dari aspek konektivitas peralatan Health Monitoring. Di sini, esensi yang mau diangkat ialah pembelajaran bermakna yang didapat perihal mengembangkan IoT dan software dengan terukur. Agar dapat menyediakan opsi selain layar aplikasi dalam menyajikan hasil pemeriksaan kesehatan dengan peralatan Health Monitoring.
Baiklah! Saatnya mengulas lebih dalam pembelajaran yang diperoleh terkait pengembangan terukur IoT maupun software. Pertama mengenai konektivitas IoT: tepatnya peralihan dari platform Arduino menuju ESP32. Bermula dari melihat terbatasnya konektivitas Arduino dengan fitur IoT dibandingkan platform ESP32, diambil upaya menjajaki ESP32.
Jadi, tidak ada pilihan selain MENAIKKAN DAYA JUANG menuntaskan persoalan yang amat menantang tadi. Bahkan masih ditemui segelintir rintangan kecil ketika permasalahannya sudah hampir rampung selesai. Namun berkat kegigihan menempuh pendekatan ini, setidaknya ada dua manfaat yang paling tampak. Tidak perlu menambahkan lagi modul Bluetooth ke dalam peralatan. Dan satu lagi, yakni meringkas dimensi rancangan PCB dari yang sudah ada. Artinya selain memangkas biaya, sekaligus pula mampu menyederhanakan komponen yang diperlukan peralatan Health Monitoring.
Sementara menyangkut pengembangan software, dua aspek berikut menjadi grand plan sentral untuk Health Monitoring: membuat variasi tampilan pada perangkat berbeda; dan memberikan penanda di setiap tanda vital yang ada. Variasi tampilan yang dimaksud tak lain dari tampilan layar aplikasi serta web dashboard di perangkat PC, laptop, tablet, maupun smartphone. Ini pun menyesuaikan ukuran layar masing-masing perangkat.
Terkait penanda tanda vital, intinya tidak sebatas menampilkan hasil pemeriksaan dalam bentuk nilai angka saja; melainkan malah justru memunculkan indikator dan/atau petunjuk yang jelas, ringkas juga mudah dipahami oleh pasien / pengguna Health Monitoring. Indikatornya bisa berupa petunjuk utuh yang muncul pada dashboard maupun layar aplikasi -dan lebih baik lagi mengikuti Batasan normal tiap tanda vitalnya; bahkan lebih bagus diberikan indikator warna. Kategori keadaan kesehatannya cukup disederhanakan jadi tiga: normal; waspada; dan bahaya. Demikian pembelajaran mengembangkan IoT dan software sebagai kiprah awal membenahi konektivitas pada peralatan Health Monitoring.
Tak kalah penting pula mengulas dinamika pembelajaran yang berjalan selama beberapa bulan perihal berwirausaha. Tepatnya melalui program intensif kewirausahaan yang diinisiasi oleh Kemendikbudristek sebagai perluasan dari kegiatan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM): Wirausaha Merdeka (WMK). Terlepas dari berbagai kekurangan selama pelaksanaan aktivitasnya, keproaktifan ini mengantarkan segenap tim menuju pada satu pemahaman krusial. Bagaimana mengawal kelangsungan entrepreneurial Health Monitoring melihat segi feasibility serta sustainability dalam berwirausaha?
Pendekatannya adalah dengan menjadikan tiga aspek berikut sebagai sentra kegiatan berwirausaha: berproduksi, product knowledge, dan strategi ber-marketing / berjualan. Dari aspek berproduksi, fokus utamanya berkisar pada peningkatan kesiapan dan kelayakan produk. Persisnya yakni berimprovisasi merancang fisik produk dan berkreasi menyegarkan kelengkapan produk lainnya untuk Health Monitoring lewat pendekatan kekinian agar makin menarik bagi khalayak luas.
Tidak sebatas menjaga fungsionalitas board PCB, namun perlu juga membuat casing produk yang estetik (aesthetic casing). Dan tak berhenti sampai di situ, memperindah visualisasi produk Health Monitoring pun menjadi langkah taktis yang ditempuh. Juga perencanaan lainnya berupa upaya membuat packaging (stiker, bungkus, atau sejenisnya) yang eye-catching serta merangkum petunjuk pemakaian -baik peralatan maupun aplikasi- ke dalam satu manual book ringkas, sehingga semakin memberikan kemudahan pengguna Health Monitoring.
Berikutnya masuk ke aspek product knowledge. Yang mau lebih banyak diangkat di sini ialah proses berdinamika mencapai kesadaran betapa pentingnya pemahaman komprehensif maupun penyajian product knowledge guna menunjang penyampaian keunggulan serta nilai tambah Health Monitoring secara efektif. Pertama-tama, perlu memastikan bahwa semua personil tim telah mendapatkan pemahaman menyeluruh mengenai isi product knowledge Health Monitoring yang akan disampaikan kepada calon penggunanya. Butuh waktu selama dua bulan lebih untuk mengasah wawasan, menyatukan persepsi antara satu dengan yang lain. Dan terkait penyajian product knowledge, yang terpenting merancang skema dalam rangka meremajakan penampilan visual, membuat penjelasan yang lugas, dan terutama memperbarui / menyegarkan cara menyampaikan intisarinya. Sampai puncaknya mampu membangkitkan awareness juga rasa penasaran segenap elemen masyarakat yang membacanya.
Sedangkan perihal berstrategi dalam marketing / jualan, pengerjaannya masih hanya berada di tahap perencanaan jangka menengah dan panjang. Akan tetapi, garis besar pembagian bidang kerjanya berdasarkan kebutuhan terkait marketing sudah terlaksana. Mulai dari market research yang sebagian penugasannya meliputi antara lain menganalisis pangsa pasar dan memformulasi value yang ada pada produk Health Monitoring. Lalu tim kreatif yang berkonsentrasi pada strategi menawarkan metode penjualan secara unik -sekaligus mencari pembelajaran dan melakukan formulasi bisnis yang tepat untuk keberlangsungan bisnis Health Monitoring menyesuaikan kebutuhan pasar dan pelanggan. Tak luput pula bagian R&D yang turut merekomendasikan strategi pengembangan kewirausahaan -di samping terus meriset komponen serta mengoptimalisasi peralatan. Inilah esensi berwirausaha yang sepatutnya dihidupkan kembali dengan cara menggembirakan.
Adapun kiprah nyata lainnya yang selalu diamalkan: bermitra, merangkul siapa saja dari segala penguasaan keilmuan yang beraspirasi mau bersinergi memajukan kesehatan / teknologi kesehatan. Seringkali penawaran kemitraan demikian melibatkan / datang dari bidang keilmuan selain keahlian elektronik-instrumentasi dan manufaktur. Ini guna memberdayakan sekaligus mengembangkan mereka lebih jauh lagi sejalan arah pengembangan Health Monitoring kedepannya.
Sebut saja dengan ilmu keperawatan. Pernah setahun lalu, Health Monitoring diikutsertakan dalam pengujian lab terhadap pasien di salah satu klinik Prodia bersama sebuah peralatan terapi berbasiskan lampu LED. Dan hasilnya pun menggembirakan. Pembacaan tanda-tanda vital pada peralatan Health Monitoring telah sesuai dengan alat monitoring tervalidasi yang menjadi acuan saat itu. Berangkat dari situlah dicanangkan satu skema pengerjaan yang melibatkan pihak keilmuan keperawatan. Bentuk kerjasamanya sendiri berupa penggunaan Health Monitoring untuk keperluan pengambilan data di mana nantinya diperbantukan oleh agen perawat. Alurnya bila disederhanakan terdiri dari lima tahapan: (1) testing peralatan; (2) pembuatan SOP dan manual ringkas pemakaian alat dan aplikasi; (3) pengiriman peralatan; (4) pemeriksaan terhadap pasien dewasa; (5) analisis dan pengolahan data.
Lagi, mahasiswa pun dapat turut berpartisipasi dalam pengerjaan mengembangkan Health Monitoring. Dan telah dibuka open recruitment (OPREC) magang proyek pengembangan Health Monitoring. Syaratnya bagi para mahasiswa cuma satu: mau bergiat, berkomitmen, dan bersungguh-sungguh selama bermagang. Bukan sebatas menuntaskan kewajiban belaka. Ini baru membedah pendekatan dari hulu ke tengah.
Lantas bagaimana yang dari tengah ke hilir, yaitu aspek bisnis / kewirausahaan? Bulan lalu, sudah diangkat perihal ini dalam pembahasan bersama dua dosen praktisi manajemen dari Universitas Pancasila. Beberapa masukan diantaranya mengenai penguatan personil, akses partisipasi publik, hingga soal perizinan. Namun lepas dari itu semua, sebagai penjajakan awal, kesepakatan yang dicapai ialah berkonsentrasi merancang lebih dahulu tahapan-tahapan pengerjaan untuk tiga aspek ini: inventarisasi produk (pembuatan katalog dan lain-lain); marketing research; dan terlebih networking. Itulah pentingnya berkiprah mengamalkan, menggaungkan usaha kolaborasi lintas keilmuan.
Mari kita mulai kupas dari aspek konektivitas peralatan Health Monitoring. Di sini, esensi yang mau diangkat ialah pembelajaran bermakna yang didapat perihal mengembangkan IoT dan software dengan terukur. Agar dapat menyediakan opsi selain layar aplikasi dalam menyajikan hasil pemeriksaan kesehatan dengan peralatan Health Monitoring.
Baiklah! Saatnya mengulas lebih dalam pembelajaran yang diperoleh terkait pengembangan terukur IoT maupun software. Pertama mengenai konektivitas IoT: tepatnya peralihan dari platform Arduino menuju ESP32. Bermula dari melihat terbatasnya konektivitas Arduino dengan fitur IoT dibandingkan platform ESP32, diambil upaya menjajaki ESP32.
Jadi, tidak ada pilihan selain MENAIKKAN DAYA JUANG menuntaskan persoalan yang amat menantang tadi. Bahkan masih ditemui segelintir rintangan kecil ketika permasalahannya sudah hampir rampung selesai. Namun berkat kegigihan menempuh pendekatan ini, setidaknya ada dua manfaat yang paling tampak. Tidak perlu menambahkan lagi modul Bluetooth ke dalam peralatan. Dan satu lagi, yakni meringkas dimensi rancangan PCB dari yang sudah ada. Artinya selain memangkas biaya, sekaligus pula mampu menyederhanakan komponen yang diperlukan peralatan Health Monitoring.
Sementara menyangkut pengembangan software, dua aspek berikut menjadi grand plan sentral untuk Health Monitoring: membuat variasi tampilan pada perangkat berbeda; dan memberikan penanda di setiap tanda vital yang ada. Variasi tampilan yang dimaksud tak lain dari tampilan layar aplikasi serta web dashboard di perangkat PC, laptop, tablet, maupun smartphone. Ini pun menyesuaikan ukuran layar masing-masing perangkat.
Terkait penanda tanda vital, intinya tidak sebatas menampilkan hasil pemeriksaan dalam bentuk nilai angka saja; melainkan malah justru memunculkan indikator dan/atau petunjuk yang jelas, ringkas juga mudah dipahami oleh pasien / pengguna Health Monitoring. Indikatornya bisa berupa petunjuk utuh yang muncul pada dashboard maupun layar aplikasi -dan lebih baik lagi mengikuti Batasan normal tiap tanda vitalnya; bahkan lebih bagus diberikan indikator warna. Kategori keadaan kesehatannya cukup disederhanakan jadi tiga: normal; waspada; dan bahaya. Demikian pembelajaran mengembangkan IoT dan software sebagai kiprah awal membenahi konektivitas pada peralatan Health Monitoring.
Tak kalah penting pula mengulas dinamika pembelajaran yang berjalan selama beberapa bulan perihal berwirausaha. Tepatnya melalui program intensif kewirausahaan yang diinisiasi oleh Kemendikbudristek sebagai perluasan dari kegiatan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM): Wirausaha Merdeka (WMK). Terlepas dari berbagai kekurangan selama pelaksanaan aktivitasnya, keproaktifan ini mengantarkan segenap tim menuju pada satu pemahaman krusial. Bagaimana mengawal kelangsungan entrepreneurial Health Monitoring melihat segi feasibility serta sustainability dalam berwirausaha?
Pendekatannya adalah dengan menjadikan tiga aspek berikut sebagai sentra kegiatan berwirausaha: berproduksi, product knowledge, dan strategi ber-marketing / berjualan. Dari aspek berproduksi, fokus utamanya berkisar pada peningkatan kesiapan dan kelayakan produk. Persisnya yakni berimprovisasi merancang fisik produk dan berkreasi menyegarkan kelengkapan produk lainnya untuk Health Monitoring lewat pendekatan kekinian agar makin menarik bagi khalayak luas.
Tidak sebatas menjaga fungsionalitas board PCB, namun perlu juga membuat casing produk yang estetik (aesthetic casing). Dan tak berhenti sampai di situ, memperindah visualisasi produk Health Monitoring pun menjadi langkah taktis yang ditempuh. Juga perencanaan lainnya berupa upaya membuat packaging (stiker, bungkus, atau sejenisnya) yang eye-catching serta merangkum petunjuk pemakaian -baik peralatan maupun aplikasi- ke dalam satu manual book ringkas, sehingga semakin memberikan kemudahan pengguna Health Monitoring.
Berikutnya masuk ke aspek product knowledge. Yang mau lebih banyak diangkat di sini ialah proses berdinamika mencapai kesadaran betapa pentingnya pemahaman komprehensif maupun penyajian product knowledge guna menunjang penyampaian keunggulan serta nilai tambah Health Monitoring secara efektif. Pertama-tama, perlu memastikan bahwa semua personil tim telah mendapatkan pemahaman menyeluruh mengenai isi product knowledge Health Monitoring yang akan disampaikan kepada calon penggunanya. Butuh waktu selama dua bulan lebih untuk mengasah wawasan, menyatukan persepsi antara satu dengan yang lain. Dan terkait penyajian product knowledge, yang terpenting merancang skema dalam rangka meremajakan penampilan visual, membuat penjelasan yang lugas, dan terutama memperbarui / menyegarkan cara menyampaikan intisarinya. Sampai puncaknya mampu membangkitkan awareness juga rasa penasaran segenap elemen masyarakat yang membacanya.
Sedangkan perihal berstrategi dalam marketing / jualan, pengerjaannya masih hanya berada di tahap perencanaan jangka menengah dan panjang. Akan tetapi, garis besar pembagian bidang kerjanya berdasarkan kebutuhan terkait marketing sudah terlaksana. Mulai dari market research yang sebagian penugasannya meliputi antara lain menganalisis pangsa pasar dan memformulasi value yang ada pada produk Health Monitoring. Lalu tim kreatif yang berkonsentrasi pada strategi menawarkan metode penjualan secara unik -sekaligus mencari pembelajaran dan melakukan formulasi bisnis yang tepat untuk keberlangsungan bisnis Health Monitoring menyesuaikan kebutuhan pasar dan pelanggan. Tak luput pula bagian R&D yang turut merekomendasikan strategi pengembangan kewirausahaan -di samping terus meriset komponen serta mengoptimalisasi peralatan. Inilah esensi berwirausaha yang sepatutnya dihidupkan kembali dengan cara menggembirakan.
Adapun kiprah nyata lainnya yang selalu diamalkan: bermitra, merangkul siapa saja dari segala penguasaan keilmuan yang beraspirasi mau bersinergi memajukan kesehatan / teknologi kesehatan. Seringkali penawaran kemitraan demikian melibatkan / datang dari bidang keilmuan selain keahlian elektronik-instrumentasi dan manufaktur. Ini guna memberdayakan sekaligus mengembangkan mereka lebih jauh lagi sejalan arah pengembangan Health Monitoring kedepannya.
Sebut saja dengan ilmu keperawatan. Pernah setahun lalu, Health Monitoring diikutsertakan dalam pengujian lab terhadap pasien di salah satu klinik Prodia bersama sebuah peralatan terapi berbasiskan lampu LED. Dan hasilnya pun menggembirakan. Pembacaan tanda-tanda vital pada peralatan Health Monitoring telah sesuai dengan alat monitoring tervalidasi yang menjadi acuan saat itu. Berangkat dari situlah dicanangkan satu skema pengerjaan yang melibatkan pihak keilmuan keperawatan. Bentuk kerjasamanya sendiri berupa penggunaan Health Monitoring untuk keperluan pengambilan data di mana nantinya diperbantukan oleh agen perawat. Alurnya bila disederhanakan terdiri dari lima tahapan: (1) testing peralatan; (2) pembuatan SOP dan manual ringkas pemakaian alat dan aplikasi; (3) pengiriman peralatan; (4) pemeriksaan terhadap pasien dewasa; (5) analisis dan pengolahan data.
Lagi, mahasiswa pun dapat turut berpartisipasi dalam pengerjaan mengembangkan Health Monitoring. Dan telah dibuka open recruitment (OPREC) magang proyek pengembangan Health Monitoring. Syaratnya bagi para mahasiswa cuma satu: mau bergiat, berkomitmen, dan bersungguh-sungguh selama bermagang. Bukan sebatas menuntaskan kewajiban belaka. Ini baru membedah pendekatan dari hulu ke tengah.
Lantas bagaimana yang dari tengah ke hilir, yaitu aspek bisnis / kewirausahaan? Bulan lalu, sudah diangkat perihal ini dalam pembahasan bersama dua dosen praktisi manajemen dari Universitas Pancasila. Beberapa masukan diantaranya mengenai penguatan personil, akses partisipasi publik, hingga soal perizinan. Namun lepas dari itu semua, sebagai penjajakan awal, kesepakatan yang dicapai ialah berkonsentrasi merancang lebih dahulu tahapan-tahapan pengerjaan untuk tiga aspek ini: inventarisasi produk (pembuatan katalog dan lain-lain); marketing research; dan terlebih networking. Itulah pentingnya berkiprah mengamalkan, menggaungkan usaha kolaborasi lintas keilmuan.
Mari kita mulai kupas dari aspek konektivitas peralatan Health Monitoring. Di sini, esensi yang mau diangkat ialah pembelajaran bermakna yang didapat perihal mengembangkan IoT dan software dengan terukur. Agar dapat menyediakan opsi selain layar aplikasi dalam menyajikan hasil pemeriksaan kesehatan dengan peralatan Health Monitoring.
Baiklah! Saatnya mengulas lebih dalam pembelajaran yang diperoleh terkait pengembangan terukur IoT maupun software. Pertama mengenai konektivitas IoT: tepatnya peralihan dari platform Arduino menuju ESP32. Bermula dari melihat terbatasnya konektivitas Arduino dengan fitur IoT dibandingkan platform ESP32, diambil upaya menjajaki ESP32.
Jadi, tidak ada pilihan selain MENAIKKAN DAYA JUANG menuntaskan persoalan yang amat menantang tadi. Bahkan masih ditemui segelintir rintangan kecil ketika permasalahannya sudah hampir rampung selesai. Namun berkat kegigihan menempuh pendekatan ini, setidaknya ada dua manfaat yang paling tampak. Tidak perlu menambahkan lagi modul Bluetooth ke dalam peralatan. Dan satu lagi, yakni meringkas dimensi rancangan PCB dari yang sudah ada. Artinya selain memangkas biaya, sekaligus pula mampu menyederhanakan komponen yang diperlukan peralatan Health Monitoring.
Sementara menyangkut pengembangan software, dua aspek berikut menjadi grand plan sentral untuk Health Monitoring: membuat variasi tampilan pada perangkat berbeda; dan memberikan penanda di setiap tanda vital yang ada. Variasi tampilan yang dimaksud tak lain dari tampilan layar aplikasi serta web dashboard di perangkat PC, laptop, tablet, maupun smartphone. Ini pun menyesuaikan ukuran layar masing-masing perangkat.
Terkait penanda tanda vital, intinya tidak sebatas menampilkan hasil pemeriksaan dalam bentuk nilai angka saja; melainkan malah justru memunculkan indikator dan/atau petunjuk yang jelas, ringkas juga mudah dipahami oleh pasien / pengguna Health Monitoring. Indikatornya bisa berupa petunjuk utuh yang muncul pada dashboard maupun layar aplikasi -dan lebih baik lagi mengikuti Batasan normal tiap tanda vitalnya; bahkan lebih bagus diberikan indikator warna. Kategori keadaan kesehatannya cukup disederhanakan jadi tiga: normal; waspada; dan bahaya. Demikian pembelajaran mengembangkan IoT dan software sebagai kiprah awal membenahi konektivitas pada peralatan Health Monitoring.
Tak kalah penting pula mengulas dinamika pembelajaran yang berjalan selama beberapa bulan perihal berwirausaha. Tepatnya melalui program intensif kewirausahaan yang diinisiasi oleh Kemendikbudristek sebagai perluasan dari kegiatan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM): Wirausaha Merdeka (WMK). Terlepas dari berbagai kekurangan selama pelaksanaan aktivitasnya, keproaktifan ini mengantarkan segenap tim menuju pada satu pemahaman krusial. Bagaimana mengawal kelangsungan entrepreneurial Health Monitoring melihat segi feasibility serta sustainability dalam berwirausaha?
Pendekatannya adalah dengan menjadikan tiga aspek berikut sebagai sentra kegiatan berwirausaha: berproduksi, product knowledge, dan strategi ber-marketing / berjualan. Dari aspek berproduksi, fokus utamanya berkisar pada peningkatan kesiapan dan kelayakan produk. Persisnya yakni berimprovisasi merancang fisik produk dan berkreasi menyegarkan kelengkapan produk lainnya untuk Health Monitoring lewat pendekatan kekinian agar makin menarik bagi khalayak luas.
Tidak sebatas menjaga fungsionalitas board PCB, namun perlu juga membuat casing produk yang estetik (aesthetic casing). Dan tak berhenti sampai di situ, memperindah visualisasi produk Health Monitoring pun menjadi langkah taktis yang ditempuh. Juga perencanaan lainnya berupa upaya membuat packaging (stiker, bungkus, atau sejenisnya) yang eye-catching serta merangkum petunjuk pemakaian -baik peralatan maupun aplikasi- ke dalam satu manual book ringkas, sehingga semakin memberikan kemudahan pengguna Health Monitoring.
Berikutnya masuk ke aspek product knowledge. Yang mau lebih banyak diangkat di sini ialah proses berdinamika mencapai kesadaran betapa pentingnya pemahaman komprehensif maupun penyajian product knowledge guna menunjang penyampaian keunggulan serta nilai tambah Health Monitoring secara efektif. Pertama-tama, perlu memastikan bahwa semua personil tim telah mendapatkan pemahaman menyeluruh mengenai isi product knowledge Health Monitoring yang akan disampaikan kepada calon penggunanya. Butuh waktu selama dua bulan lebih untuk mengasah wawasan, menyatukan persepsi antara satu dengan yang lain. Dan terkait penyajian product knowledge, yang terpenting merancang skema dalam rangka meremajakan penampilan visual, membuat penjelasan yang lugas, dan terutama memperbarui / menyegarkan cara menyampaikan intisarinya. Sampai puncaknya mampu membangkitkan awareness juga rasa penasaran segenap elemen masyarakat yang membacanya.
Sedangkan perihal berstrategi dalam marketing / jualan, pengerjaannya masih hanya berada di tahap perencanaan jangka menengah dan panjang. Akan tetapi, garis besar pembagian bidang kerjanya berdasarkan kebutuhan terkait marketing sudah terlaksana. Mulai dari market research yang sebagian penugasannya meliputi antara lain menganalisis pangsa pasar dan memformulasi value yang ada pada produk Health Monitoring. Lalu tim kreatif yang berkonsentrasi pada strategi menawarkan metode penjualan secara unik -sekaligus mencari pembelajaran dan melakukan formulasi bisnis yang tepat untuk keberlangsungan bisnis Health Monitoring menyesuaikan kebutuhan pasar dan pelanggan. Tak luput pula bagian R&D yang turut merekomendasikan strategi pengembangan kewirausahaan -di samping terus meriset komponen serta mengoptimalisasi peralatan. Inilah esensi berwirausaha yang sepatutnya dihidupkan kembali dengan cara menggembirakan.
Adapun kiprah nyata lainnya yang selalu diamalkan: bermitra, merangkul siapa saja dari segala penguasaan keilmuan yang beraspirasi mau bersinergi memajukan kesehatan / teknologi kesehatan. Seringkali penawaran kemitraan demikian melibatkan / datang dari bidang keilmuan selain keahlian elektronik-instrumentasi dan manufaktur. Ini guna memberdayakan sekaligus mengembangkan mereka lebih jauh lagi sejalan arah pengembangan Health Monitoring kedepannya.
Sebut saja dengan ilmu keperawatan. Pernah setahun lalu, Health Monitoring diikutsertakan dalam pengujian lab terhadap pasien di salah satu klinik Prodia bersama sebuah peralatan terapi berbasiskan lampu LED. Dan hasilnya pun menggembirakan. Pembacaan tanda-tanda vital pada peralatan Health Monitoring telah sesuai dengan alat monitoring tervalidasi yang menjadi acuan saat itu. Berangkat dari situlah dicanangkan satu skema pengerjaan yang melibatkan pihak keilmuan keperawatan. Bentuk kerjasamanya sendiri berupa penggunaan Health Monitoring untuk keperluan pengambilan data di mana nantinya diperbantukan oleh agen perawat. Alurnya bila disederhanakan terdiri dari lima tahapan: (1) testing peralatan; (2) pembuatan SOP dan manual ringkas pemakaian alat dan aplikasi; (3) pengiriman peralatan; (4) pemeriksaan terhadap pasien dewasa; (5) analisis dan pengolahan data.
Lagi, mahasiswa pun dapat turut berpartisipasi dalam pengerjaan mengembangkan Health Monitoring. Dan telah dibuka open recruitment (OPREC) magang proyek pengembangan Health Monitoring. Syaratnya bagi para mahasiswa cuma satu: mau bergiat, berkomitmen, dan bersungguh-sungguh selama bermagang. Bukan sebatas menuntaskan kewajiban belaka. Ini baru membedah pendekatan dari hulu ke tengah.
Lantas bagaimana yang dari tengah ke hilir, yaitu aspek bisnis / kewirausahaan? Bulan lalu, sudah diangkat perihal ini dalam pembahasan bersama dua dosen praktisi manajemen dari Universitas Pancasila. Beberapa masukan diantaranya mengenai penguatan personil, akses partisipasi publik, hingga soal perizinan. Namun lepas dari itu semua, sebagai penjajakan awal, kesepakatan yang dicapai ialah berkonsentrasi merancang lebih dahulu tahapan-tahapan pengerjaan untuk tiga aspek ini: inventarisasi produk (pembuatan katalog dan lain-lain); marketing research; dan terlebih networking. Itulah pentingnya berkiprah mengamalkan, menggaungkan usaha kolaborasi lintas keilmuan.
Mari kita mulai kupas dari aspek konektivitas peralatan Health Monitoring. Di sini, esensi yang mau diangkat ialah pembelajaran bermakna yang didapat perihal mengembangkan IoT dan software dengan terukur. Agar dapat menyediakan opsi selain layar aplikasi dalam menyajikan hasil pemeriksaan kesehatan dengan peralatan Health Monitoring.
Baiklah! Saatnya mengulas lebih dalam pembelajaran yang diperoleh terkait pengembangan terukur IoT maupun software. Pertama mengenai konektivitas IoT: tepatnya peralihan dari platform Arduino menuju ESP32. Bermula dari melihat terbatasnya konektivitas Arduino dengan fitur IoT dibandingkan platform ESP32, diambil upaya menjajaki ESP32.
Jadi, tidak ada pilihan selain MENAIKKAN DAYA JUANG menuntaskan persoalan yang amat menantang tadi. Bahkan masih ditemui segelintir rintangan kecil ketika permasalahannya sudah hampir rampung selesai. Namun berkat kegigihan menempuh pendekatan ini, setidaknya ada dua manfaat yang paling tampak. Tidak perlu menambahkan lagi modul Bluetooth ke dalam peralatan. Dan satu lagi, yakni meringkas dimensi rancangan PCB dari yang sudah ada. Artinya selain memangkas biaya, sekaligus pula mampu menyederhanakan komponen yang diperlukan peralatan Health Monitoring.
Sementara menyangkut pengembangan software, dua aspek berikut menjadi grand plan sentral untuk Health Monitoring: membuat variasi tampilan pada perangkat berbeda; dan memberikan penanda di setiap tanda vital yang ada. Variasi tampilan yang dimaksud tak lain dari tampilan layar aplikasi serta web dashboard di perangkat PC, laptop, tablet, maupun smartphone. Ini pun menyesuaikan ukuran layar masing-masing perangkat.
Terkait penanda tanda vital, intinya tidak sebatas menampilkan hasil pemeriksaan dalam bentuk nilai angka saja; melainkan malah justru memunculkan indikator dan/atau petunjuk yang jelas, ringkas juga mudah dipahami oleh pasien / pengguna Health Monitoring. Indikatornya bisa berupa petunjuk utuh yang muncul pada dashboard maupun layar aplikasi -dan lebih baik lagi mengikuti Batasan normal tiap tanda vitalnya; bahkan lebih bagus diberikan indikator warna. Kategori keadaan kesehatannya cukup disederhanakan jadi tiga: normal; waspada; dan bahaya. Demikian pembelajaran mengembangkan IoT dan software sebagai kiprah awal membenahi konektivitas pada peralatan Health Monitoring.
Tak kalah penting pula mengulas dinamika pembelajaran yang berjalan selama beberapa bulan perihal berwirausaha. Tepatnya melalui program intensif kewirausahaan yang diinisiasi oleh Kemendikbudristek sebagai perluasan dari kegiatan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM): Wirausaha Merdeka (WMK). Terlepas dari berbagai kekurangan selama pelaksanaan aktivitasnya, keproaktifan ini mengantarkan segenap tim menuju pada satu pemahaman krusial. Bagaimana mengawal kelangsungan entrepreneurial Health Monitoring melihat segi feasibility serta sustainability dalam berwirausaha?
Pendekatannya adalah dengan menjadikan tiga aspek berikut sebagai sentra kegiatan berwirausaha: berproduksi, product knowledge, dan strategi ber-marketing / berjualan. Dari aspek berproduksi, fokus utamanya berkisar pada peningkatan kesiapan dan kelayakan produk. Persisnya yakni berimprovisasi merancang fisik produk dan berkreasi menyegarkan kelengkapan produk lainnya untuk Health Monitoring lewat pendekatan kekinian agar makin menarik bagi khalayak luas.
Tidak sebatas menjaga fungsionalitas board PCB, namun perlu juga membuat casing produk yang estetik (aesthetic casing). Dan tak berhenti sampai di situ, memperindah visualisasi produk Health Monitoring pun menjadi langkah taktis yang ditempuh. Juga perencanaan lainnya berupa upaya membuat packaging (stiker, bungkus, atau sejenisnya) yang eye-catching serta merangkum petunjuk pemakaian -baik peralatan maupun aplikasi- ke dalam satu manual book ringkas, sehingga semakin memberikan kemudahan pengguna Health Monitoring.
Berikutnya masuk ke aspek product knowledge. Yang mau lebih banyak diangkat di sini ialah proses berdinamika mencapai kesadaran betapa pentingnya pemahaman komprehensif maupun penyajian product knowledge guna menunjang penyampaian keunggulan serta nilai tambah Health Monitoring secara efektif. Pertama-tama, perlu memastikan bahwa semua personil tim telah mendapatkan pemahaman menyeluruh mengenai isi product knowledge Health Monitoring yang akan disampaikan kepada calon penggunanya. Butuh waktu selama dua bulan lebih untuk mengasah wawasan, menyatukan persepsi antara satu dengan yang lain. Dan terkait penyajian product knowledge, yang terpenting merancang skema dalam rangka meremajakan penampilan visual, membuat penjelasan yang lugas, dan terutama memperbarui / menyegarkan cara menyampaikan intisarinya. Sampai puncaknya mampu membangkitkan awareness juga rasa penasaran segenap elemen masyarakat yang membacanya.
Sedangkan perihal berstrategi dalam marketing / jualan, pengerjaannya masih hanya berada di tahap perencanaan jangka menengah dan panjang. Akan tetapi, garis besar pembagian bidang kerjanya berdasarkan kebutuhan terkait marketing sudah terlaksana. Mulai dari market research yang sebagian penugasannya meliputi antara lain menganalisis pangsa pasar dan memformulasi value yang ada pada produk Health Monitoring. Lalu tim kreatif yang berkonsentrasi pada strategi menawarkan metode penjualan secara unik -sekaligus mencari pembelajaran dan melakukan formulasi bisnis yang tepat untuk keberlangsungan bisnis Health Monitoring menyesuaikan kebutuhan pasar dan pelanggan. Tak luput pula bagian R&D yang turut merekomendasikan strategi pengembangan kewirausahaan -di samping terus meriset komponen serta mengoptimalisasi peralatan. Inilah esensi berwirausaha yang sepatutnya dihidupkan kembali dengan cara menggembirakan.
Adapun kiprah nyata lainnya yang selalu diamalkan: bermitra, merangkul siapa saja dari segala penguasaan keilmuan yang beraspirasi mau bersinergi memajukan kesehatan / teknologi kesehatan. Seringkali penawaran kemitraan demikian melibatkan / datang dari bidang keilmuan selain keahlian elektronik-instrumentasi dan manufaktur. Ini guna memberdayakan sekaligus mengembangkan mereka lebih jauh lagi sejalan arah pengembangan Health Monitoring kedepannya.
Sebut saja dengan ilmu keperawatan. Pernah setahun lalu, Health Monitoring diikutsertakan dalam pengujian lab terhadap pasien di salah satu klinik Prodia bersama sebuah peralatan terapi berbasiskan lampu LED. Dan hasilnya pun menggembirakan. Pembacaan tanda-tanda vital pada peralatan Health Monitoring telah sesuai dengan alat monitoring tervalidasi yang menjadi acuan saat itu. Berangkat dari situlah dicanangkan satu skema pengerjaan yang melibatkan pihak keilmuan keperawatan. Bentuk kerjasamanya sendiri berupa penggunaan Health Monitoring untuk keperluan pengambilan data di mana nantinya diperbantukan oleh agen perawat. Alurnya bila disederhanakan terdiri dari lima tahapan: (1) testing peralatan; (2) pembuatan SOP dan manual ringkas pemakaian alat dan aplikasi; (3) pengiriman peralatan; (4) pemeriksaan terhadap pasien dewasa; (5) analisis dan pengolahan data.
Lagi, mahasiswa pun dapat turut berpartisipasi dalam pengerjaan mengembangkan Health Monitoring. Dan telah dibuka open recruitment (OPREC) magang proyek pengembangan Health Monitoring. Syaratnya bagi para mahasiswa cuma satu: mau bergiat, berkomitmen, dan bersungguh-sungguh selama bermagang. Bukan sebatas menuntaskan kewajiban belaka. Ini baru membedah pendekatan dari hulu ke tengah.
Lantas bagaimana yang dari tengah ke hilir, yaitu aspek bisnis / kewirausahaan? Bulan lalu, sudah diangkat perihal ini dalam pembahasan bersama dua dosen praktisi manajemen dari Universitas Pancasila. Beberapa masukan diantaranya mengenai penguatan personil, akses partisipasi publik, hingga soal perizinan. Namun lepas dari itu semua, sebagai penjajakan awal, kesepakatan yang dicapai ialah berkonsentrasi merancang lebih dahulu tahapan-tahapan pengerjaan untuk tiga aspek ini: inventarisasi produk (pembuatan katalog dan lain-lain); marketing research; dan terlebih networking. Itulah pentingnya berkiprah mengamalkan, menggaungkan usaha kolaborasi lintas keilmuan.
Mari kita mulai kupas dari aspek konektivitas peralatan Health Monitoring. Di sini, esensi yang mau diangkat ialah pembelajaran bermakna yang didapat perihal mengembangkan IoT dan software dengan terukur. Agar dapat menyediakan opsi selain layar aplikasi dalam menyajikan hasil pemeriksaan kesehatan dengan peralatan Health Monitoring.
Baiklah! Saatnya mengulas lebih dalam pembelajaran yang diperoleh terkait pengembangan terukur IoT maupun software. Pertama mengenai konektivitas IoT: tepatnya peralihan dari platform Arduino menuju ESP32. Bermula dari melihat terbatasnya konektivitas Arduino dengan fitur IoT dibandingkan platform ESP32, diambil upaya menjajaki ESP32.
Jadi, tidak ada pilihan selain MENAIKKAN DAYA JUANG menuntaskan persoalan yang amat menantang tadi. Bahkan masih ditemui segelintir rintangan kecil ketika permasalahannya sudah hampir rampung selesai. Namun berkat kegigihan menempuh pendekatan ini, setidaknya ada dua manfaat yang paling tampak. Tidak perlu menambahkan lagi modul Bluetooth ke dalam peralatan. Dan satu lagi, yakni meringkas dimensi rancangan PCB dari yang sudah ada. Artinya selain memangkas biaya, sekaligus pula mampu menyederhanakan komponen yang diperlukan peralatan Health Monitoring.
Sementara menyangkut pengembangan software, dua aspek berikut menjadi grand plan sentral untuk Health Monitoring: membuat variasi tampilan pada perangkat berbeda; dan memberikan penanda di setiap tanda vital yang ada. Variasi tampilan yang dimaksud tak lain dari tampilan layar aplikasi serta web dashboard di perangkat PC, laptop, tablet, maupun smartphone. Ini pun menyesuaikan ukuran layar masing-masing perangkat.
Terkait penanda tanda vital, intinya tidak sebatas menampilkan hasil pemeriksaan dalam bentuk nilai angka saja; melainkan malah justru memunculkan indikator dan/atau petunjuk yang jelas, ringkas juga mudah dipahami oleh pasien / pengguna Health Monitoring. Indikatornya bisa berupa petunjuk utuh yang muncul pada dashboard maupun layar aplikasi -dan lebih baik lagi mengikuti Batasan normal tiap tanda vitalnya; bahkan lebih bagus diberikan indikator warna. Kategori keadaan kesehatannya cukup disederhanakan jadi tiga: normal; waspada; dan bahaya. Demikian pembelajaran mengembangkan IoT dan software sebagai kiprah awal membenahi konektivitas pada peralatan Health Monitoring.
Tak kalah penting pula mengulas dinamika pembelajaran yang berjalan selama beberapa bulan perihal berwirausaha. Tepatnya melalui program intensif kewirausahaan yang diinisiasi oleh Kemendikbudristek sebagai perluasan dari kegiatan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM): Wirausaha Merdeka (WMK). Terlepas dari berbagai kekurangan selama pelaksanaan aktivitasnya, keproaktifan ini mengantarkan segenap tim menuju pada satu pemahaman krusial. Bagaimana mengawal kelangsungan entrepreneurial Health Monitoring melihat segi feasibility serta sustainability dalam berwirausaha?
Pendekatannya adalah dengan menjadikan tiga aspek berikut sebagai sentra kegiatan berwirausaha: berproduksi, product knowledge, dan strategi ber-marketing / berjualan. Dari aspek berproduksi, fokus utamanya berkisar pada peningkatan kesiapan dan kelayakan produk. Persisnya yakni berimprovisasi merancang fisik produk dan berkreasi menyegarkan kelengkapan produk lainnya untuk Health Monitoring lewat pendekatan kekinian agar makin menarik bagi khalayak luas.
Tidak sebatas menjaga fungsionalitas board PCB, namun perlu juga membuat casing produk yang estetik (aesthetic casing). Dan tak berhenti sampai di situ, memperindah visualisasi produk Health Monitoring pun menjadi langkah taktis yang ditempuh. Juga perencanaan lainnya berupa upaya membuat packaging (stiker, bungkus, atau sejenisnya) yang eye-catching serta merangkum petunjuk pemakaian -baik peralatan maupun aplikasi- ke dalam satu manual book ringkas, sehingga semakin memberikan kemudahan pengguna Health Monitoring.
Berikutnya masuk ke aspek product knowledge. Yang mau lebih banyak diangkat di sini ialah proses berdinamika mencapai kesadaran betapa pentingnya pemahaman komprehensif maupun penyajian product knowledge guna menunjang penyampaian keunggulan serta nilai tambah Health Monitoring secara efektif. Pertama-tama, perlu memastikan bahwa semua personil tim telah mendapatkan pemahaman menyeluruh mengenai isi product knowledge Health Monitoring yang akan disampaikan kepada calon penggunanya. Butuh waktu selama dua bulan lebih untuk mengasah wawasan, menyatukan persepsi antara satu dengan yang lain. Dan terkait penyajian product knowledge, yang terpenting merancang skema dalam rangka meremajakan penampilan visual, membuat penjelasan yang lugas, dan terutama memperbarui / menyegarkan cara menyampaikan intisarinya. Sampai puncaknya mampu membangkitkan awareness juga rasa penasaran segenap elemen masyarakat yang membacanya.
Sedangkan perihal berstrategi dalam marketing / jualan, pengerjaannya masih hanya berada di tahap perencanaan jangka menengah dan panjang. Akan tetapi, garis besar pembagian bidang kerjanya berdasarkan kebutuhan terkait marketing sudah terlaksana. Mulai dari market research yang sebagian penugasannya meliputi antara lain menganalisis pangsa pasar dan memformulasi value yang ada pada produk Health Monitoring. Lalu tim kreatif yang berkonsentrasi pada strategi menawarkan metode penjualan secara unik -sekaligus mencari pembelajaran dan melakukan formulasi bisnis yang tepat untuk keberlangsungan bisnis Health Monitoring menyesuaikan kebutuhan pasar dan pelanggan. Tak luput pula bagian R&D yang turut merekomendasikan strategi pengembangan kewirausahaan -di samping terus meriset komponen serta mengoptimalisasi peralatan. Inilah esensi berwirausaha yang sepatutnya dihidupkan kembali dengan cara menggembirakan.
Adapun kiprah nyata lainnya yang selalu diamalkan: bermitra, merangkul siapa saja dari segala penguasaan keilmuan yang beraspirasi mau bersinergi memajukan kesehatan / teknologi kesehatan. Seringkali penawaran kemitraan demikian melibatkan / datang dari bidang keilmuan selain keahlian elektronik-instrumentasi dan manufaktur. Ini guna memberdayakan sekaligus mengembangkan mereka lebih jauh lagi sejalan arah pengembangan Health Monitoring kedepannya.
Sebut saja dengan ilmu keperawatan. Pernah setahun lalu, Health Monitoring diikutsertakan dalam pengujian lab terhadap pasien di salah satu klinik Prodia bersama sebuah peralatan terapi berbasiskan lampu LED. Dan hasilnya pun menggembirakan. Pembacaan tanda-tanda vital pada peralatan Health Monitoring telah sesuai dengan alat monitoring tervalidasi yang menjadi acuan saat itu. Berangkat dari situlah dicanangkan satu skema pengerjaan yang melibatkan pihak keilmuan keperawatan. Bentuk kerjasamanya sendiri berupa penggunaan Health Monitoring untuk keperluan pengambilan data di mana nantinya diperbantukan oleh agen perawat. Alurnya bila disederhanakan terdiri dari lima tahapan: (1) testing peralatan; (2) pembuatan SOP dan manual ringkas pemakaian alat dan aplikasi; (3) pengiriman peralatan; (4) pemeriksaan terhadap pasien dewasa; (5) analisis dan pengolahan data.
Lagi, mahasiswa pun dapat turut berpartisipasi dalam pengerjaan mengembangkan Health Monitoring. Dan telah dibuka open recruitment (OPREC) magang proyek pengembangan Health Monitoring. Syaratnya bagi para mahasiswa cuma satu: mau bergiat, berkomitmen, dan bersungguh-sungguh selama bermagang. Bukan sebatas menuntaskan kewajiban belaka. Ini baru membedah pendekatan dari hulu ke tengah.
Lantas bagaimana yang dari tengah ke hilir, yaitu aspek bisnis / kewirausahaan? Bulan lalu, sudah diangkat perihal ini dalam pembahasan bersama dua dosen praktisi manajemen dari Universitas Pancasila. Beberapa masukan diantaranya mengenai penguatan personil, akses partisipasi publik, hingga soal perizinan. Namun lepas dari itu semua, sebagai penjajakan awal, kesepakatan yang dicapai ialah berkonsentrasi merancang lebih dahulu tahapan-tahapan pengerjaan untuk tiga aspek ini: inventarisasi produk (pembuatan katalog dan lain-lain); marketing research; dan terlebih networking. Itulah pentingnya berkiprah mengamalkan, menggaungkan usaha kolaborasi lintas keilmuan.
Mari kita mulai kupas dari aspek konektivitas peralatan Health Monitoring. Di sini, esensi yang mau diangkat ialah pembelajaran bermakna yang didapat perihal mengembangkan IoT dan software dengan terukur. Agar dapat menyediakan opsi selain layar aplikasi dalam menyajikan hasil pemeriksaan kesehatan dengan peralatan Health Monitoring.
Baiklah! Saatnya mengulas lebih dalam pembelajaran yang diperoleh terkait pengembangan terukur IoT maupun software. Pertama mengenai konektivitas IoT: tepatnya peralihan dari platform Arduino menuju ESP32. Bermula dari melihat terbatasnya konektivitas Arduino dengan fitur IoT dibandingkan platform ESP32, diambil upaya menjajaki ESP32.
Jadi, tidak ada pilihan selain MENAIKKAN DAYA JUANG menuntaskan persoalan yang amat menantang tadi. Bahkan masih ditemui segelintir rintangan kecil ketika permasalahannya sudah hampir rampung selesai. Namun berkat kegigihan menempuh pendekatan ini, setidaknya ada dua manfaat yang paling tampak. Tidak perlu menambahkan lagi modul Bluetooth ke dalam peralatan. Dan satu lagi, yakni meringkas dimensi rancangan PCB dari yang sudah ada. Artinya selain memangkas biaya, sekaligus pula mampu menyederhanakan komponen yang diperlukan peralatan Health Monitoring.
Sementara menyangkut pengembangan software, dua aspek berikut menjadi grand plan sentral untuk Health Monitoring: membuat variasi tampilan pada perangkat berbeda; dan memberikan penanda di setiap tanda vital yang ada. Variasi tampilan yang dimaksud tak lain dari tampilan layar aplikasi serta web dashboard di perangkat PC, laptop, tablet, maupun smartphone. Ini pun menyesuaikan ukuran layar masing-masing perangkat.
Terkait penanda tanda vital, intinya tidak sebatas menampilkan hasil pemeriksaan dalam bentuk nilai angka saja; melainkan malah justru memunculkan indikator dan/atau petunjuk yang jelas, ringkas juga mudah dipahami oleh pasien / pengguna Health Monitoring. Indikatornya bisa berupa petunjuk utuh yang muncul pada dashboard maupun layar aplikasi -dan lebih baik lagi mengikuti Batasan normal tiap tanda vitalnya; bahkan lebih bagus diberikan indikator warna. Kategori keadaan kesehatannya cukup disederhanakan jadi tiga: normal; waspada; dan bahaya. Demikian pembelajaran mengembangkan IoT dan software sebagai kiprah awal membenahi konektivitas pada peralatan Health Monitoring.
Tak kalah penting pula mengulas dinamika pembelajaran yang berjalan selama beberapa bulan perihal berwirausaha. Tepatnya melalui program intensif kewirausahaan yang diinisiasi oleh Kemendikbudristek sebagai perluasan dari kegiatan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM): Wirausaha Merdeka (WMK). Terlepas dari berbagai kekurangan selama pelaksanaan aktivitasnya, keproaktifan ini mengantarkan segenap tim menuju pada satu pemahaman krusial. Bagaimana mengawal kelangsungan entrepreneurial Health Monitoring melihat segi feasibility serta sustainability dalam berwirausaha?
Pendekatannya adalah dengan menjadikan tiga aspek berikut sebagai sentra kegiatan berwirausaha: berproduksi, product knowledge, dan strategi ber-marketing / berjualan. Dari aspek berproduksi, fokus utamanya berkisar pada peningkatan kesiapan dan kelayakan produk. Persisnya yakni berimprovisasi merancang fisik produk dan berkreasi menyegarkan kelengkapan produk lainnya untuk Health Monitoring lewat pendekatan kekinian agar makin menarik bagi khalayak luas.
Tidak sebatas menjaga fungsionalitas board PCB, namun perlu juga membuat casing produk yang estetik (aesthetic casing). Dan tak berhenti sampai di situ, memperindah visualisasi produk Health Monitoring pun menjadi langkah taktis yang ditempuh. Juga perencanaan lainnya berupa upaya membuat packaging (stiker, bungkus, atau sejenisnya) yang eye-catching serta merangkum petunjuk pemakaian -baik peralatan maupun aplikasi- ke dalam satu manual book ringkas, sehingga semakin memberikan kemudahan pengguna Health Monitoring.
Berikutnya masuk ke aspek product knowledge. Yang mau lebih banyak diangkat di sini ialah proses berdinamika mencapai kesadaran betapa pentingnya pemahaman komprehensif maupun penyajian product knowledge guna menunjang penyampaian keunggulan serta nilai tambah Health Monitoring secara efektif. Pertama-tama, perlu memastikan bahwa semua personil tim telah mendapatkan pemahaman menyeluruh mengenai isi product knowledge Health Monitoring yang akan disampaikan kepada calon penggunanya. Butuh waktu selama dua bulan lebih untuk mengasah wawasan, menyatukan persepsi antara satu dengan yang lain. Dan terkait penyajian product knowledge, yang terpenting merancang skema dalam rangka meremajakan penampilan visual, membuat penjelasan yang lugas, dan terutama memperbarui / menyegarkan cara menyampaikan intisarinya. Sampai puncaknya mampu membangkitkan awareness juga rasa penasaran segenap elemen masyarakat yang membacanya.
Sedangkan perihal berstrategi dalam marketing / jualan, pengerjaannya masih hanya berada di tahap perencanaan jangka menengah dan panjang. Akan tetapi, garis besar pembagian bidang kerjanya berdasarkan kebutuhan terkait marketing sudah terlaksana. Mulai dari market research yang sebagian penugasannya meliputi antara lain menganalisis pangsa pasar dan memformulasi value yang ada pada produk Health Monitoring. Lalu tim kreatif yang berkonsentrasi pada strategi menawarkan metode penjualan secara unik -sekaligus mencari pembelajaran dan melakukan formulasi bisnis yang tepat untuk keberlangsungan bisnis Health Monitoring menyesuaikan kebutuhan pasar dan pelanggan. Tak luput pula bagian R&D yang turut merekomendasikan strategi pengembangan kewirausahaan -di samping terus meriset komponen serta mengoptimalisasi peralatan. Inilah esensi berwirausaha yang sepatutnya dihidupkan kembali dengan cara menggembirakan.
Adapun kiprah nyata lainnya yang selalu diamalkan: bermitra, merangkul siapa saja dari segala penguasaan keilmuan yang beraspirasi mau bersinergi memajukan kesehatan / teknologi kesehatan. Seringkali penawaran kemitraan demikian melibatkan / datang dari bidang keilmuan selain keahlian elektronik-instrumentasi dan manufaktur. Ini guna memberdayakan sekaligus mengembangkan mereka lebih jauh lagi sejalan arah pengembangan Health Monitoring kedepannya.
Sebut saja dengan ilmu keperawatan. Pernah setahun lalu, Health Monitoring diikutsertakan dalam pengujian lab terhadap pasien di salah satu klinik Prodia bersama sebuah peralatan terapi berbasiskan lampu LED. Dan hasilnya pun menggembirakan. Pembacaan tanda-tanda vital pada peralatan Health Monitoring telah sesuai dengan alat monitoring tervalidasi yang menjadi acuan saat itu. Berangkat dari situlah dicanangkan satu skema pengerjaan yang melibatkan pihak keilmuan keperawatan. Bentuk kerjasamanya sendiri berupa penggunaan Health Monitoring untuk keperluan pengambilan data di mana nantinya diperbantukan oleh agen perawat. Alurnya bila disederhanakan terdiri dari lima tahapan: (1) testing peralatan; (2) pembuatan SOP dan manual ringkas pemakaian alat dan aplikasi; (3) pengiriman peralatan; (4) pemeriksaan terhadap pasien dewasa; (5) analisis dan pengolahan data.
Lagi, mahasiswa pun dapat turut berpartisipasi dalam pengerjaan mengembangkan Health Monitoring. Dan telah dibuka open recruitment (OPREC) magang proyek pengembangan Health Monitoring. Syaratnya bagi para mahasiswa cuma satu: mau bergiat, berkomitmen, dan bersungguh-sungguh selama bermagang. Bukan sebatas menuntaskan kewajiban belaka. Ini baru membedah pendekatan dari hulu ke tengah.
Lantas bagaimana yang dari tengah ke hilir, yaitu aspek bisnis / kewirausahaan? Bulan lalu, sudah diangkat perihal ini dalam pembahasan bersama dua dosen praktisi manajemen dari Universitas Pancasila. Beberapa masukan diantaranya mengenai penguatan personil, akses partisipasi publik, hingga soal perizinan. Namun lepas dari itu semua, sebagai penjajakan awal, kesepakatan yang dicapai ialah berkonsentrasi merancang lebih dahulu tahapan-tahapan pengerjaan untuk tiga aspek ini: inventarisasi produk (pembuatan katalog dan lain-lain); marketing research; dan terlebih networking. Itulah pentingnya berkiprah mengamalkan, menggaungkan usaha kolaborasi lintas keilmuan.
Mari kita mulai kupas dari aspek konektivitas peralatan Health Monitoring. Di sini, esensi yang mau diangkat ialah pembelajaran bermakna yang didapat perihal mengembangkan IoT dan software dengan terukur. Agar dapat menyediakan opsi selain layar aplikasi dalam menyajikan hasil pemeriksaan kesehatan dengan peralatan Health Monitoring.
Baiklah! Saatnya mengulas lebih dalam pembelajaran yang diperoleh terkait pengembangan terukur IoT maupun software. Pertama mengenai konektivitas IoT: tepatnya peralihan dari platform Arduino menuju ESP32. Bermula dari melihat terbatasnya konektivitas Arduino dengan fitur IoT dibandingkan platform ESP32, diambil upaya menjajaki ESP32.
Jadi, tidak ada pilihan selain MENAIKKAN DAYA JUANG menuntaskan persoalan yang amat menantang tadi. Bahkan masih ditemui segelintir rintangan kecil ketika permasalahannya sudah hampir rampung selesai. Namun berkat kegigihan menempuh pendekatan ini, setidaknya ada dua manfaat yang paling tampak. Tidak perlu menambahkan lagi modul Bluetooth ke dalam peralatan. Dan satu lagi, yakni meringkas dimensi rancangan PCB dari yang sudah ada. Artinya selain memangkas biaya, sekaligus pula mampu menyederhanakan komponen yang diperlukan peralatan Health Monitoring.
Sementara menyangkut pengembangan software, dua aspek berikut menjadi grand plan sentral untuk Health Monitoring: membuat variasi tampilan pada perangkat berbeda; dan memberikan penanda di setiap tanda vital yang ada. Variasi tampilan yang dimaksud tak lain dari tampilan layar aplikasi serta web dashboard di perangkat PC, laptop, tablet, maupun smartphone. Ini pun menyesuaikan ukuran layar masing-masing perangkat.
Terkait penanda tanda vital, intinya tidak sebatas menampilkan hasil pemeriksaan dalam bentuk nilai angka saja; melainkan malah justru memunculkan indikator dan/atau petunjuk yang jelas, ringkas juga mudah dipahami oleh pasien / pengguna Health Monitoring. Indikatornya bisa berupa petunjuk utuh yang muncul pada dashboard maupun layar aplikasi -dan lebih baik lagi mengikuti Batasan normal tiap tanda vitalnya; bahkan lebih bagus diberikan indikator warna. Kategori keadaan kesehatannya cukup disederhanakan jadi tiga: normal; waspada; dan bahaya. Demikian pembelajaran mengembangkan IoT dan software sebagai kiprah awal membenahi konektivitas pada peralatan Health Monitoring.
Tak kalah penting pula mengulas dinamika pembelajaran yang berjalan selama beberapa bulan perihal berwirausaha. Tepatnya melalui program intensif kewirausahaan yang diinisiasi oleh Kemendikbudristek sebagai perluasan dari kegiatan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM): Wirausaha Merdeka (WMK). Terlepas dari berbagai kekurangan selama pelaksanaan aktivitasnya, keproaktifan ini mengantarkan segenap tim menuju pada satu pemahaman krusial. Bagaimana mengawal kelangsungan entrepreneurial Health Monitoring melihat segi feasibility serta sustainability dalam berwirausaha?
Pendekatannya adalah dengan menjadikan tiga aspek berikut sebagai sentra kegiatan berwirausaha: berproduksi, product knowledge, dan strategi ber-marketing / berjualan. Dari aspek berproduksi, fokus utamanya berkisar pada peningkatan kesiapan dan kelayakan produk. Persisnya yakni berimprovisasi merancang fisik produk dan berkreasi menyegarkan kelengkapan produk lainnya untuk Health Monitoring lewat pendekatan kekinian agar makin menarik bagi khalayak luas.
Tidak sebatas menjaga fungsionalitas board PCB, namun perlu juga membuat casing produk yang estetik (aesthetic casing). Dan tak berhenti sampai di situ, memperindah visualisasi produk Health Monitoring pun menjadi langkah taktis yang ditempuh. Juga perencanaan lainnya berupa upaya membuat packaging (stiker, bungkus, atau sejenisnya) yang eye-catching serta merangkum petunjuk pemakaian -baik peralatan maupun aplikasi- ke dalam satu manual book ringkas, sehingga semakin memberikan kemudahan pengguna Health Monitoring.
Berikutnya masuk ke aspek product knowledge. Yang mau lebih banyak diangkat di sini ialah proses berdinamika mencapai kesadaran betapa pentingnya pemahaman komprehensif maupun penyajian product knowledge guna menunjang penyampaian keunggulan serta nilai tambah Health Monitoring secara efektif. Pertama-tama, perlu memastikan bahwa semua personil tim telah mendapatkan pemahaman menyeluruh mengenai isi product knowledge Health Monitoring yang akan disampaikan kepada calon penggunanya. Butuh waktu selama dua bulan lebih untuk mengasah wawasan, menyatukan persepsi antara satu dengan yang lain. Dan terkait penyajian product knowledge, yang terpenting merancang skema dalam rangka meremajakan penampilan visual, membuat penjelasan yang lugas, dan terutama memperbarui / menyegarkan cara menyampaikan intisarinya. Sampai puncaknya mampu membangkitkan awareness juga rasa penasaran segenap elemen masyarakat yang membacanya.
Sedangkan perihal berstrategi dalam marketing / jualan, pengerjaannya masih hanya berada di tahap perencanaan jangka menengah dan panjang. Akan tetapi, garis besar pembagian bidang kerjanya berdasarkan kebutuhan terkait marketing sudah terlaksana. Mulai dari market research yang sebagian penugasannya meliputi antara lain menganalisis pangsa pasar dan memformulasi value yang ada pada produk Health Monitoring. Lalu tim kreatif yang berkonsentrasi pada strategi menawarkan metode penjualan secara unik -sekaligus mencari pembelajaran dan melakukan formulasi bisnis yang tepat untuk keberlangsungan bisnis Health Monitoring menyesuaikan kebutuhan pasar dan pelanggan. Tak luput pula bagian R&D yang turut merekomendasikan strategi pengembangan kewirausahaan -di samping terus meriset komponen serta mengoptimalisasi peralatan. Inilah esensi berwirausaha yang sepatutnya dihidupkan kembali dengan cara menggembirakan.
Adapun kiprah nyata lainnya yang selalu diamalkan: bermitra, merangkul siapa saja dari segala penguasaan keilmuan yang beraspirasi mau bersinergi memajukan kesehatan / teknologi kesehatan. Seringkali penawaran kemitraan demikian melibatkan / datang dari bidang keilmuan selain keahlian elektronik-instrumentasi dan manufaktur. Ini guna memberdayakan sekaligus mengembangkan mereka lebih jauh lagi sejalan arah pengembangan Health Monitoring kedepannya.
Sebut saja dengan ilmu keperawatan. Pernah setahun lalu, Health Monitoring diikutsertakan dalam pengujian lab terhadap pasien di salah satu klinik Prodia bersama sebuah peralatan terapi berbasiskan lampu LED. Dan hasilnya pun menggembirakan. Pembacaan tanda-tanda vital pada peralatan Health Monitoring telah sesuai dengan alat monitoring tervalidasi yang menjadi acuan saat itu. Berangkat dari situlah dicanangkan satu skema pengerjaan yang melibatkan pihak keilmuan keperawatan. Bentuk kerjasamanya sendiri berupa penggunaan Health Monitoring untuk keperluan pengambilan data di mana nantinya diperbantukan oleh agen perawat. Alurnya bila disederhanakan terdiri dari lima tahapan: (1) testing peralatan; (2) pembuatan SOP dan manual ringkas pemakaian alat dan aplikasi; (3) pengiriman peralatan; (4) pemeriksaan terhadap pasien dewasa; (5) analisis dan pengolahan data.
Lagi, mahasiswa pun dapat turut berpartisipasi dalam pengerjaan mengembangkan Health Monitoring. Dan telah dibuka open recruitment (OPREC) magang proyek pengembangan Health Monitoring. Syaratnya bagi para mahasiswa cuma satu: mau bergiat, berkomitmen, dan bersungguh-sungguh selama bermagang. Bukan sebatas menuntaskan kewajiban belaka. Ini baru membedah pendekatan dari hulu ke tengah.
Lantas bagaimana yang dari tengah ke hilir, yaitu aspek bisnis / kewirausahaan? Bulan lalu, sudah diangkat perihal ini dalam pembahasan bersama dua dosen praktisi manajemen dari Universitas Pancasila. Beberapa masukan diantaranya mengenai penguatan personil, akses partisipasi publik, hingga soal perizinan. Namun lepas dari itu semua, sebagai penjajakan awal, kesepakatan yang dicapai ialah berkonsentrasi merancang lebih dahulu tahapan-tahapan pengerjaan untuk tiga aspek ini: inventarisasi produk (pembuatan katalog dan lain-lain); marketing research; dan terlebih networking. Itulah pentingnya berkiprah mengamalkan, menggaungkan usaha kolaborasi lintas keilmuan.
Mari kita mulai kupas dari aspek konektivitas peralatan Health Monitoring. Di sini, esensi yang mau diangkat ialah pembelajaran bermakna yang didapat perihal mengembangkan IoT dan software dengan terukur. Agar dapat menyediakan opsi selain layar aplikasi dalam menyajikan hasil pemeriksaan kesehatan dengan peralatan Health Monitoring.
Baiklah! Saatnya mengulas lebih dalam pembelajaran yang diperoleh terkait pengembangan terukur IoT maupun software. Pertama mengenai konektivitas IoT: tepatnya peralihan dari platform Arduino menuju ESP32. Bermula dari melihat terbatasnya konektivitas Arduino dengan fitur IoT dibandingkan platform ESP32, diambil upaya menjajaki ESP32.
Jadi, tidak ada pilihan selain MENAIKKAN DAYA JUANG menuntaskan persoalan yang amat menantang tadi. Bahkan masih ditemui segelintir rintangan kecil ketika permasalahannya sudah hampir rampung selesai. Namun berkat kegigihan menempuh pendekatan ini, setidaknya ada dua manfaat yang paling tampak. Tidak perlu menambahkan lagi modul Bluetooth ke dalam peralatan. Dan satu lagi, yakni meringkas dimensi rancangan PCB dari yang sudah ada. Artinya selain memangkas biaya, sekaligus pula mampu menyederhanakan komponen yang diperlukan peralatan Health Monitoring.
Sementara menyangkut pengembangan software, dua aspek berikut menjadi grand plan sentral untuk Health Monitoring: membuat variasi tampilan pada perangkat berbeda; dan memberikan penanda di setiap tanda vital yang ada. Variasi tampilan yang dimaksud tak lain dari tampilan layar aplikasi serta web dashboard di perangkat PC, laptop, tablet, maupun smartphone. Ini pun menyesuaikan ukuran layar masing-masing perangkat.
Terkait penanda tanda vital, intinya tidak sebatas menampilkan hasil pemeriksaan dalam bentuk nilai angka saja; melainkan malah justru memunculkan indikator dan/atau petunjuk yang jelas, ringkas juga mudah dipahami oleh pasien / pengguna Health Monitoring. Indikatornya bisa berupa petunjuk utuh yang muncul pada dashboard maupun layar aplikasi -dan lebih baik lagi mengikuti Batasan normal tiap tanda vitalnya; bahkan lebih bagus diberikan indikator warna. Kategori keadaan kesehatannya cukup disederhanakan jadi tiga: normal; waspada; dan bahaya. Demikian pembelajaran mengembangkan IoT dan software sebagai kiprah awal membenahi konektivitas pada peralatan Health Monitoring.
Tak kalah penting pula mengulas dinamika pembelajaran yang berjalan selama beberapa bulan perihal berwirausaha. Tepatnya melalui program intensif kewirausahaan yang diinisiasi oleh Kemendikbudristek sebagai perluasan dari kegiatan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM): Wirausaha Merdeka (WMK). Terlepas dari berbagai kekurangan selama pelaksanaan aktivitasnya, keproaktifan ini mengantarkan segenap tim menuju pada satu pemahaman krusial. Bagaimana mengawal kelangsungan entrepreneurial Health Monitoring melihat segi feasibility serta sustainability dalam berwirausaha?
Pendekatannya adalah dengan menjadikan tiga aspek berikut sebagai sentra kegiatan berwirausaha: berproduksi, product knowledge, dan strategi ber-marketing / berjualan. Dari aspek berproduksi, fokus utamanya berkisar pada peningkatan kesiapan dan kelayakan produk. Persisnya yakni berimprovisasi merancang fisik produk dan berkreasi menyegarkan kelengkapan produk lainnya untuk Health Monitoring lewat pendekatan kekinian agar makin menarik bagi khalayak luas.
Tidak sebatas menjaga fungsionalitas board PCB, namun perlu juga membuat casing produk yang estetik (aesthetic casing). Dan tak berhenti sampai di situ, memperindah visualisasi produk Health Monitoring pun menjadi langkah taktis yang ditempuh. Juga perencanaan lainnya berupa upaya membuat packaging (stiker, bungkus, atau sejenisnya) yang eye-catching serta merangkum petunjuk pemakaian -baik peralatan maupun aplikasi- ke dalam satu manual book ringkas, sehingga semakin memberikan kemudahan pengguna Health Monitoring.
Berikutnya masuk ke aspek product knowledge. Yang mau lebih banyak diangkat di sini ialah proses berdinamika mencapai kesadaran betapa pentingnya pemahaman komprehensif maupun penyajian product knowledge guna menunjang penyampaian keunggulan serta nilai tambah Health Monitoring secara efektif. Pertama-tama, perlu memastikan bahwa semua personil tim telah mendapatkan pemahaman menyeluruh mengenai isi product knowledge Health Monitoring yang akan disampaikan kepada calon penggunanya. Butuh waktu selama dua bulan lebih untuk mengasah wawasan, menyatukan persepsi antara satu dengan yang lain. Dan terkait penyajian product knowledge, yang terpenting merancang skema dalam rangka meremajakan penampilan visual, membuat penjelasan yang lugas, dan terutama memperbarui / menyegarkan cara menyampaikan intisarinya. Sampai puncaknya mampu membangkitkan awareness juga rasa penasaran segenap elemen masyarakat yang membacanya.
Sedangkan perihal berstrategi dalam marketing / jualan, pengerjaannya masih hanya berada di tahap perencanaan jangka menengah dan panjang. Akan tetapi, garis besar pembagian bidang kerjanya berdasarkan kebutuhan terkait marketing sudah terlaksana. Mulai dari market research yang sebagian penugasannya meliputi antara lain menganalisis pangsa pasar dan memformulasi value yang ada pada produk Health Monitoring. Lalu tim kreatif yang berkonsentrasi pada strategi menawarkan metode penjualan secara unik -sekaligus mencari pembelajaran dan melakukan formulasi bisnis yang tepat untuk keberlangsungan bisnis Health Monitoring menyesuaikan kebutuhan pasar dan pelanggan. Tak luput pula bagian R&D yang turut merekomendasikan strategi pengembangan kewirausahaan -di samping terus meriset komponen serta mengoptimalisasi peralatan. Inilah esensi berwirausaha yang sepatutnya dihidupkan kembali dengan cara menggembirakan.
Adapun kiprah nyata lainnya yang selalu diamalkan: bermitra, merangkul siapa saja dari segala penguasaan keilmuan yang beraspirasi mau bersinergi memajukan kesehatan / teknologi kesehatan. Seringkali penawaran kemitraan demikian melibatkan / datang dari bidang keilmuan selain keahlian elektronik-instrumentasi dan manufaktur. Ini guna memberdayakan sekaligus mengembangkan mereka lebih jauh lagi sejalan arah pengembangan Health Monitoring kedepannya.
Sebut saja dengan ilmu keperawatan. Pernah setahun lalu, Health Monitoring diikutsertakan dalam pengujian lab terhadap pasien di salah satu klinik Prodia bersama sebuah peralatan terapi berbasiskan lampu LED. Dan hasilnya pun menggembirakan. Pembacaan tanda-tanda vital pada peralatan Health Monitoring telah sesuai dengan alat monitoring tervalidasi yang menjadi acuan saat itu. Berangkat dari situlah dicanangkan satu skema pengerjaan yang melibatkan pihak keilmuan keperawatan. Bentuk kerjasamanya sendiri berupa penggunaan Health Monitoring untuk keperluan pengambilan data di mana nantinya diperbantukan oleh agen perawat. Alurnya bila disederhanakan terdiri dari lima tahapan: (1) testing peralatan; (2) pembuatan SOP dan manual ringkas pemakaian alat dan aplikasi; (3) pengiriman peralatan; (4) pemeriksaan terhadap pasien dewasa; (5) analisis dan pengolahan data.
Lagi, mahasiswa pun dapat turut berpartisipasi dalam pengerjaan mengembangkan Health Monitoring. Dan telah dibuka open recruitment (OPREC) magang proyek pengembangan Health Monitoring. Syaratnya bagi para mahasiswa cuma satu: mau bergiat, berkomitmen, dan bersungguh-sungguh selama bermagang. Bukan sebatas menuntaskan kewajiban belaka. Ini baru membedah pendekatan dari hulu ke tengah.
Lantas bagaimana yang dari tengah ke hilir, yaitu aspek bisnis / kewirausahaan? Bulan lalu, sudah diangkat perihal ini dalam pembahasan bersama dua dosen praktisi manajemen dari Universitas Pancasila. Beberapa masukan diantaranya mengenai penguatan personil, akses partisipasi publik, hingga soal perizinan. Namun lepas dari itu semua, sebagai penjajakan awal, kesepakatan yang dicapai ialah berkonsentrasi merancang lebih dahulu tahapan-tahapan pengerjaan untuk tiga aspek ini: inventarisasi produk (pembuatan katalog dan lain-lain); marketing research; dan terlebih networking. Itulah pentingnya berkiprah mengamalkan, menggaungkan usaha kolaborasi lintas keilmuan.
Mari kita mulai kupas dari aspek konektivitas peralatan Health Monitoring. Di sini, esensi yang mau diangkat ialah pembelajaran bermakna yang didapat perihal mengembangkan IoT dan software dengan terukur. Agar dapat menyediakan opsi selain layar aplikasi dalam menyajikan hasil pemeriksaan kesehatan dengan peralatan Health Monitoring.
Baiklah! Saatnya mengulas lebih dalam pembelajaran yang diperoleh terkait pengembangan terukur IoT maupun software. Pertama mengenai konektivitas IoT: tepatnya peralihan dari platform Arduino menuju ESP32. Bermula dari melihat terbatasnya konektivitas Arduino dengan fitur IoT dibandingkan platform ESP32, diambil upaya menjajaki ESP32.
Jadi, tidak ada pilihan selain MENAIKKAN DAYA JUANG menuntaskan persoalan yang amat menantang tadi. Bahkan masih ditemui segelintir rintangan kecil ketika permasalahannya sudah hampir rampung selesai. Namun berkat kegigihan menempuh pendekatan ini, setidaknya ada dua manfaat yang paling tampak. Tidak perlu menambahkan lagi modul Bluetooth ke dalam peralatan. Dan satu lagi, yakni meringkas dimensi rancangan PCB dari yang sudah ada. Artinya selain memangkas biaya, sekaligus pula mampu menyederhanakan komponen yang diperlukan peralatan Health Monitoring.
Sementara menyangkut pengembangan software, dua aspek berikut menjadi grand plan sentral untuk Health Monitoring: membuat variasi tampilan pada perangkat berbeda; dan memberikan penanda di setiap tanda vital yang ada. Variasi tampilan yang dimaksud tak lain dari tampilan layar aplikasi serta web dashboard di perangkat PC, laptop, tablet, maupun smartphone. Ini pun menyesuaikan ukuran layar masing-masing perangkat.
Terkait penanda tanda vital, intinya tidak sebatas menampilkan hasil pemeriksaan dalam bentuk nilai angka saja; melainkan malah justru memunculkan indikator dan/atau petunjuk yang jelas, ringkas juga mudah dipahami oleh pasien / pengguna Health Monitoring. Indikatornya bisa berupa petunjuk utuh yang muncul pada dashboard maupun layar aplikasi -dan lebih baik lagi mengikuti Batasan normal tiap tanda vitalnya; bahkan lebih bagus diberikan indikator warna. Kategori keadaan kesehatannya cukup disederhanakan jadi tiga: normal; waspada; dan bahaya. Demikian pembelajaran mengembangkan IoT dan software sebagai kiprah awal membenahi konektivitas pada peralatan Health Monitoring.
Tak kalah penting pula mengulas dinamika pembelajaran yang berjalan selama beberapa bulan perihal berwirausaha. Tepatnya melalui program intensif kewirausahaan yang diinisiasi oleh Kemendikbudristek sebagai perluasan dari kegiatan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM): Wirausaha Merdeka (WMK). Terlepas dari berbagai kekurangan selama pelaksanaan aktivitasnya, keproaktifan ini mengantarkan segenap tim menuju pada satu pemahaman krusial. Bagaimana mengawal kelangsungan entrepreneurial Health Monitoring melihat segi feasibility serta sustainability dalam berwirausaha?
Pendekatannya adalah dengan menjadikan tiga aspek berikut sebagai sentra kegiatan berwirausaha: berproduksi, product knowledge, dan strategi ber-marketing / berjualan. Dari aspek berproduksi, fokus utamanya berkisar pada peningkatan kesiapan dan kelayakan produk. Persisnya yakni berimprovisasi merancang fisik produk dan berkreasi menyegarkan kelengkapan produk lainnya untuk Health Monitoring lewat pendekatan kekinian agar makin menarik bagi khalayak luas.
Tidak sebatas menjaga fungsionalitas board PCB, namun perlu juga membuat casing produk yang estetik (aesthetic casing). Dan tak berhenti sampai di situ, memperindah visualisasi produk Health Monitoring pun menjadi langkah taktis yang ditempuh. Juga perencanaan lainnya berupa upaya membuat packaging (stiker, bungkus, atau sejenisnya) yang eye-catching serta merangkum petunjuk pemakaian -baik peralatan maupun aplikasi- ke dalam satu manual book ringkas, sehingga semakin memberikan kemudahan pengguna Health Monitoring.
Berikutnya masuk ke aspek product knowledge. Yang mau lebih banyak diangkat di sini ialah proses berdinamika mencapai kesadaran betapa pentingnya pemahaman komprehensif maupun penyajian product knowledge guna menunjang penyampaian keunggulan serta nilai tambah Health Monitoring secara efektif. Pertama-tama, perlu memastikan bahwa semua personil tim telah mendapatkan pemahaman menyeluruh mengenai isi product knowledge Health Monitoring yang akan disampaikan kepada calon penggunanya. Butuh waktu selama dua bulan lebih untuk mengasah wawasan, menyatukan persepsi antara satu dengan yang lain. Dan terkait penyajian product knowledge, yang terpenting merancang skema dalam rangka meremajakan penampilan visual, membuat penjelasan yang lugas, dan terutama memperbarui / menyegarkan cara menyampaikan intisarinya. Sampai puncaknya mampu membangkitkan awareness juga rasa penasaran segenap elemen masyarakat yang membacanya.
Sedangkan perihal berstrategi dalam marketing / jualan, pengerjaannya masih hanya berada di tahap perencanaan jangka menengah dan panjang. Akan tetapi, garis besar pembagian bidang kerjanya berdasarkan kebutuhan terkait marketing sudah terlaksana. Mulai dari market research yang sebagian penugasannya meliputi antara lain menganalisis pangsa pasar dan memformulasi value yang ada pada produk Health Monitoring. Lalu tim kreatif yang berkonsentrasi pada strategi menawarkan metode penjualan secara unik -sekaligus mencari pembelajaran dan melakukan formulasi bisnis yang tepat untuk keberlangsungan bisnis Health Monitoring menyesuaikan kebutuhan pasar dan pelanggan. Tak luput pula bagian R&D yang turut merekomendasikan strategi pengembangan kewirausahaan -di samping terus meriset komponen serta mengoptimalisasi peralatan. Inilah esensi berwirausaha yang sepatutnya dihidupkan kembali dengan cara menggembirakan.
Adapun kiprah nyata lainnya yang selalu diamalkan: bermitra, merangkul siapa saja dari segala penguasaan keilmuan yang beraspirasi mau bersinergi memajukan kesehatan / teknologi kesehatan. Seringkali penawaran kemitraan demikian melibatkan / datang dari bidang keilmuan selain keahlian elektronik-instrumentasi dan manufaktur. Ini guna memberdayakan sekaligus mengembangkan mereka lebih jauh lagi sejalan arah pengembangan Health Monitoring kedepannya.
Sebut saja dengan ilmu keperawatan. Pernah setahun lalu, Health Monitoring diikutsertakan dalam pengujian lab terhadap pasien di salah satu klinik Prodia bersama sebuah peralatan terapi berbasiskan lampu LED. Dan hasilnya pun menggembirakan. Pembacaan tanda-tanda vital pada peralatan Health Monitoring telah sesuai dengan alat monitoring tervalidasi yang menjadi acuan saat itu. Berangkat dari situlah dicanangkan satu skema pengerjaan yang melibatkan pihak keilmuan keperawatan. Bentuk kerjasamanya sendiri berupa penggunaan Health Monitoring untuk keperluan pengambilan data di mana nantinya diperbantukan oleh agen perawat. Alurnya bila disederhanakan terdiri dari lima tahapan: (1) testing peralatan; (2) pembuatan SOP dan manual ringkas pemakaian alat dan aplikasi; (3) pengiriman peralatan; (4) pemeriksaan terhadap pasien dewasa; (5) analisis dan pengolahan data.
Lagi, mahasiswa pun dapat turut berpartisipasi dalam pengerjaan mengembangkan Health Monitoring. Dan telah dibuka open recruitment (OPREC) magang proyek pengembangan Health Monitoring. Syaratnya bagi para mahasiswa cuma satu: mau bergiat, berkomitmen, dan bersungguh-sungguh selama bermagang. Bukan sebatas menuntaskan kewajiban belaka. Ini baru membedah pendekatan dari hulu ke tengah.
Lantas bagaimana yang dari tengah ke hilir, yaitu aspek bisnis / kewirausahaan? Bulan lalu, sudah diangkat perihal ini dalam pembahasan bersama dua dosen praktisi manajemen dari Universitas Pancasila. Beberapa masukan diantaranya mengenai penguatan personil, akses partisipasi publik, hingga soal perizinan. Namun lepas dari itu semua, sebagai penjajakan awal, kesepakatan yang dicapai ialah berkonsentrasi merancang lebih dahulu tahapan-tahapan pengerjaan untuk tiga aspek ini: inventarisasi produk (pembuatan katalog dan lain-lain); marketing research; dan terlebih networking. Itulah pentingnya berkiprah mengamalkan, menggaungkan usaha kolaborasi lintas keilmuan.
Mari kita mulai kupas dari aspek konektivitas peralatan Health Monitoring. Di sini, esensi yang mau diangkat ialah pembelajaran bermakna yang didapat perihal mengembangkan IoT dan software dengan terukur. Agar dapat menyediakan opsi selain layar aplikasi dalam menyajikan hasil pemeriksaan kesehatan dengan peralatan Health Monitoring.
Baiklah! Saatnya mengulas lebih dalam pembelajaran yang diperoleh terkait pengembangan terukur IoT maupun software. Pertama mengenai konektivitas IoT: tepatnya peralihan dari platform Arduino menuju ESP32. Bermula dari melihat terbatasnya konektivitas Arduino dengan fitur IoT dibandingkan platform ESP32, diambil upaya menjajaki ESP32.
Jadi, tidak ada pilihan selain MENAIKKAN DAYA JUANG menuntaskan persoalan yang amat menantang tadi. Bahkan masih ditemui segelintir rintangan kecil ketika permasalahannya sudah hampir rampung selesai. Namun berkat kegigihan menempuh pendekatan ini, setidaknya ada dua manfaat yang paling tampak. Tidak perlu menambahkan lagi modul Bluetooth ke dalam peralatan. Dan satu lagi, yakni meringkas dimensi rancangan PCB dari yang sudah ada. Artinya selain memangkas biaya, sekaligus pula mampu menyederhanakan komponen yang diperlukan peralatan Health Monitoring.
Sementara menyangkut pengembangan software, dua aspek berikut menjadi grand plan sentral untuk Health Monitoring: membuat variasi tampilan pada perangkat berbeda; dan memberikan penanda di setiap tanda vital yang ada. Variasi tampilan yang dimaksud tak lain dari tampilan layar aplikasi serta web dashboard di perangkat PC, laptop, tablet, maupun smartphone. Ini pun menyesuaikan ukuran layar masing-masing perangkat.
Terkait penanda tanda vital, intinya tidak sebatas menampilkan hasil pemeriksaan dalam bentuk nilai angka saja; melainkan malah justru memunculkan indikator dan/atau petunjuk yang jelas, ringkas juga mudah dipahami oleh pasien / pengguna Health Monitoring. Indikatornya bisa berupa petunjuk utuh yang muncul pada dashboard maupun layar aplikasi -dan lebih baik lagi mengikuti Batasan normal tiap tanda vitalnya; bahkan lebih bagus diberikan indikator warna. Kategori keadaan kesehatannya cukup disederhanakan jadi tiga: normal; waspada; dan bahaya. Demikian pembelajaran mengembangkan IoT dan software sebagai kiprah awal membenahi konektivitas pada peralatan Health Monitoring.
Tak kalah penting pula mengulas dinamika pembelajaran yang berjalan selama beberapa bulan perihal berwirausaha. Tepatnya melalui program intensif kewirausahaan yang diinisiasi oleh Kemendikbudristek sebagai perluasan dari kegiatan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM): Wirausaha Merdeka (WMK). Terlepas dari berbagai kekurangan selama pelaksanaan aktivitasnya, keproaktifan ini mengantarkan segenap tim menuju pada satu pemahaman krusial. Bagaimana mengawal kelangsungan entrepreneurial Health Monitoring melihat segi feasibility serta sustainability dalam berwirausaha?
Pendekatannya adalah dengan menjadikan tiga aspek berikut sebagai sentra kegiatan berwirausaha: berproduksi, product knowledge, dan strategi ber-marketing / berjualan. Dari aspek berproduksi, fokus utamanya berkisar pada peningkatan kesiapan dan kelayakan produk. Persisnya yakni berimprovisasi merancang fisik produk dan berkreasi menyegarkan kelengkapan produk lainnya untuk Health Monitoring lewat pendekatan kekinian agar makin menarik bagi khalayak luas.
Tidak sebatas menjaga fungsionalitas board PCB, namun perlu juga membuat casing produk yang estetik (aesthetic casing). Dan tak berhenti sampai di situ, memperindah visualisasi produk Health Monitoring pun menjadi langkah taktis yang ditempuh. Juga perencanaan lainnya berupa upaya membuat packaging (stiker, bungkus, atau sejenisnya) yang eye-catching serta merangkum petunjuk pemakaian -baik peralatan maupun aplikasi- ke dalam satu manual book ringkas, sehingga semakin memberikan kemudahan pengguna Health Monitoring.
Berikutnya masuk ke aspek product knowledge. Yang mau lebih banyak diangkat di sini ialah proses berdinamika mencapai kesadaran betapa pentingnya pemahaman komprehensif maupun penyajian product knowledge guna menunjang penyampaian keunggulan serta nilai tambah Health Monitoring secara efektif. Pertama-tama, perlu memastikan bahwa semua personil tim telah mendapatkan pemahaman menyeluruh mengenai isi product knowledge Health Monitoring yang akan disampaikan kepada calon penggunanya. Butuh waktu selama dua bulan lebih untuk mengasah wawasan, menyatukan persepsi antara satu dengan yang lain. Dan terkait penyajian product knowledge, yang terpenting merancang skema dalam rangka meremajakan penampilan visual, membuat penjelasan yang lugas, dan terutama memperbarui / menyegarkan cara menyampaikan intisarinya. Sampai puncaknya mampu membangkitkan awareness juga rasa penasaran segenap elemen masyarakat yang membacanya.
Sedangkan perihal berstrategi dalam marketing / jualan, pengerjaannya masih hanya berada di tahap perencanaan jangka menengah dan panjang. Akan tetapi, garis besar pembagian bidang kerjanya berdasarkan kebutuhan terkait marketing sudah terlaksana. Mulai dari market research yang sebagian penugasannya meliputi antara lain menganalisis pangsa pasar dan memformulasi value yang ada pada produk Health Monitoring. Lalu tim kreatif yang berkonsentrasi pada strategi menawarkan metode penjualan secara unik -sekaligus mencari pembelajaran dan melakukan formulasi bisnis yang tepat untuk keberlangsungan bisnis Health Monitoring menyesuaikan kebutuhan pasar dan pelanggan. Tak luput pula bagian R&D yang turut merekomendasikan strategi pengembangan kewirausahaan -di samping terus meriset komponen serta mengoptimalisasi peralatan. Inilah esensi berwirausaha yang sepatutnya dihidupkan kembali dengan cara menggembirakan.
Adapun kiprah nyata lainnya yang selalu diamalkan: bermitra, merangkul siapa saja dari segala penguasaan keilmuan yang beraspirasi mau bersinergi memajukan kesehatan / teknologi kesehatan. Seringkali penawaran kemitraan demikian melibatkan / datang dari bidang keilmuan selain keahlian elektronik-instrumentasi dan manufaktur. Ini guna memberdayakan sekaligus mengembangkan mereka lebih jauh lagi sejalan arah pengembangan Health Monitoring kedepannya.
Sebut saja dengan ilmu keperawatan. Pernah setahun lalu, Health Monitoring diikutsertakan dalam pengujian lab terhadap pasien di salah satu klinik Prodia bersama sebuah peralatan terapi berbasiskan lampu LED. Dan hasilnya pun menggembirakan. Pembacaan tanda-tanda vital pada peralatan Health Monitoring telah sesuai dengan alat monitoring tervalidasi yang menjadi acuan saat itu. Berangkat dari situlah dicanangkan satu skema pengerjaan yang melibatkan pihak keilmuan keperawatan. Bentuk kerjasamanya sendiri berupa penggunaan Health Monitoring untuk keperluan pengambilan data di mana nantinya diperbantukan oleh agen perawat. Alurnya bila disederhanakan terdiri dari lima tahapan: (1) testing peralatan; (2) pembuatan SOP dan manual ringkas pemakaian alat dan aplikasi; (3) pengiriman peralatan; (4) pemeriksaan terhadap pasien dewasa; (5) analisis dan pengolahan data.
Lagi, mahasiswa pun dapat turut berpartisipasi dalam pengerjaan mengembangkan Health Monitoring. Dan telah dibuka open recruitment (OPREC) magang proyek pengembangan Health Monitoring. Syaratnya bagi para mahasiswa cuma satu: mau bergiat, berkomitmen, dan bersungguh-sungguh selama bermagang. Bukan sebatas menuntaskan kewajiban belaka. Ini baru membedah pendekatan dari hulu ke tengah.
Lantas bagaimana yang dari tengah ke hilir, yaitu aspek bisnis / kewirausahaan? Bulan lalu, sudah diangkat perihal ini dalam pembahasan bersama dua dosen praktisi manajemen dari Universitas Pancasila. Beberapa masukan diantaranya mengenai penguatan personil, akses partisipasi publik, hingga soal perizinan. Namun lepas dari itu semua, sebagai penjajakan awal, kesepakatan yang dicapai ialah berkonsentrasi merancang lebih dahulu tahapan-tahapan pengerjaan untuk tiga aspek ini: inventarisasi produk (pembuatan katalog dan lain-lain); marketing research; dan terlebih networking. Itulah pentingnya berkiprah mengamalkan, menggaungkan usaha kolaborasi lintas keilmuan.
Mari kita mulai kupas dari aspek konektivitas peralatan Health Monitoring. Di sini, esensi yang mau diangkat ialah pembelajaran bermakna yang didapat perihal mengembangkan IoT dan software dengan terukur. Agar dapat menyediakan opsi selain layar aplikasi dalam menyajikan hasil pemeriksaan kesehatan dengan peralatan Health Monitoring.
Baiklah! Saatnya mengulas lebih dalam pembelajaran yang diperoleh terkait pengembangan terukur IoT maupun software. Pertama mengenai konektivitas IoT: tepatnya peralihan dari platform Arduino menuju ESP32. Bermula dari melihat terbatasnya konektivitas Arduino dengan fitur IoT dibandingkan platform ESP32, diambil upaya menjajaki ESP32.
Jadi, tidak ada pilihan selain MENAIKKAN DAYA JUANG menuntaskan persoalan yang amat menantang tadi. Bahkan masih ditemui segelintir rintangan kecil ketika permasalahannya sudah hampir rampung selesai. Namun berkat kegigihan menempuh pendekatan ini, setidaknya ada dua manfaat yang paling tampak. Tidak perlu menambahkan lagi modul Bluetooth ke dalam peralatan. Dan satu lagi, yakni meringkas dimensi rancangan PCB dari yang sudah ada. Artinya selain memangkas biaya, sekaligus pula mampu menyederhanakan komponen yang diperlukan peralatan Health Monitoring.
Sementara menyangkut pengembangan software, dua aspek berikut menjadi grand plan sentral untuk Health Monitoring: membuat variasi tampilan pada perangkat berbeda; dan memberikan penanda di setiap tanda vital yang ada. Variasi tampilan yang dimaksud tak lain dari tampilan layar aplikasi serta web dashboard di perangkat PC, laptop, tablet, maupun smartphone. Ini pun menyesuaikan ukuran layar masing-masing perangkat.
Terkait penanda tanda vital, intinya tidak sebatas menampilkan hasil pemeriksaan dalam bentuk nilai angka saja; melainkan malah justru memunculkan indikator dan/atau petunjuk yang jelas, ringkas juga mudah dipahami oleh pasien / pengguna Health Monitoring. Indikatornya bisa berupa petunjuk utuh yang muncul pada dashboard maupun layar aplikasi -dan lebih baik lagi mengikuti Batasan normal tiap tanda vitalnya; bahkan lebih bagus diberikan indikator warna. Kategori keadaan kesehatannya cukup disederhanakan jadi tiga: normal; waspada; dan bahaya. Demikian pembelajaran mengembangkan IoT dan software sebagai kiprah awal membenahi konektivitas pada peralatan Health Monitoring.
Tak kalah penting pula mengulas dinamika pembelajaran yang berjalan selama beberapa bulan perihal berwirausaha. Tepatnya melalui program intensif kewirausahaan yang diinisiasi oleh Kemendikbudristek sebagai perluasan dari kegiatan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM): Wirausaha Merdeka (WMK). Terlepas dari berbagai kekurangan selama pelaksanaan aktivitasnya, keproaktifan ini mengantarkan segenap tim menuju pada satu pemahaman krusial. Bagaimana mengawal kelangsungan entrepreneurial Health Monitoring melihat segi feasibility serta sustainability dalam berwirausaha?
Pendekatannya adalah dengan menjadikan tiga aspek berikut sebagai sentra kegiatan berwirausaha: berproduksi, product knowledge, dan strategi ber-marketing / berjualan. Dari aspek berproduksi, fokus utamanya berkisar pada peningkatan kesiapan dan kelayakan produk. Persisnya yakni berimprovisasi merancang fisik produk dan berkreasi menyegarkan kelengkapan produk lainnya untuk Health Monitoring lewat pendekatan kekinian agar makin menarik bagi khalayak luas.
Tidak sebatas menjaga fungsionalitas board PCB, namun perlu juga membuat casing produk yang estetik (aesthetic casing). Dan tak berhenti sampai di situ, memperindah visualisasi produk Health Monitoring pun menjadi langkah taktis yang ditempuh. Juga perencanaan lainnya berupa upaya membuat packaging (stiker, bungkus, atau sejenisnya) yang eye-catching serta merangkum petunjuk pemakaian -baik peralatan maupun aplikasi- ke dalam satu manual book ringkas, sehingga semakin memberikan kemudahan pengguna Health Monitoring.
Berikutnya masuk ke aspek product knowledge. Yang mau lebih banyak diangkat di sini ialah proses berdinamika mencapai kesadaran betapa pentingnya pemahaman komprehensif maupun penyajian product knowledge guna menunjang penyampaian keunggulan serta nilai tambah Health Monitoring secara efektif. Pertama-tama, perlu memastikan bahwa semua personil tim telah mendapatkan pemahaman menyeluruh mengenai isi product knowledge Health Monitoring yang akan disampaikan kepada calon penggunanya. Butuh waktu selama dua bulan lebih untuk mengasah wawasan, menyatukan persepsi antara satu dengan yang lain. Dan terkait penyajian product knowledge, yang terpenting merancang skema dalam rangka meremajakan penampilan visual, membuat penjelasan yang lugas, dan terutama memperbarui / menyegarkan cara menyampaikan intisarinya. Sampai puncaknya mampu membangkitkan awareness juga rasa penasaran segenap elemen masyarakat yang membacanya.
Sedangkan perihal berstrategi dalam marketing / jualan, pengerjaannya masih hanya berada di tahap perencanaan jangka menengah dan panjang. Akan tetapi, garis besar pembagian bidang kerjanya berdasarkan kebutuhan terkait marketing sudah terlaksana. Mulai dari market research yang sebagian penugasannya meliputi antara lain menganalisis pangsa pasar dan memformulasi value yang ada pada produk Health Monitoring. Lalu tim kreatif yang berkonsentrasi pada strategi menawarkan metode penjualan secara unik -sekaligus mencari pembelajaran dan melakukan formulasi bisnis yang tepat untuk keberlangsungan bisnis Health Monitoring menyesuaikan kebutuhan pasar dan pelanggan. Tak luput pula bagian R&D yang turut merekomendasikan strategi pengembangan kewirausahaan -di samping terus meriset komponen serta mengoptimalisasi peralatan. Inilah esensi berwirausaha yang sepatutnya dihidupkan kembali dengan cara menggembirakan.
Adapun kiprah nyata lainnya yang selalu diamalkan: bermitra, merangkul siapa saja dari segala penguasaan keilmuan yang beraspirasi mau bersinergi memajukan kesehatan / teknologi kesehatan. Seringkali penawaran kemitraan demikian melibatkan / datang dari bidang keilmuan selain keahlian elektronik-instrumentasi dan manufaktur. Ini guna memberdayakan sekaligus mengembangkan mereka lebih jauh lagi sejalan arah pengembangan Health Monitoring kedepannya.
Sebut saja dengan ilmu keperawatan. Pernah setahun lalu, Health Monitoring diikutsertakan dalam pengujian lab terhadap pasien di salah satu klinik Prodia bersama sebuah peralatan terapi berbasiskan lampu LED. Dan hasilnya pun menggembirakan. Pembacaan tanda-tanda vital pada peralatan Health Monitoring telah sesuai dengan alat monitoring tervalidasi yang menjadi acuan saat itu. Berangkat dari situlah dicanangkan satu skema pengerjaan yang melibatkan pihak keilmuan keperawatan. Bentuk kerjasamanya sendiri berupa penggunaan Health Monitoring untuk keperluan pengambilan data di mana nantinya diperbantukan oleh agen perawat. Alurnya bila disederhanakan terdiri dari lima tahapan: (1) testing peralatan; (2) pembuatan SOP dan manual ringkas pemakaian alat dan aplikasi; (3) pengiriman peralatan; (4) pemeriksaan terhadap pasien dewasa; (5) analisis dan pengolahan data.
Lagi, mahasiswa pun dapat turut berpartisipasi dalam pengerjaan mengembangkan Health Monitoring. Dan telah dibuka open recruitment (OPREC) magang proyek pengembangan Health Monitoring. Syaratnya bagi para mahasiswa cuma satu: mau bergiat, berkomitmen, dan bersungguh-sungguh selama bermagang. Bukan sebatas menuntaskan kewajiban belaka. Ini baru membedah pendekatan dari hulu ke tengah.
Lantas bagaimana yang dari tengah ke hilir, yaitu aspek bisnis / kewirausahaan? Bulan lalu, sudah diangkat perihal ini dalam pembahasan bersama dua dosen praktisi manajemen dari Universitas Pancasila. Beberapa masukan diantaranya mengenai penguatan personil, akses partisipasi publik, hingga soal perizinan. Namun lepas dari itu semua, sebagai penjajakan awal, kesepakatan yang dicapai ialah berkonsentrasi merancang lebih dahulu tahapan-tahapan pengerjaan untuk tiga aspek ini: inventarisasi produk (pembuatan katalog dan lain-lain); marketing research; dan terlebih networking. Itulah pentingnya berkiprah mengamalkan, menggaungkan usaha kolaborasi lintas keilmuan.
Tak kalah penting pula mengulas dinamika pembelajaran yang berjalan selama beberapa bulan perihal berwirausaha. Tepatnya melalui program intensif kewirausahaan yang diinisiasi oleh Kemendikbudristek sebagai perluasan dari kegiatan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM): Wirausaha Merdeka (WMK). Terlepas dari berbagai kekurangan selama pelaksanaan aktivitasnya, keproaktifan ini mengantarkan segenap tim menuju pada satu pemahaman krusial. Bagaimana mengawal kelangsungan entrepreneurial Health Monitoring melihat segi feasibility serta sustainability dalam berwirausaha?
Pendekatannya adalah dengan menjadikan tiga aspek berikut sebagai sentra kegiatan berwirausaha: berproduksi, product knowledge, dan strategi ber-marketing / berjualan. Dari aspek berproduksi, fokus utamanya berkisar pada peningkatan kesiapan dan kelayakan produk. Persisnya yakni berimprovisasi merancang fisik produk dan berkreasi menyegarkan kelengkapan produk lainnya untuk Health Monitoring lewat pendekatan kekinian agar makin menarik bagi khalayak luas.
Tidak sebatas menjaga fungsionalitas board PCB, namun perlu juga membuat casing produk yang estetik (aesthetic casing). Dan tak berhenti sampai di situ, memperindah visualisasi produk Health Monitoring pun menjadi langkah taktis yang ditempuh. Juga perencanaan lainnya berupa upaya membuat packaging (stiker, bungkus, atau sejenisnya) yang eye-catching serta merangkum petunjuk pemakaian -baik peralatan maupun aplikasi- ke dalam satu manual book ringkas, sehingga semakin memberikan kemudahan pengguna Health Monitoring.
Berikutnya masuk ke aspek product knowledge. Yang mau lebih banyak diangkat di sini ialah proses berdinamika mencapai kesadaran betapa pentingnya pemahaman komprehensif maupun penyajian product knowledge guna menunjang penyampaian keunggulan serta nilai tambah Health Monitoring secara efektif. Pertama-tama, perlu memastikan bahwa semua personil tim telah mendapatkan pemahaman menyeluruh mengenai isi product knowledge Health Monitoring yang akan disampaikan kepada calon penggunanya. Butuh waktu selama dua bulan lebih untuk mengasah wawasan, menyatukan persepsi antara satu dengan yang lain. Dan terkait penyajian product knowledge, yang terpenting merancang skema dalam rangka meremajakan penampilan visual, membuat penjelasan yang lugas, dan terutama memperbarui / menyegarkan cara menyampaikan intisarinya. Sampai puncaknya mampu membangkitkan awareness juga rasa penasaran segenap elemen masyarakat yang membacanya.
Sedangkan perihal berstrategi dalam marketing / jualan, pengerjaannya masih hanya berada di tahap perencanaan jangka menengah dan panjang. Akan tetapi, garis besar pembagian bidang kerjanya berdasarkan kebutuhan terkait marketing sudah terlaksana. Mulai dari market research yang sebagian penugasannya meliputi antara lain menganalisis pangsa pasar dan memformulasi value yang ada pada produk Health Monitoring. Lalu tim kreatif yang berkonsentrasi pada strategi menawarkan metode penjualan secara unik -sekaligus mencari pembelajaran dan melakukan formulasi bisnis yang tepat untuk keberlangsungan bisnis Health Monitoring menyesuaikan kebutuhan pasar dan pelanggan. Tak luput pula bagian R&D yang turut merekomendasikan strategi pengembangan kewirausahaan -di samping terus meriset komponen serta mengoptimalisasi peralatan. Inilah esensi berwirausaha yang sepatutnya dihidupkan kembali dengan cara menggembirakan.
Tak kalah penting pula mengulas dinamika pembelajaran yang berjalan selama beberapa bulan perihal berwirausaha. Tepatnya melalui program intensif kewirausahaan yang diinisiasi oleh Kemendikbudristek sebagai perluasan dari kegiatan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM): Wirausaha Merdeka (WMK). Terlepas dari berbagai kekurangan selama pelaksanaan aktivitasnya, keproaktifan ini mengantarkan segenap tim menuju pada satu pemahaman krusial. Bagaimana mengawal kelangsungan entrepreneurial Health Monitoring melihat segi feasibility serta sustainability dalam berwirausaha?
Pendekatannya adalah dengan menjadikan tiga aspek berikut sebagai sentra kegiatan berwirausaha: berproduksi, product knowledge, dan strategi ber-marketing / berjualan. Dari aspek berproduksi, fokus utamanya berkisar pada peningkatan kesiapan dan kelayakan produk. Persisnya yakni berimprovisasi merancang fisik produk dan berkreasi menyegarkan kelengkapan produk lainnya untuk Health Monitoring lewat pendekatan kekinian agar makin menarik bagi khalayak luas.
Tidak sebatas menjaga fungsionalitas board PCB, namun perlu juga membuat casing produk yang estetik (aesthetic casing). Dan tak berhenti sampai di situ, memperindah visualisasi produk Health Monitoring pun menjadi langkah taktis yang ditempuh. Juga perencanaan lainnya berupa upaya membuat packaging (stiker, bungkus, atau sejenisnya) yang eye-catching serta merangkum petunjuk pemakaian -baik peralatan maupun aplikasi- ke dalam satu manual book ringkas, sehingga semakin memberikan kemudahan pengguna Health Monitoring.
Berikutnya masuk ke aspek product knowledge. Yang mau lebih banyak diangkat di sini ialah proses berdinamika mencapai kesadaran betapa pentingnya pemahaman komprehensif maupun penyajian product knowledge guna menunjang penyampaian keunggulan serta nilai tambah Health Monitoring secara efektif. Pertama-tama, perlu memastikan bahwa semua personil tim telah mendapatkan pemahaman menyeluruh mengenai isi product knowledge Health Monitoring yang akan disampaikan kepada calon penggunanya. Butuh waktu selama dua bulan lebih untuk mengasah wawasan, menyatukan persepsi antara satu dengan yang lain. Dan terkait penyajian product knowledge, yang terpenting merancang skema dalam rangka meremajakan penampilan visual, membuat penjelasan yang lugas, dan terutama memperbarui / menyegarkan cara menyampaikan intisarinya. Sampai puncaknya mampu membangkitkan awareness juga rasa penasaran segenap elemen masyarakat yang membacanya.
Sedangkan perihal berstrategi dalam marketing / jualan, pengerjaannya masih hanya berada di tahap perencanaan jangka menengah dan panjang. Akan tetapi, garis besar pembagian bidang kerjanya berdasarkan kebutuhan terkait marketing sudah terlaksana. Mulai dari market research yang sebagian penugasannya meliputi antara lain menganalisis pangsa pasar dan memformulasi value yang ada pada produk Health Monitoring. Lalu tim kreatif yang berkonsentrasi pada strategi menawarkan metode penjualan secara unik -sekaligus mencari pembelajaran dan melakukan formulasi bisnis yang tepat untuk keberlangsungan bisnis Health Monitoring menyesuaikan kebutuhan pasar dan pelanggan. Tak luput pula bagian R&D yang turut merekomendasikan strategi pengembangan kewirausahaan -di samping terus meriset komponen serta mengoptimalisasi peralatan. Inilah esensi berwirausaha yang sepatutnya dihidupkan kembali dengan cara menggembirakan.
Tak kalah penting pula mengulas dinamika pembelajaran yang berjalan selama beberapa bulan perihal berwirausaha. Tepatnya melalui program intensif kewirausahaan yang diinisiasi oleh Kemendikbudristek sebagai perluasan dari kegiatan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM): Wirausaha Merdeka (WMK). Terlepas dari berbagai kekurangan selama pelaksanaan aktivitasnya, keproaktifan ini mengantarkan segenap tim menuju pada satu pemahaman krusial. Bagaimana mengawal kelangsungan entrepreneurial Health Monitoring melihat segi feasibility serta sustainability dalam berwirausaha?
Pendekatannya adalah dengan menjadikan tiga aspek berikut sebagai sentra kegiatan berwirausaha: berproduksi, product knowledge, dan strategi ber-marketing / berjualan. Dari aspek berproduksi, fokus utamanya berkisar pada peningkatan kesiapan dan kelayakan produk. Persisnya yakni berimprovisasi merancang fisik produk dan berkreasi menyegarkan kelengkapan produk lainnya untuk Health Monitoring lewat pendekatan kekinian agar makin menarik bagi khalayak luas.
Tidak sebatas menjaga fungsionalitas board PCB, namun perlu juga membuat casing produk yang estetik (aesthetic casing). Dan tak berhenti sampai di situ, memperindah visualisasi produk Health Monitoring pun menjadi langkah taktis yang ditempuh. Juga perencanaan lainnya berupa upaya membuat packaging (stiker, bungkus, atau sejenisnya) yang eye-catching serta merangkum petunjuk pemakaian -baik peralatan maupun aplikasi- ke dalam satu manual book ringkas, sehingga semakin memberikan kemudahan pengguna Health Monitoring.
Berikutnya masuk ke aspek product knowledge. Yang mau lebih banyak diangkat di sini ialah proses berdinamika mencapai kesadaran betapa pentingnya pemahaman komprehensif maupun penyajian product knowledge guna menunjang penyampaian keunggulan serta nilai tambah Health Monitoring secara efektif. Pertama-tama, perlu memastikan bahwa semua personil tim telah mendapatkan pemahaman menyeluruh mengenai isi product knowledge Health Monitoring yang akan disampaikan kepada calon penggunanya. Butuh waktu selama dua bulan lebih untuk mengasah wawasan, menyatukan persepsi antara satu dengan yang lain. Dan terkait penyajian product knowledge, yang terpenting merancang skema dalam rangka meremajakan penampilan visual, membuat penjelasan yang lugas, dan terutama memperbarui / menyegarkan cara menyampaikan intisarinya. Sampai puncaknya mampu membangkitkan awareness juga rasa penasaran segenap elemen masyarakat yang membacanya.
Sedangkan perihal berstrategi dalam marketing / jualan, pengerjaannya masih hanya berada di tahap perencanaan jangka menengah dan panjang. Akan tetapi, garis besar pembagian bidang kerjanya berdasarkan kebutuhan terkait marketing sudah terlaksana. Mulai dari market research yang sebagian penugasannya meliputi antara lain menganalisis pangsa pasar dan memformulasi value yang ada pada produk Health Monitoring. Lalu tim kreatif yang berkonsentrasi pada strategi menawarkan metode penjualan secara unik -sekaligus mencari pembelajaran dan melakukan formulasi bisnis yang tepat untuk keberlangsungan bisnis Health Monitoring menyesuaikan kebutuhan pasar dan pelanggan. Tak luput pula bagian R&D yang turut merekomendasikan strategi pengembangan kewirausahaan -di samping terus meriset komponen serta mengoptimalisasi peralatan. Inilah esensi berwirausaha yang sepatutnya dihidupkan kembali dengan cara menggembirakan.
Tak kalah penting pula mengulas dinamika pembelajaran yang berjalan selama beberapa bulan perihal berwirausaha. Tepatnya melalui program intensif kewirausahaan yang diinisiasi oleh Kemendikbudristek sebagai perluasan dari kegiatan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM): Wirausaha Merdeka (WMK). Terlepas dari berbagai kekurangan selama pelaksanaan aktivitasnya, keproaktifan ini mengantarkan segenap tim menuju pada satu pemahaman krusial. Bagaimana mengawal kelangsungan entrepreneurial Health Monitoring melihat segi feasibility serta sustainability dalam berwirausaha?
Pendekatannya adalah dengan menjadikan tiga aspek berikut sebagai sentra kegiatan berwirausaha: berproduksi, product knowledge, dan strategi ber-marketing / berjualan. Dari aspek berproduksi, fokus utamanya berkisar pada peningkatan kesiapan dan kelayakan produk. Persisnya yakni berimprovisasi merancang fisik produk dan berkreasi menyegarkan kelengkapan produk lainnya untuk Health Monitoring lewat pendekatan kekinian agar makin menarik bagi khalayak luas.
Tidak sebatas menjaga fungsionalitas board PCB, namun perlu juga membuat casing produk yang estetik (aesthetic casing). Dan tak berhenti sampai di situ, memperindah visualisasi produk Health Monitoring pun menjadi langkah taktis yang ditempuh. Juga perencanaan lainnya berupa upaya membuat packaging (stiker, bungkus, atau sejenisnya) yang eye-catching serta merangkum petunjuk pemakaian -baik peralatan maupun aplikasi- ke dalam satu manual book ringkas, sehingga semakin memberikan kemudahan pengguna Health Monitoring.
Berikutnya masuk ke aspek product knowledge. Yang mau lebih banyak diangkat di sini ialah proses berdinamika mencapai kesadaran betapa pentingnya pemahaman komprehensif maupun penyajian product knowledge guna menunjang penyampaian keunggulan serta nilai tambah Health Monitoring secara efektif. Pertama-tama, perlu memastikan bahwa semua personil tim telah mendapatkan pemahaman menyeluruh mengenai isi product knowledge Health Monitoring yang akan disampaikan kepada calon penggunanya. Butuh waktu selama dua bulan lebih untuk mengasah wawasan, menyatukan persepsi antara satu dengan yang lain. Dan terkait penyajian product knowledge, yang terpenting merancang skema dalam rangka meremajakan penampilan visual, membuat penjelasan yang lugas, dan terutama memperbarui / menyegarkan cara menyampaikan intisarinya. Sampai puncaknya mampu membangkitkan awareness juga rasa penasaran segenap elemen masyarakat yang membacanya.
Sedangkan perihal berstrategi dalam marketing / jualan, pengerjaannya masih hanya berada di tahap perencanaan jangka menengah dan panjang. Akan tetapi, garis besar pembagian bidang kerjanya berdasarkan kebutuhan terkait marketing sudah terlaksana. Mulai dari market research yang sebagian penugasannya meliputi antara lain menganalisis pangsa pasar dan memformulasi value yang ada pada produk Health Monitoring. Lalu tim kreatif yang berkonsentrasi pada strategi menawarkan metode penjualan secara unik -sekaligus mencari pembelajaran dan melakukan formulasi bisnis yang tepat untuk keberlangsungan bisnis Health Monitoring menyesuaikan kebutuhan pasar dan pelanggan. Tak luput pula bagian R&D yang turut merekomendasikan strategi pengembangan kewirausahaan -di samping terus meriset komponen serta mengoptimalisasi peralatan. Inilah esensi berwirausaha yang sepatutnya dihidupkan kembali dengan cara menggembirakan.
Tak kalah penting pula mengulas dinamika pembelajaran yang berjalan selama beberapa bulan perihal berwirausaha. Tepatnya melalui program intensif kewirausahaan yang diinisiasi oleh Kemendikbudristek sebagai perluasan dari kegiatan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM): Wirausaha Merdeka (WMK). Terlepas dari berbagai kekurangan selama pelaksanaan aktivitasnya, keproaktifan ini mengantarkan segenap tim menuju pada satu pemahaman krusial. Bagaimana mengawal kelangsungan entrepreneurial Health Monitoring melihat segi feasibility serta sustainability dalam berwirausaha?
Pendekatannya adalah dengan menjadikan tiga aspek berikut sebagai sentra kegiatan berwirausaha: berproduksi, product knowledge, dan strategi ber-marketing / berjualan. Dari aspek berproduksi, fokus utamanya berkisar pada peningkatan kesiapan dan kelayakan produk. Persisnya yakni berimprovisasi merancang fisik produk dan berkreasi menyegarkan kelengkapan produk lainnya untuk Health Monitoring lewat pendekatan kekinian agar makin menarik bagi khalayak luas.
Tidak sebatas menjaga fungsionalitas board PCB, namun perlu juga membuat casing produk yang estetik (aesthetic casing). Dan tak berhenti sampai di situ, memperindah visualisasi produk Health Monitoring pun menjadi langkah taktis yang ditempuh. Juga perencanaan lainnya berupa upaya membuat packaging (stiker, bungkus, atau sejenisnya) yang eye-catching serta merangkum petunjuk pemakaian -baik peralatan maupun aplikasi- ke dalam satu manual book ringkas, sehingga semakin memberikan kemudahan pengguna Health Monitoring.
Berikutnya masuk ke aspek product knowledge. Yang mau lebih banyak diangkat di sini ialah proses berdinamika mencapai kesadaran betapa pentingnya pemahaman komprehensif maupun penyajian product knowledge guna menunjang penyampaian keunggulan serta nilai tambah Health Monitoring secara efektif. Pertama-tama, perlu memastikan bahwa semua personil tim telah mendapatkan pemahaman menyeluruh mengenai isi product knowledge Health Monitoring yang akan disampaikan kepada calon penggunanya. Butuh waktu selama dua bulan lebih untuk mengasah wawasan, menyatukan persepsi antara satu dengan yang lain. Dan terkait penyajian product knowledge, yang terpenting merancang skema dalam rangka meremajakan penampilan visual, membuat penjelasan yang lugas, dan terutama memperbarui / menyegarkan cara menyampaikan intisarinya. Sampai puncaknya mampu membangkitkan awareness juga rasa penasaran segenap elemen masyarakat yang membacanya.
Sedangkan perihal berstrategi dalam marketing / jualan, pengerjaannya masih hanya berada di tahap perencanaan jangka menengah dan panjang. Akan tetapi, garis besar pembagian bidang kerjanya berdasarkan kebutuhan terkait marketing sudah terlaksana. Mulai dari market research yang sebagian penugasannya meliputi antara lain menganalisis pangsa pasar dan memformulasi value yang ada pada produk Health Monitoring. Lalu tim kreatif yang berkonsentrasi pada strategi menawarkan metode penjualan secara unik -sekaligus mencari pembelajaran dan melakukan formulasi bisnis yang tepat untuk keberlangsungan bisnis Health Monitoring menyesuaikan kebutuhan pasar dan pelanggan. Tak luput pula bagian R&D yang turut merekomendasikan strategi pengembangan kewirausahaan -di samping terus meriset komponen serta mengoptimalisasi peralatan. Inilah esensi berwirausaha yang sepatutnya dihidupkan kembali dengan cara menggembirakan.
Tak kalah penting pula mengulas dinamika pembelajaran yang berjalan selama beberapa bulan perihal berwirausaha. Tepatnya melalui program intensif kewirausahaan yang diinisiasi oleh Kemendikbudristek sebagai perluasan dari kegiatan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM): Wirausaha Merdeka (WMK). Terlepas dari berbagai kekurangan selama pelaksanaan aktivitasnya, keproaktifan ini mengantarkan segenap tim menuju pada satu pemahaman krusial. Bagaimana mengawal kelangsungan entrepreneurial Health Monitoring melihat segi feasibility serta sustainability dalam berwirausaha?
Pendekatannya adalah dengan menjadikan tiga aspek berikut sebagai sentra kegiatan berwirausaha: berproduksi, product knowledge, dan strategi ber-marketing / berjualan. Dari aspek berproduksi, fokus utamanya berkisar pada peningkatan kesiapan dan kelayakan produk. Persisnya yakni berimprovisasi merancang fisik produk dan berkreasi menyegarkan kelengkapan produk lainnya untuk Health Monitoring lewat pendekatan kekinian agar makin menarik bagi khalayak luas.
Tidak sebatas menjaga fungsionalitas board PCB, namun perlu juga membuat casing produk yang estetik (aesthetic casing). Dan tak berhenti sampai di situ, memperindah visualisasi produk Health Monitoring pun menjadi langkah taktis yang ditempuh. Juga perencanaan lainnya berupa upaya membuat packaging (stiker, bungkus, atau sejenisnya) yang eye-catching serta merangkum petunjuk pemakaian -baik peralatan maupun aplikasi- ke dalam satu manual book ringkas, sehingga semakin memberikan kemudahan pengguna Health Monitoring.
Berikutnya masuk ke aspek product knowledge. Yang mau lebih banyak diangkat di sini ialah proses berdinamika mencapai kesadaran betapa pentingnya pemahaman komprehensif maupun penyajian product knowledge guna menunjang penyampaian keunggulan serta nilai tambah Health Monitoring secara efektif. Pertama-tama, perlu memastikan bahwa semua personil tim telah mendapatkan pemahaman menyeluruh mengenai isi product knowledge Health Monitoring yang akan disampaikan kepada calon penggunanya. Butuh waktu selama dua bulan lebih untuk mengasah wawasan, menyatukan persepsi antara satu dengan yang lain. Dan terkait penyajian product knowledge, yang terpenting merancang skema dalam rangka meremajakan penampilan visual, membuat penjelasan yang lugas, dan terutama memperbarui / menyegarkan cara menyampaikan intisarinya. Sampai puncaknya mampu membangkitkan awareness juga rasa penasaran segenap elemen masyarakat yang membacanya.
Sedangkan perihal berstrategi dalam marketing / jualan, pengerjaannya masih hanya berada di tahap perencanaan jangka menengah dan panjang. Akan tetapi, garis besar pembagian bidang kerjanya berdasarkan kebutuhan terkait marketing sudah terlaksana. Mulai dari market research yang sebagian penugasannya meliputi antara lain menganalisis pangsa pasar dan memformulasi value yang ada pada produk Health Monitoring. Lalu tim kreatif yang berkonsentrasi pada strategi menawarkan metode penjualan secara unik -sekaligus mencari pembelajaran dan melakukan formulasi bisnis yang tepat untuk keberlangsungan bisnis Health Monitoring menyesuaikan kebutuhan pasar dan pelanggan. Tak luput pula bagian R&D yang turut merekomendasikan strategi pengembangan kewirausahaan -di samping terus meriset komponen serta mengoptimalisasi peralatan. Inilah esensi berwirausaha yang sepatutnya dihidupkan kembali dengan cara menggembirakan.
Tak kalah penting pula mengulas dinamika pembelajaran yang berjalan selama beberapa bulan perihal berwirausaha. Tepatnya melalui program intensif kewirausahaan yang diinisiasi oleh Kemendikbudristek sebagai perluasan dari kegiatan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM): Wirausaha Merdeka (WMK). Terlepas dari berbagai kekurangan selama pelaksanaan aktivitasnya, keproaktifan ini mengantarkan segenap tim menuju pada satu pemahaman krusial. Bagaimana mengawal kelangsungan entrepreneurial Health Monitoring melihat segi feasibility serta sustainability dalam berwirausaha?
Pendekatannya adalah dengan menjadikan tiga aspek berikut sebagai sentra kegiatan berwirausaha: berproduksi, product knowledge, dan strategi ber-marketing / berjualan. Dari aspek berproduksi, fokus utamanya berkisar pada peningkatan kesiapan dan kelayakan produk. Persisnya yakni berimprovisasi merancang fisik produk dan berkreasi menyegarkan kelengkapan produk lainnya untuk Health Monitoring lewat pendekatan kekinian agar makin menarik bagi khalayak luas.
Tidak sebatas menjaga fungsionalitas board PCB, namun perlu juga membuat casing produk yang estetik (aesthetic casing). Dan tak berhenti sampai di situ, memperindah visualisasi produk Health Monitoring pun menjadi langkah taktis yang ditempuh. Juga perencanaan lainnya berupa upaya membuat packaging (stiker, bungkus, atau sejenisnya) yang eye-catching serta merangkum petunjuk pemakaian -baik peralatan maupun aplikasi- ke dalam satu manual book ringkas, sehingga semakin memberikan kemudahan pengguna Health Monitoring.
Berikutnya masuk ke aspek product knowledge. Yang mau lebih banyak diangkat di sini ialah proses berdinamika mencapai kesadaran betapa pentingnya pemahaman komprehensif maupun penyajian product knowledge guna menunjang penyampaian keunggulan serta nilai tambah Health Monitoring secara efektif. Pertama-tama, perlu memastikan bahwa semua personil tim telah mendapatkan pemahaman menyeluruh mengenai isi product knowledge Health Monitoring yang akan disampaikan kepada calon penggunanya. Butuh waktu selama dua bulan lebih untuk mengasah wawasan, menyatukan persepsi antara satu dengan yang lain. Dan terkait penyajian product knowledge, yang terpenting merancang skema dalam rangka meremajakan penampilan visual, membuat penjelasan yang lugas, dan terutama memperbarui / menyegarkan cara menyampaikan intisarinya. Sampai puncaknya mampu membangkitkan awareness juga rasa penasaran segenap elemen masyarakat yang membacanya.
Sedangkan perihal berstrategi dalam marketing / jualan, pengerjaannya masih hanya berada di tahap perencanaan jangka menengah dan panjang. Akan tetapi, garis besar pembagian bidang kerjanya berdasarkan kebutuhan terkait marketing sudah terlaksana. Mulai dari market research yang sebagian penugasannya meliputi antara lain menganalisis pangsa pasar dan memformulasi value yang ada pada produk Health Monitoring. Lalu tim kreatif yang berkonsentrasi pada strategi menawarkan metode penjualan secara unik -sekaligus mencari pembelajaran dan melakukan formulasi bisnis yang tepat untuk keberlangsungan bisnis Health Monitoring menyesuaikan kebutuhan pasar dan pelanggan. Tak luput pula bagian R&D yang turut merekomendasikan strategi pengembangan kewirausahaan -di samping terus meriset komponen serta mengoptimalisasi peralatan. Inilah esensi berwirausaha yang sepatutnya dihidupkan kembali dengan cara menggembirakan.
Tak kalah penting pula mengulas dinamika pembelajaran yang berjalan selama beberapa bulan perihal berwirausaha. Tepatnya melalui program intensif kewirausahaan yang diinisiasi oleh Kemendikbudristek sebagai perluasan dari kegiatan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM): Wirausaha Merdeka (WMK). Terlepas dari berbagai kekurangan selama pelaksanaan aktivitasnya, keproaktifan ini mengantarkan segenap tim menuju pada satu pemahaman krusial. Bagaimana mengawal kelangsungan entrepreneurial Health Monitoring melihat segi feasibility serta sustainability dalam berwirausaha?
Pendekatannya adalah dengan menjadikan tiga aspek berikut sebagai sentra kegiatan berwirausaha: berproduksi, product knowledge, dan strategi ber-marketing / berjualan. Dari aspek berproduksi, fokus utamanya berkisar pada peningkatan kesiapan dan kelayakan produk. Persisnya yakni berimprovisasi merancang fisik produk dan berkreasi menyegarkan kelengkapan produk lainnya untuk Health Monitoring lewat pendekatan kekinian agar makin menarik bagi khalayak luas.
Tidak sebatas menjaga fungsionalitas board PCB, namun perlu juga membuat casing produk yang estetik (aesthetic casing). Dan tak berhenti sampai di situ, memperindah visualisasi produk Health Monitoring pun menjadi langkah taktis yang ditempuh. Juga perencanaan lainnya berupa upaya membuat packaging (stiker, bungkus, atau sejenisnya) yang eye-catching serta merangkum petunjuk pemakaian -baik peralatan maupun aplikasi- ke dalam satu manual book ringkas, sehingga semakin memberikan kemudahan pengguna Health Monitoring.
Berikutnya masuk ke aspek product knowledge. Yang mau lebih banyak diangkat di sini ialah proses berdinamika mencapai kesadaran betapa pentingnya pemahaman komprehensif maupun penyajian product knowledge guna menunjang penyampaian keunggulan serta nilai tambah Health Monitoring secara efektif. Pertama-tama, perlu memastikan bahwa semua personil tim telah mendapatkan pemahaman menyeluruh mengenai isi product knowledge Health Monitoring yang akan disampaikan kepada calon penggunanya. Butuh waktu selama dua bulan lebih untuk mengasah wawasan, menyatukan persepsi antara satu dengan yang lain. Dan terkait penyajian product knowledge, yang terpenting merancang skema dalam rangka meremajakan penampilan visual, membuat penjelasan yang lugas, dan terutama memperbarui / menyegarkan cara menyampaikan intisarinya. Sampai puncaknya mampu membangkitkan awareness juga rasa penasaran segenap elemen masyarakat yang membacanya.
Sedangkan perihal berstrategi dalam marketing / jualan, pengerjaannya masih hanya berada di tahap perencanaan jangka menengah dan panjang. Akan tetapi, garis besar pembagian bidang kerjanya berdasarkan kebutuhan terkait marketing sudah terlaksana. Mulai dari market research yang sebagian penugasannya meliputi antara lain menganalisis pangsa pasar dan memformulasi value yang ada pada produk Health Monitoring. Lalu tim kreatif yang berkonsentrasi pada strategi menawarkan metode penjualan secara unik -sekaligus mencari pembelajaran dan melakukan formulasi bisnis yang tepat untuk keberlangsungan bisnis Health Monitoring menyesuaikan kebutuhan pasar dan pelanggan. Tak luput pula bagian R&D yang turut merekomendasikan strategi pengembangan kewirausahaan -di samping terus meriset komponen serta mengoptimalisasi peralatan. Inilah esensi berwirausaha yang sepatutnya dihidupkan kembali dengan cara menggembirakan.
Tak kalah penting pula mengulas dinamika pembelajaran yang berjalan selama beberapa bulan perihal berwirausaha. Tepatnya melalui program intensif kewirausahaan yang diinisiasi oleh Kemendikbudristek sebagai perluasan dari kegiatan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM): Wirausaha Merdeka (WMK). Terlepas dari berbagai kekurangan selama pelaksanaan aktivitasnya, keproaktifan ini mengantarkan segenap tim menuju pada satu pemahaman krusial. Bagaimana mengawal kelangsungan entrepreneurial Health Monitoring melihat segi feasibility serta sustainability dalam berwirausaha?
Pendekatannya adalah dengan menjadikan tiga aspek berikut sebagai sentra kegiatan berwirausaha: berproduksi, product knowledge, dan strategi ber-marketing / berjualan. Dari aspek berproduksi, fokus utamanya berkisar pada peningkatan kesiapan dan kelayakan produk. Persisnya yakni berimprovisasi merancang fisik produk dan berkreasi menyegarkan kelengkapan produk lainnya untuk Health Monitoring lewat pendekatan kekinian agar makin menarik bagi khalayak luas.
Tidak sebatas menjaga fungsionalitas board PCB, namun perlu juga membuat casing produk yang estetik (aesthetic casing). Dan tak berhenti sampai di situ, memperindah visualisasi produk Health Monitoring pun menjadi langkah taktis yang ditempuh. Juga perencanaan lainnya berupa upaya membuat packaging (stiker, bungkus, atau sejenisnya) yang eye-catching serta merangkum petunjuk pemakaian -baik peralatan maupun aplikasi- ke dalam satu manual book ringkas, sehingga semakin memberikan kemudahan pengguna Health Monitoring.
Berikutnya masuk ke aspek product knowledge. Yang mau lebih banyak diangkat di sini ialah proses berdinamika mencapai kesadaran betapa pentingnya pemahaman komprehensif maupun penyajian product knowledge guna menunjang penyampaian keunggulan serta nilai tambah Health Monitoring secara efektif. Pertama-tama, perlu memastikan bahwa semua personil tim telah mendapatkan pemahaman menyeluruh mengenai isi product knowledge Health Monitoring yang akan disampaikan kepada calon penggunanya. Butuh waktu selama dua bulan lebih untuk mengasah wawasan, menyatukan persepsi antara satu dengan yang lain. Dan terkait penyajian product knowledge, yang terpenting merancang skema dalam rangka meremajakan penampilan visual, membuat penjelasan yang lugas, dan terutama memperbarui / menyegarkan cara menyampaikan intisarinya. Sampai puncaknya mampu membangkitkan awareness juga rasa penasaran segenap elemen masyarakat yang membacanya.
Sedangkan perihal berstrategi dalam marketing / jualan, pengerjaannya masih hanya berada di tahap perencanaan jangka menengah dan panjang. Akan tetapi, garis besar pembagian bidang kerjanya berdasarkan kebutuhan terkait marketing sudah terlaksana. Mulai dari market research yang sebagian penugasannya meliputi antara lain menganalisis pangsa pasar dan memformulasi value yang ada pada produk Health Monitoring. Lalu tim kreatif yang berkonsentrasi pada strategi menawarkan metode penjualan secara unik -sekaligus mencari pembelajaran dan melakukan formulasi bisnis yang tepat untuk keberlangsungan bisnis Health Monitoring menyesuaikan kebutuhan pasar dan pelanggan. Tak luput pula bagian R&D yang turut merekomendasikan strategi pengembangan kewirausahaan -di samping terus meriset komponen serta mengoptimalisasi peralatan. Inilah esensi berwirausaha yang sepatutnya dihidupkan kembali dengan cara menggembirakan.
Tak kalah penting pula mengulas dinamika pembelajaran yang berjalan selama beberapa bulan perihal berwirausaha. Tepatnya melalui program intensif kewirausahaan yang diinisiasi oleh Kemendikbudristek sebagai perluasan dari kegiatan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM): Wirausaha Merdeka (WMK). Terlepas dari berbagai kekurangan selama pelaksanaan aktivitasnya, keproaktifan ini mengantarkan segenap tim menuju pada satu pemahaman krusial. Bagaimana mengawal kelangsungan entrepreneurial Health Monitoring melihat segi feasibility serta sustainability dalam berwirausaha?
Pendekatannya adalah dengan menjadikan tiga aspek berikut sebagai sentra kegiatan berwirausaha: berproduksi, product knowledge, dan strategi ber-marketing / berjualan. Dari aspek berproduksi, fokus utamanya berkisar pada peningkatan kesiapan dan kelayakan produk. Persisnya yakni berimprovisasi merancang fisik produk dan berkreasi menyegarkan kelengkapan produk lainnya untuk Health Monitoring lewat pendekatan kekinian agar makin menarik bagi khalayak luas.
Tidak sebatas menjaga fungsionalitas board PCB, namun perlu juga membuat casing produk yang estetik (aesthetic casing). Dan tak berhenti sampai di situ, memperindah visualisasi produk Health Monitoring pun menjadi langkah taktis yang ditempuh. Juga perencanaan lainnya berupa upaya membuat packaging (stiker, bungkus, atau sejenisnya) yang eye-catching serta merangkum petunjuk pemakaian -baik peralatan maupun aplikasi- ke dalam satu manual book ringkas, sehingga semakin memberikan kemudahan pengguna Health Monitoring.
Berikutnya masuk ke aspek product knowledge. Yang mau lebih banyak diangkat di sini ialah proses berdinamika mencapai kesadaran betapa pentingnya pemahaman komprehensif maupun penyajian product knowledge guna menunjang penyampaian keunggulan serta nilai tambah Health Monitoring secara efektif. Pertama-tama, perlu memastikan bahwa semua personil tim telah mendapatkan pemahaman menyeluruh mengenai isi product knowledge Health Monitoring yang akan disampaikan kepada calon penggunanya. Butuh waktu selama dua bulan lebih untuk mengasah wawasan, menyatukan persepsi antara satu dengan yang lain. Dan terkait penyajian product knowledge, yang terpenting merancang skema dalam rangka meremajakan penampilan visual, membuat penjelasan yang lugas, dan terutama memperbarui / menyegarkan cara menyampaikan intisarinya. Sampai puncaknya mampu membangkitkan awareness juga rasa penasaran segenap elemen masyarakat yang membacanya.
Sedangkan perihal berstrategi dalam marketing / jualan, pengerjaannya masih hanya berada di tahap perencanaan jangka menengah dan panjang. Akan tetapi, garis besar pembagian bidang kerjanya berdasarkan kebutuhan terkait marketing sudah terlaksana. Mulai dari market research yang sebagian penugasannya meliputi antara lain menganalisis pangsa pasar dan memformulasi value yang ada pada produk Health Monitoring. Lalu tim kreatif yang berkonsentrasi pada strategi menawarkan metode penjualan secara unik -sekaligus mencari pembelajaran dan melakukan formulasi bisnis yang tepat untuk keberlangsungan bisnis Health Monitoring menyesuaikan kebutuhan pasar dan pelanggan. Tak luput pula bagian R&D yang turut merekomendasikan strategi pengembangan kewirausahaan -di samping terus meriset komponen serta mengoptimalisasi peralatan. Inilah esensi berwirausaha yang sepatutnya dihidupkan kembali dengan cara menggembirakan.
Tak kalah penting pula mengulas dinamika pembelajaran yang berjalan selama beberapa bulan perihal berwirausaha. Tepatnya melalui program intensif kewirausahaan yang diinisiasi oleh Kemendikbudristek sebagai perluasan dari kegiatan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM): Wirausaha Merdeka (WMK). Terlepas dari berbagai kekurangan selama pelaksanaan aktivitasnya, keproaktifan ini mengantarkan segenap tim menuju pada satu pemahaman krusial. Bagaimana mengawal kelangsungan entrepreneurial Health Monitoring melihat segi feasibility serta sustainability dalam berwirausaha?
Pendekatannya adalah dengan menjadikan tiga aspek berikut sebagai sentra kegiatan berwirausaha: berproduksi, product knowledge, dan strategi ber-marketing / berjualan. Dari aspek berproduksi, fokus utamanya berkisar pada peningkatan kesiapan dan kelayakan produk. Persisnya yakni berimprovisasi merancang fisik produk dan berkreasi menyegarkan kelengkapan produk lainnya untuk Health Monitoring lewat pendekatan kekinian agar makin menarik bagi khalayak luas.
Tidak sebatas menjaga fungsionalitas board PCB, namun perlu juga membuat casing produk yang estetik (aesthetic casing). Dan tak berhenti sampai di situ, memperindah visualisasi produk Health Monitoring pun menjadi langkah taktis yang ditempuh. Juga perencanaan lainnya berupa upaya membuat packaging (stiker, bungkus, atau sejenisnya) yang eye-catching serta merangkum petunjuk pemakaian -baik peralatan maupun aplikasi- ke dalam satu manual book ringkas, sehingga semakin memberikan kemudahan pengguna Health Monitoring.
Berikutnya masuk ke aspek product knowledge. Yang mau lebih banyak diangkat di sini ialah proses berdinamika mencapai kesadaran betapa pentingnya pemahaman komprehensif maupun penyajian product knowledge guna menunjang penyampaian keunggulan serta nilai tambah Health Monitoring secara efektif. Pertama-tama, perlu memastikan bahwa semua personil tim telah mendapatkan pemahaman menyeluruh mengenai isi product knowledge Health Monitoring yang akan disampaikan kepada calon penggunanya. Butuh waktu selama dua bulan lebih untuk mengasah wawasan, menyatukan persepsi antara satu dengan yang lain. Dan terkait penyajian product knowledge, yang terpenting merancang skema dalam rangka meremajakan penampilan visual, membuat penjelasan yang lugas, dan terutama memperbarui / menyegarkan cara menyampaikan intisarinya. Sampai puncaknya mampu membangkitkan awareness juga rasa penasaran segenap elemen masyarakat yang membacanya.
Sedangkan perihal berstrategi dalam marketing / jualan, pengerjaannya masih hanya berada di tahap perencanaan jangka menengah dan panjang. Akan tetapi, garis besar pembagian bidang kerjanya berdasarkan kebutuhan terkait marketing sudah terlaksana. Mulai dari market research yang sebagian penugasannya meliputi antara lain menganalisis pangsa pasar dan memformulasi value yang ada pada produk Health Monitoring. Lalu tim kreatif yang berkonsentrasi pada strategi menawarkan metode penjualan secara unik -sekaligus mencari pembelajaran dan melakukan formulasi bisnis yang tepat untuk keberlangsungan bisnis Health Monitoring menyesuaikan kebutuhan pasar dan pelanggan. Tak luput pula bagian R&D yang turut merekomendasikan strategi pengembangan kewirausahaan -di samping terus meriset komponen serta mengoptimalisasi peralatan. Inilah esensi berwirausaha yang sepatutnya dihidupkan kembali dengan cara menggembirakan.
Tak kalah penting pula mengulas dinamika pembelajaran yang berjalan selama beberapa bulan perihal berwirausaha. Tepatnya melalui program intensif kewirausahaan yang diinisiasi oleh Kemendikbudristek sebagai perluasan dari kegiatan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM): Wirausaha Merdeka (WMK). Terlepas dari berbagai kekurangan selama pelaksanaan aktivitasnya, keproaktifan ini mengantarkan segenap tim menuju pada satu pemahaman krusial. Bagaimana mengawal kelangsungan entrepreneurial Health Monitoring melihat segi feasibility serta sustainability dalam berwirausaha?
Pendekatannya adalah dengan menjadikan tiga aspek berikut sebagai sentra kegiatan berwirausaha: berproduksi, product knowledge, dan strategi ber-marketing / berjualan. Dari aspek berproduksi, fokus utamanya berkisar pada peningkatan kesiapan dan kelayakan produk. Persisnya yakni berimprovisasi merancang fisik produk dan berkreasi menyegarkan kelengkapan produk lainnya untuk Health Monitoring lewat pendekatan kekinian agar makin menarik bagi khalayak luas.
Tidak sebatas menjaga fungsionalitas board PCB, namun perlu juga membuat casing produk yang estetik (aesthetic casing). Dan tak berhenti sampai di situ, memperindah visualisasi produk Health Monitoring pun menjadi langkah taktis yang ditempuh. Juga perencanaan lainnya berupa upaya membuat packaging (stiker, bungkus, atau sejenisnya) yang eye-catching serta merangkum petunjuk pemakaian -baik peralatan maupun aplikasi- ke dalam satu manual book ringkas, sehingga semakin memberikan kemudahan pengguna Health Monitoring.
Berikutnya masuk ke aspek product knowledge. Yang mau lebih banyak diangkat di sini ialah proses berdinamika mencapai kesadaran betapa pentingnya pemahaman komprehensif maupun penyajian product knowledge guna menunjang penyampaian keunggulan serta nilai tambah Health Monitoring secara efektif. Pertama-tama, perlu memastikan bahwa semua personil tim telah mendapatkan pemahaman menyeluruh mengenai isi product knowledge Health Monitoring yang akan disampaikan kepada calon penggunanya. Butuh waktu selama dua bulan lebih untuk mengasah wawasan, menyatukan persepsi antara satu dengan yang lain. Dan terkait penyajian product knowledge, yang terpenting merancang skema dalam rangka meremajakan penampilan visual, membuat penjelasan yang lugas, dan terutama memperbarui / menyegarkan cara menyampaikan intisarinya. Sampai puncaknya mampu membangkitkan awareness juga rasa penasaran segenap elemen masyarakat yang membacanya.
Sedangkan perihal berstrategi dalam marketing / jualan, pengerjaannya masih hanya berada di tahap perencanaan jangka menengah dan panjang. Akan tetapi, garis besar pembagian bidang kerjanya berdasarkan kebutuhan terkait marketing sudah terlaksana. Mulai dari market research yang sebagian penugasannya meliputi antara lain menganalisis pangsa pasar dan memformulasi value yang ada pada produk Health Monitoring. Lalu tim kreatif yang berkonsentrasi pada strategi menawarkan metode penjualan secara unik -sekaligus mencari pembelajaran dan melakukan formulasi bisnis yang tepat untuk keberlangsungan bisnis Health Monitoring menyesuaikan kebutuhan pasar dan pelanggan. Tak luput pula bagian R&D yang turut merekomendasikan strategi pengembangan kewirausahaan -di samping terus meriset komponen serta mengoptimalisasi peralatan. Inilah esensi berwirausaha yang sepatutnya dihidupkan kembali dengan cara menggembirakan.
Tak kalah penting pula mengulas dinamika pembelajaran yang berjalan selama beberapa bulan perihal berwirausaha. Tepatnya melalui program intensif kewirausahaan yang diinisiasi oleh Kemendikbudristek sebagai perluasan dari kegiatan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM): Wirausaha Merdeka (WMK). Terlepas dari berbagai kekurangan selama pelaksanaan aktivitasnya, keproaktifan ini mengantarkan segenap tim menuju pada satu pemahaman krusial. Bagaimana mengawal kelangsungan entrepreneurial Health Monitoring melihat segi feasibility serta sustainability dalam berwirausaha?
Pendekatannya adalah dengan menjadikan tiga aspek berikut sebagai sentra kegiatan berwirausaha: berproduksi, product knowledge, dan strategi ber-marketing / berjualan. Dari aspek berproduksi, fokus utamanya berkisar pada peningkatan kesiapan dan kelayakan produk. Persisnya yakni berimprovisasi merancang fisik produk dan berkreasi menyegarkan kelengkapan produk lainnya untuk Health Monitoring lewat pendekatan kekinian agar makin menarik bagi khalayak luas.
Tidak sebatas menjaga fungsionalitas board PCB, namun perlu juga membuat casing produk yang estetik (aesthetic casing). Dan tak berhenti sampai di situ, memperindah visualisasi produk Health Monitoring pun menjadi langkah taktis yang ditempuh. Juga perencanaan lainnya berupa upaya membuat packaging (stiker, bungkus, atau sejenisnya) yang eye-catching serta merangkum petunjuk pemakaian -baik peralatan maupun aplikasi- ke dalam satu manual book ringkas, sehingga semakin memberikan kemudahan pengguna Health Monitoring.
Berikutnya masuk ke aspek product knowledge. Yang mau lebih banyak diangkat di sini ialah proses berdinamika mencapai kesadaran betapa pentingnya pemahaman komprehensif maupun penyajian product knowledge guna menunjang penyampaian keunggulan serta nilai tambah Health Monitoring secara efektif. Pertama-tama, perlu memastikan bahwa semua personil tim telah mendapatkan pemahaman menyeluruh mengenai isi product knowledge Health Monitoring yang akan disampaikan kepada calon penggunanya. Butuh waktu selama dua bulan lebih untuk mengasah wawasan, menyatukan persepsi antara satu dengan yang lain. Dan terkait penyajian product knowledge, yang terpenting merancang skema dalam rangka meremajakan penampilan visual, membuat penjelasan yang lugas, dan terutama memperbarui / menyegarkan cara menyampaikan intisarinya. Sampai puncaknya mampu membangkitkan awareness juga rasa penasaran segenap elemen masyarakat yang membacanya.
Sedangkan perihal berstrategi dalam marketing / jualan, pengerjaannya masih hanya berada di tahap perencanaan jangka menengah dan panjang. Akan tetapi, garis besar pembagian bidang kerjanya berdasarkan kebutuhan terkait marketing sudah terlaksana. Mulai dari market research yang sebagian penugasannya meliputi antara lain menganalisis pangsa pasar dan memformulasi value yang ada pada produk Health Monitoring. Lalu tim kreatif yang berkonsentrasi pada strategi menawarkan metode penjualan secara unik -sekaligus mencari pembelajaran dan melakukan formulasi bisnis yang tepat untuk keberlangsungan bisnis Health Monitoring menyesuaikan kebutuhan pasar dan pelanggan. Tak luput pula bagian R&D yang turut merekomendasikan strategi pengembangan kewirausahaan -di samping terus meriset komponen serta mengoptimalisasi peralatan. Inilah esensi berwirausaha yang sepatutnya dihidupkan kembali dengan cara menggembirakan.
Tak kalah penting pula mengulas dinamika pembelajaran yang berjalan selama beberapa bulan perihal berwirausaha. Tepatnya melalui program intensif kewirausahaan yang diinisiasi oleh Kemendikbudristek sebagai perluasan dari kegiatan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM): Wirausaha Merdeka (WMK). Terlepas dari berbagai kekurangan selama pelaksanaan aktivitasnya, keproaktifan ini mengantarkan segenap tim menuju pada satu pemahaman krusial. Bagaimana mengawal kelangsungan entrepreneurial Health Monitoring melihat segi feasibility serta sustainability dalam berwirausaha?
Pendekatannya adalah dengan menjadikan tiga aspek berikut sebagai sentra kegiatan berwirausaha: berproduksi, product knowledge, dan strategi ber-marketing / berjualan. Dari aspek berproduksi, fokus utamanya berkisar pada peningkatan kesiapan dan kelayakan produk. Persisnya yakni berimprovisasi merancang fisik produk dan berkreasi menyegarkan kelengkapan produk lainnya untuk Health Monitoring lewat pendekatan kekinian agar makin menarik bagi khalayak luas.
Tidak sebatas menjaga fungsionalitas board PCB, namun perlu juga membuat casing produk yang estetik (aesthetic casing). Dan tak berhenti sampai di situ, memperindah visualisasi produk Health Monitoring pun menjadi langkah taktis yang ditempuh. Juga perencanaan lainnya berupa upaya membuat packaging (stiker, bungkus, atau sejenisnya) yang eye-catching serta merangkum petunjuk pemakaian -baik peralatan maupun aplikasi- ke dalam satu manual book ringkas, sehingga semakin memberikan kemudahan pengguna Health Monitoring.
Berikutnya masuk ke aspek product knowledge. Yang mau lebih banyak diangkat di sini ialah proses berdinamika mencapai kesadaran betapa pentingnya pemahaman komprehensif maupun penyajian product knowledge guna menunjang penyampaian keunggulan serta nilai tambah Health Monitoring secara efektif. Pertama-tama, perlu memastikan bahwa semua personil tim telah mendapatkan pemahaman menyeluruh mengenai isi product knowledge Health Monitoring yang akan disampaikan kepada calon penggunanya. Butuh waktu selama dua bulan lebih untuk mengasah wawasan, menyatukan persepsi antara satu dengan yang lain. Dan terkait penyajian product knowledge, yang terpenting merancang skema dalam rangka meremajakan penampilan visual, membuat penjelasan yang lugas, dan terutama memperbarui / menyegarkan cara menyampaikan intisarinya. Sampai puncaknya mampu membangkitkan awareness juga rasa penasaran segenap elemen masyarakat yang membacanya.
Sedangkan perihal berstrategi dalam marketing / jualan, pengerjaannya masih hanya berada di tahap perencanaan jangka menengah dan panjang. Akan tetapi, garis besar pembagian bidang kerjanya berdasarkan kebutuhan terkait marketing sudah terlaksana. Mulai dari market research yang sebagian penugasannya meliputi antara lain menganalisis pangsa pasar dan memformulasi value yang ada pada produk Health Monitoring. Lalu tim kreatif yang berkonsentrasi pada strategi menawarkan metode penjualan secara unik -sekaligus mencari pembelajaran dan melakukan formulasi bisnis yang tepat untuk keberlangsungan bisnis Health Monitoring menyesuaikan kebutuhan pasar dan pelanggan. Tak luput pula bagian R&D yang turut merekomendasikan strategi pengembangan kewirausahaan -di samping terus meriset komponen serta mengoptimalisasi peralatan. Inilah esensi berwirausaha yang sepatutnya dihidupkan kembali dengan cara menggembirakan.
Tak kalah penting pula mengulas dinamika pembelajaran yang berjalan selama beberapa bulan perihal berwirausaha. Tepatnya melalui program intensif kewirausahaan yang diinisiasi oleh Kemendikbudristek sebagai perluasan dari kegiatan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM): Wirausaha Merdeka (WMK). Terlepas dari berbagai kekurangan selama pelaksanaan aktivitasnya, keproaktifan ini mengantarkan segenap tim menuju pada satu pemahaman krusial. Bagaimana mengawal kelangsungan entrepreneurial Health Monitoring melihat segi feasibility serta sustainability dalam berwirausaha?
Pendekatannya adalah dengan menjadikan tiga aspek berikut sebagai sentra kegiatan berwirausaha: berproduksi, product knowledge, dan strategi ber-marketing / berjualan. Dari aspek berproduksi, fokus utamanya berkisar pada peningkatan kesiapan dan kelayakan produk. Persisnya yakni berimprovisasi merancang fisik produk dan berkreasi menyegarkan kelengkapan produk lainnya untuk Health Monitoring lewat pendekatan kekinian agar makin menarik bagi khalayak luas.
Tidak sebatas menjaga fungsionalitas board PCB, namun perlu juga membuat casing produk yang estetik (aesthetic casing). Dan tak berhenti sampai di situ, memperindah visualisasi produk Health Monitoring pun menjadi langkah taktis yang ditempuh. Juga perencanaan lainnya berupa upaya membuat packaging (stiker, bungkus, atau sejenisnya) yang eye-catching serta merangkum petunjuk pemakaian -baik peralatan maupun aplikasi- ke dalam satu manual book ringkas, sehingga semakin memberikan kemudahan pengguna Health Monitoring.
Berikutnya masuk ke aspek product knowledge. Yang mau lebih banyak diangkat di sini ialah proses berdinamika mencapai kesadaran betapa pentingnya pemahaman komprehensif maupun penyajian product knowledge guna menunjang penyampaian keunggulan serta nilai tambah Health Monitoring secara efektif. Pertama-tama, perlu memastikan bahwa semua personil tim telah mendapatkan pemahaman menyeluruh mengenai isi product knowledge Health Monitoring yang akan disampaikan kepada calon penggunanya. Butuh waktu selama dua bulan lebih untuk mengasah wawasan, menyatukan persepsi antara satu dengan yang lain. Dan terkait penyajian product knowledge, yang terpenting merancang skema dalam rangka meremajakan penampilan visual, membuat penjelasan yang lugas, dan terutama memperbarui / menyegarkan cara menyampaikan intisarinya. Sampai puncaknya mampu membangkitkan awareness juga rasa penasaran segenap elemen masyarakat yang membacanya.
Sedangkan perihal berstrategi dalam marketing / jualan, pengerjaannya masih hanya berada di tahap perencanaan jangka menengah dan panjang. Akan tetapi, garis besar pembagian bidang kerjanya berdasarkan kebutuhan terkait marketing sudah terlaksana. Mulai dari market research yang sebagian penugasannya meliputi antara lain menganalisis pangsa pasar dan memformulasi value yang ada pada produk Health Monitoring. Lalu tim kreatif yang berkonsentrasi pada strategi menawarkan metode penjualan secara unik -sekaligus mencari pembelajaran dan melakukan formulasi bisnis yang tepat untuk keberlangsungan bisnis Health Monitoring menyesuaikan kebutuhan pasar dan pelanggan. Tak luput pula bagian R&D yang turut merekomendasikan strategi pengembangan kewirausahaan -di samping terus meriset komponen serta mengoptimalisasi peralatan. Inilah esensi berwirausaha yang sepatutnya dihidupkan kembali dengan cara menggembirakan.
Tak kalah penting pula mengulas dinamika pembelajaran yang berjalan selama beberapa bulan perihal berwirausaha. Tepatnya melalui program intensif kewirausahaan yang diinisiasi oleh Kemendikbudristek sebagai perluasan dari kegiatan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM): Wirausaha Merdeka (WMK). Terlepas dari berbagai kekurangan selama pelaksanaan aktivitasnya, keproaktifan ini mengantarkan segenap tim menuju pada satu pemahaman krusial. Bagaimana mengawal kelangsungan entrepreneurial Health Monitoring melihat segi feasibility serta sustainability dalam berwirausaha?
Pendekatannya adalah dengan menjadikan tiga aspek berikut sebagai sentra kegiatan berwirausaha: berproduksi, product knowledge, dan strategi ber-marketing / berjualan. Dari aspek berproduksi, fokus utamanya berkisar pada peningkatan kesiapan dan kelayakan produk. Persisnya yakni berimprovisasi merancang fisik produk dan berkreasi menyegarkan kelengkapan produk lainnya untuk Health Monitoring lewat pendekatan kekinian agar makin menarik bagi khalayak luas.
Tidak sebatas menjaga fungsionalitas board PCB, namun perlu juga membuat casing produk yang estetik (aesthetic casing). Dan tak berhenti sampai di situ, memperindah visualisasi produk Health Monitoring pun menjadi langkah taktis yang ditempuh. Juga perencanaan lainnya berupa upaya membuat packaging (stiker, bungkus, atau sejenisnya) yang eye-catching serta merangkum petunjuk pemakaian -baik peralatan maupun aplikasi- ke dalam satu manual book ringkas, sehingga semakin memberikan kemudahan pengguna Health Monitoring.
Berikutnya masuk ke aspek product knowledge. Yang mau lebih banyak diangkat di sini ialah proses berdinamika mencapai kesadaran betapa pentingnya pemahaman komprehensif maupun penyajian product knowledge guna menunjang penyampaian keunggulan serta nilai tambah Health Monitoring secara efektif. Pertama-tama, perlu memastikan bahwa semua personil tim telah mendapatkan pemahaman menyeluruh mengenai isi product knowledge Health Monitoring yang akan disampaikan kepada calon penggunanya. Butuh waktu selama dua bulan lebih untuk mengasah wawasan, menyatukan persepsi antara satu dengan yang lain. Dan terkait penyajian product knowledge, yang terpenting merancang skema dalam rangka meremajakan penampilan visual, membuat penjelasan yang lugas, dan terutama memperbarui / menyegarkan cara menyampaikan intisarinya. Sampai puncaknya mampu membangkitkan awareness juga rasa penasaran segenap elemen masyarakat yang membacanya.
Sedangkan perihal berstrategi dalam marketing / jualan, pengerjaannya masih hanya berada di tahap perencanaan jangka menengah dan panjang. Akan tetapi, garis besar pembagian bidang kerjanya berdasarkan kebutuhan terkait marketing sudah terlaksana. Mulai dari market research yang sebagian penugasannya meliputi antara lain menganalisis pangsa pasar dan memformulasi value yang ada pada produk Health Monitoring. Lalu tim kreatif yang berkonsentrasi pada strategi menawarkan metode penjualan secara unik -sekaligus mencari pembelajaran dan melakukan formulasi bisnis yang tepat untuk keberlangsungan bisnis Health Monitoring menyesuaikan kebutuhan pasar dan pelanggan. Tak luput pula bagian R&D yang turut merekomendasikan strategi pengembangan kewirausahaan -di samping terus meriset komponen serta mengoptimalisasi peralatan. Inilah esensi berwirausaha yang sepatutnya dihidupkan kembali dengan cara menggembirakan.
Tak kalah penting pula mengulas dinamika pembelajaran yang berjalan selama beberapa bulan perihal berwirausaha. Tepatnya melalui program intensif kewirausahaan yang diinisiasi oleh Kemendikbudristek sebagai perluasan dari kegiatan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM): Wirausaha Merdeka (WMK). Terlepas dari berbagai kekurangan selama pelaksanaan aktivitasnya, keproaktifan ini mengantarkan segenap tim menuju pada satu pemahaman krusial. Bagaimana mengawal kelangsungan entrepreneurial Health Monitoring melihat segi feasibility serta sustainability dalam berwirausaha?
Pendekatannya adalah dengan menjadikan tiga aspek berikut sebagai sentra kegiatan berwirausaha: berproduksi, product knowledge, dan strategi ber-marketing / berjualan. Dari aspek berproduksi, fokus utamanya berkisar pada peningkatan kesiapan dan kelayakan produk. Persisnya yakni berimprovisasi merancang fisik produk dan berkreasi menyegarkan kelengkapan produk lainnya untuk Health Monitoring lewat pendekatan kekinian agar makin menarik bagi khalayak luas.
Tidak sebatas menjaga fungsionalitas board PCB, namun perlu juga membuat casing produk yang estetik (aesthetic casing). Dan tak berhenti sampai di situ, memperindah visualisasi produk Health Monitoring pun menjadi langkah taktis yang ditempuh. Juga perencanaan lainnya berupa upaya membuat packaging (stiker, bungkus, atau sejenisnya) yang eye-catching serta merangkum petunjuk pemakaian -baik peralatan maupun aplikasi- ke dalam satu manual book ringkas, sehingga semakin memberikan kemudahan pengguna Health Monitoring.
Berikutnya masuk ke aspek product knowledge. Yang mau lebih banyak diangkat di sini ialah proses berdinamika mencapai kesadaran betapa pentingnya pemahaman komprehensif maupun penyajian product knowledge guna menunjang penyampaian keunggulan serta nilai tambah Health Monitoring secara efektif. Pertama-tama, perlu memastikan bahwa semua personil tim telah mendapatkan pemahaman menyeluruh mengenai isi product knowledge Health Monitoring yang akan disampaikan kepada calon penggunanya. Butuh waktu selama dua bulan lebih untuk mengasah wawasan, menyatukan persepsi antara satu dengan yang lain. Dan terkait penyajian product knowledge, yang terpenting merancang skema dalam rangka meremajakan penampilan visual, membuat penjelasan yang lugas, dan terutama memperbarui / menyegarkan cara menyampaikan intisarinya. Sampai puncaknya mampu membangkitkan awareness juga rasa penasaran segenap elemen masyarakat yang membacanya.
Sedangkan perihal berstrategi dalam marketing / jualan, pengerjaannya masih hanya berada di tahap perencanaan jangka menengah dan panjang. Akan tetapi, garis besar pembagian bidang kerjanya berdasarkan kebutuhan terkait marketing sudah terlaksana. Mulai dari market research yang sebagian penugasannya meliputi antara lain menganalisis pangsa pasar dan memformulasi value yang ada pada produk Health Monitoring. Lalu tim kreatif yang berkonsentrasi pada strategi menawarkan metode penjualan secara unik -sekaligus mencari pembelajaran dan melakukan formulasi bisnis yang tepat untuk keberlangsungan bisnis Health Monitoring menyesuaikan kebutuhan pasar dan pelanggan. Tak luput pula bagian R&D yang turut merekomendasikan strategi pengembangan kewirausahaan -di samping terus meriset komponen serta mengoptimalisasi peralatan. Inilah esensi berwirausaha yang sepatutnya dihidupkan kembali dengan cara menggembirakan.
Tak kalah penting pula mengulas dinamika pembelajaran yang berjalan selama beberapa bulan perihal berwirausaha. Tepatnya melalui program intensif kewirausahaan yang diinisiasi oleh Kemendikbudristek sebagai perluasan dari kegiatan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM): Wirausaha Merdeka (WMK). Terlepas dari berbagai kekurangan selama pelaksanaan aktivitasnya, keproaktifan ini mengantarkan segenap tim menuju pada satu pemahaman krusial. Bagaimana mengawal kelangsungan entrepreneurial Health Monitoring melihat segi feasibility serta sustainability dalam berwirausaha?
Pendekatannya adalah dengan menjadikan tiga aspek berikut sebagai sentra kegiatan berwirausaha: berproduksi, product knowledge, dan strategi ber-marketing / berjualan. Dari aspek berproduksi, fokus utamanya berkisar pada peningkatan kesiapan dan kelayakan produk. Persisnya yakni berimprovisasi merancang fisik produk dan berkreasi menyegarkan kelengkapan produk lainnya untuk Health Monitoring lewat pendekatan kekinian agar makin menarik bagi khalayak luas.
Tidak sebatas menjaga fungsionalitas board PCB, namun perlu juga membuat casing produk yang estetik (aesthetic casing). Dan tak berhenti sampai di situ, memperindah visualisasi produk Health Monitoring pun menjadi langkah taktis yang ditempuh. Juga perencanaan lainnya berupa upaya membuat packaging (stiker, bungkus, atau sejenisnya) yang eye-catching serta merangkum petunjuk pemakaian -baik peralatan maupun aplikasi- ke dalam satu manual book ringkas, sehingga semakin memberikan kemudahan pengguna Health Monitoring.
Berikutnya masuk ke aspek product knowledge. Yang mau lebih banyak diangkat di sini ialah proses berdinamika mencapai kesadaran betapa pentingnya pemahaman komprehensif maupun penyajian product knowledge guna menunjang penyampaian keunggulan serta nilai tambah Health Monitoring secara efektif. Pertama-tama, perlu memastikan bahwa semua personil tim telah mendapatkan pemahaman menyeluruh mengenai isi product knowledge Health Monitoring yang akan disampaikan kepada calon penggunanya. Butuh waktu selama dua bulan lebih untuk mengasah wawasan, menyatukan persepsi antara satu dengan yang lain. Dan terkait penyajian product knowledge, yang terpenting merancang skema dalam rangka meremajakan penampilan visual, membuat penjelasan yang lugas, dan terutama memperbarui / menyegarkan cara menyampaikan intisarinya. Sampai puncaknya mampu membangkitkan awareness juga rasa penasaran segenap elemen masyarakat yang membacanya.
Sedangkan perihal berstrategi dalam marketing / jualan, pengerjaannya masih hanya berada di tahap perencanaan jangka menengah dan panjang. Akan tetapi, garis besar pembagian bidang kerjanya berdasarkan kebutuhan terkait marketing sudah terlaksana. Mulai dari market research yang sebagian penugasannya meliputi antara lain menganalisis pangsa pasar dan memformulasi value yang ada pada produk Health Monitoring. Lalu tim kreatif yang berkonsentrasi pada strategi menawarkan metode penjualan secara unik -sekaligus mencari pembelajaran dan melakukan formulasi bisnis yang tepat untuk keberlangsungan bisnis Health Monitoring menyesuaikan kebutuhan pasar dan pelanggan. Tak luput pula bagian R&D yang turut merekomendasikan strategi pengembangan kewirausahaan -di samping terus meriset komponen serta mengoptimalisasi peralatan. Inilah esensi berwirausaha yang sepatutnya dihidupkan kembali dengan cara menggembirakan.
Tak kalah penting pula mengulas dinamika pembelajaran yang berjalan selama beberapa bulan perihal berwirausaha. Tepatnya melalui program intensif kewirausahaan yang diinisiasi oleh Kemendikbudristek sebagai perluasan dari kegiatan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM): Wirausaha Merdeka (WMK). Terlepas dari berbagai kekurangan selama pelaksanaan aktivitasnya, keproaktifan ini mengantarkan segenap tim menuju pada satu pemahaman krusial. Bagaimana mengawal kelangsungan entrepreneurial Health Monitoring melihat segi feasibility serta sustainability dalam berwirausaha?
Pendekatannya adalah dengan menjadikan tiga aspek berikut sebagai sentra kegiatan berwirausaha: berproduksi, product knowledge, dan strategi ber-marketing / berjualan. Dari aspek berproduksi, fokus utamanya berkisar pada peningkatan kesiapan dan kelayakan produk. Persisnya yakni berimprovisasi merancang fisik produk dan berkreasi menyegarkan kelengkapan produk lainnya untuk Health Monitoring lewat pendekatan kekinian agar makin menarik bagi khalayak luas.
Tidak sebatas menjaga fungsionalitas board PCB, namun perlu juga membuat casing produk yang estetik (aesthetic casing). Dan tak berhenti sampai di situ, memperindah visualisasi produk Health Monitoring pun menjadi langkah taktis yang ditempuh. Juga perencanaan lainnya berupa upaya membuat packaging (stiker, bungkus, atau sejenisnya) yang eye-catching serta merangkum petunjuk pemakaian -baik peralatan maupun aplikasi- ke dalam satu manual book ringkas, sehingga semakin memberikan kemudahan pengguna Health Monitoring.
Berikutnya masuk ke aspek product knowledge. Yang mau lebih banyak diangkat di sini ialah proses berdinamika mencapai kesadaran betapa pentingnya pemahaman komprehensif maupun penyajian product knowledge guna menunjang penyampaian keunggulan serta nilai tambah Health Monitoring secara efektif. Pertama-tama, perlu memastikan bahwa semua personil tim telah mendapatkan pemahaman menyeluruh mengenai isi product knowledge Health Monitoring yang akan disampaikan kepada calon penggunanya. Butuh waktu selama dua bulan lebih untuk mengasah wawasan, menyatukan persepsi antara satu dengan yang lain. Dan terkait penyajian product knowledge, yang terpenting merancang skema dalam rangka meremajakan penampilan visual, membuat penjelasan yang lugas, dan terutama memperbarui / menyegarkan cara menyampaikan intisarinya. Sampai puncaknya mampu membangkitkan awareness juga rasa penasaran segenap elemen masyarakat yang membacanya.
Sedangkan perihal berstrategi dalam marketing / jualan, pengerjaannya masih hanya berada di tahap perencanaan jangka menengah dan panjang. Akan tetapi, garis besar pembagian bidang kerjanya berdasarkan kebutuhan terkait marketing sudah terlaksana. Mulai dari market research yang sebagian penugasannya meliputi antara lain menganalisis pangsa pasar dan memformulasi value yang ada pada produk Health Monitoring. Lalu tim kreatif yang berkonsentrasi pada strategi menawarkan metode penjualan secara unik -sekaligus mencari pembelajaran dan melakukan formulasi bisnis yang tepat untuk keberlangsungan bisnis Health Monitoring menyesuaikan kebutuhan pasar dan pelanggan. Tak luput pula bagian R&D yang turut merekomendasikan strategi pengembangan kewirausahaan -di samping terus meriset komponen serta mengoptimalisasi peralatan. Inilah esensi berwirausaha yang sepatutnya dihidupkan kembali dengan cara menggembirakan.
Tak kalah penting pula mengulas dinamika pembelajaran yang berjalan selama beberapa bulan perihal berwirausaha. Tepatnya melalui program intensif kewirausahaan yang diinisiasi oleh Kemendikbudristek sebagai perluasan dari kegiatan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM): Wirausaha Merdeka (WMK). Terlepas dari berbagai kekurangan selama pelaksanaan aktivitasnya, keproaktifan ini mengantarkan segenap tim menuju pada satu pemahaman krusial. Bagaimana mengawal kelangsungan entrepreneurial Health Monitoring melihat segi feasibility serta sustainability dalam berwirausaha?
Pendekatannya adalah dengan menjadikan tiga aspek berikut sebagai sentra kegiatan berwirausaha: berproduksi, product knowledge, dan strategi ber-marketing / berjualan. Dari aspek berproduksi, fokus utamanya berkisar pada peningkatan kesiapan dan kelayakan produk. Persisnya yakni berimprovisasi merancang fisik produk dan berkreasi menyegarkan kelengkapan produk lainnya untuk Health Monitoring lewat pendekatan kekinian agar makin menarik bagi khalayak luas.
Tidak sebatas menjaga fungsionalitas board PCB, namun perlu juga membuat casing produk yang estetik (aesthetic casing). Dan tak berhenti sampai di situ, memperindah visualisasi produk Health Monitoring pun menjadi langkah taktis yang ditempuh. Juga perencanaan lainnya berupa upaya membuat packaging (stiker, bungkus, atau sejenisnya) yang eye-catching serta merangkum petunjuk pemakaian -baik peralatan maupun aplikasi- ke dalam satu manual book ringkas, sehingga semakin memberikan kemudahan pengguna Health Monitoring.
Berikutnya masuk ke aspek product knowledge. Yang mau lebih banyak diangkat di sini ialah proses berdinamika mencapai kesadaran betapa pentingnya pemahaman komprehensif maupun penyajian product knowledge guna menunjang penyampaian keunggulan serta nilai tambah Health Monitoring secara efektif. Pertama-tama, perlu memastikan bahwa semua personil tim telah mendapatkan pemahaman menyeluruh mengenai isi product knowledge Health Monitoring yang akan disampaikan kepada calon penggunanya. Butuh waktu selama dua bulan lebih untuk mengasah wawasan, menyatukan persepsi antara satu dengan yang lain. Dan terkait penyajian product knowledge, yang terpenting merancang skema dalam rangka meremajakan penampilan visual, membuat penjelasan yang lugas, dan terutama memperbarui / menyegarkan cara menyampaikan intisarinya. Sampai puncaknya mampu membangkitkan awareness juga rasa penasaran segenap elemen masyarakat yang membacanya.
Sedangkan perihal berstrategi dalam marketing / jualan, pengerjaannya masih hanya berada di tahap perencanaan jangka menengah dan panjang. Akan tetapi, garis besar pembagian bidang kerjanya berdasarkan kebutuhan terkait marketing sudah terlaksana. Mulai dari market research yang sebagian penugasannya meliputi antara lain menganalisis pangsa pasar dan memformulasi value yang ada pada produk Health Monitoring. Lalu tim kreatif yang berkonsentrasi pada strategi menawarkan metode penjualan secara unik -sekaligus mencari pembelajaran dan melakukan formulasi bisnis yang tepat untuk keberlangsungan bisnis Health Monitoring menyesuaikan kebutuhan pasar dan pelanggan. Tak luput pula bagian R&D yang turut merekomendasikan strategi pengembangan kewirausahaan -di samping terus meriset komponen serta mengoptimalisasi peralatan. Inilah esensi berwirausaha yang sepatutnya dihidupkan kembali dengan cara menggembirakan.
Tak kalah penting pula mengulas dinamika pembelajaran yang berjalan selama beberapa bulan perihal berwirausaha. Tepatnya melalui program intensif kewirausahaan yang diinisiasi oleh Kemendikbudristek sebagai perluasan dari kegiatan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM): Wirausaha Merdeka (WMK). Terlepas dari berbagai kekurangan selama pelaksanaan aktivitasnya, keproaktifan ini mengantarkan segenap tim menuju pada satu pemahaman krusial. Bagaimana mengawal kelangsungan entrepreneurial Health Monitoring melihat segi feasibility serta sustainability dalam berwirausaha?
Pendekatannya adalah dengan menjadikan tiga aspek berikut sebagai sentra kegiatan berwirausaha: berproduksi, product knowledge, dan strategi ber-marketing / berjualan. Dari aspek berproduksi, fokus utamanya berkisar pada peningkatan kesiapan dan kelayakan produk. Persisnya yakni berimprovisasi merancang fisik produk dan berkreasi menyegarkan kelengkapan produk lainnya untuk Health Monitoring lewat pendekatan kekinian agar makin menarik bagi khalayak luas.
Tidak sebatas menjaga fungsionalitas board PCB, namun perlu juga membuat casing produk yang estetik (aesthetic casing). Dan tak berhenti sampai di situ, memperindah visualisasi produk Health Monitoring pun menjadi langkah taktis yang ditempuh. Juga perencanaan lainnya berupa upaya membuat packaging (stiker, bungkus, atau sejenisnya) yang eye-catching serta merangkum petunjuk pemakaian -baik peralatan maupun aplikasi- ke dalam satu manual book ringkas, sehingga semakin memberikan kemudahan pengguna Health Monitoring.
Berikutnya masuk ke aspek product knowledge. Yang mau lebih banyak diangkat di sini ialah proses berdinamika mencapai kesadaran betapa pentingnya pemahaman komprehensif maupun penyajian product knowledge guna menunjang penyampaian keunggulan serta nilai tambah Health Monitoring secara efektif. Pertama-tama, perlu memastikan bahwa semua personil tim telah mendapatkan pemahaman menyeluruh mengenai isi product knowledge Health Monitoring yang akan disampaikan kepada calon penggunanya. Butuh waktu selama dua bulan lebih untuk mengasah wawasan, menyatukan persepsi antara satu dengan yang lain. Dan terkait penyajian product knowledge, yang terpenting merancang skema dalam rangka meremajakan penampilan visual, membuat penjelasan yang lugas, dan terutama memperbarui / menyegarkan cara menyampaikan intisarinya. Sampai puncaknya mampu membangkitkan awareness juga rasa penasaran segenap elemen masyarakat yang membacanya.
Sedangkan perihal berstrategi dalam marketing / jualan, pengerjaannya masih hanya berada di tahap perencanaan jangka menengah dan panjang. Akan tetapi, garis besar pembagian bidang kerjanya berdasarkan kebutuhan terkait marketing sudah terlaksana. Mulai dari market research yang sebagian penugasannya meliputi antara lain menganalisis pangsa pasar dan memformulasi value yang ada pada produk Health Monitoring. Lalu tim kreatif yang berkonsentrasi pada strategi menawarkan metode penjualan secara unik -sekaligus mencari pembelajaran dan melakukan formulasi bisnis yang tepat untuk keberlangsungan bisnis Health Monitoring menyesuaikan kebutuhan pasar dan pelanggan. Tak luput pula bagian R&D yang turut merekomendasikan strategi pengembangan kewirausahaan -di samping terus meriset komponen serta mengoptimalisasi peralatan. Inilah esensi berwirausaha yang sepatutnya dihidupkan kembali dengan cara menggembirakan.
Tak kalah penting pula mengulas dinamika pembelajaran yang berjalan selama beberapa bulan perihal berwirausaha. Tepatnya melalui program intensif kewirausahaan yang diinisiasi oleh Kemendikbudristek sebagai perluasan dari kegiatan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM): Wirausaha Merdeka (WMK). Terlepas dari berbagai kekurangan selama pelaksanaan aktivitasnya, keproaktifan ini mengantarkan segenap tim menuju pada satu pemahaman krusial. Bagaimana mengawal kelangsungan entrepreneurial Health Monitoring melihat segi feasibility serta sustainability dalam berwirausaha?
Pendekatannya adalah dengan menjadikan tiga aspek berikut sebagai sentra kegiatan berwirausaha: berproduksi, product knowledge, dan strategi ber-marketing / berjualan. Dari aspek berproduksi, fokus utamanya berkisar pada peningkatan kesiapan dan kelayakan produk. Persisnya yakni berimprovisasi merancang fisik produk dan berkreasi menyegarkan kelengkapan produk lainnya untuk Health Monitoring lewat pendekatan kekinian agar makin menarik bagi khalayak luas.
Tidak sebatas menjaga fungsionalitas board PCB, namun perlu juga membuat casing produk yang estetik (aesthetic casing). Dan tak berhenti sampai di situ, memperindah visualisasi produk Health Monitoring pun menjadi langkah taktis yang ditempuh. Juga perencanaan lainnya berupa upaya membuat packaging (stiker, bungkus, atau sejenisnya) yang eye-catching serta merangkum petunjuk pemakaian -baik peralatan maupun aplikasi- ke dalam satu manual book ringkas, sehingga semakin memberikan kemudahan pengguna Health Monitoring.
Berikutnya masuk ke aspek product knowledge. Yang mau lebih banyak diangkat di sini ialah proses berdinamika mencapai kesadaran betapa pentingnya pemahaman komprehensif maupun penyajian product knowledge guna menunjang penyampaian keunggulan serta nilai tambah Health Monitoring secara efektif. Pertama-tama, perlu memastikan bahwa semua personil tim telah mendapatkan pemahaman menyeluruh mengenai isi product knowledge Health Monitoring yang akan disampaikan kepada calon penggunanya. Butuh waktu selama dua bulan lebih untuk mengasah wawasan, menyatukan persepsi antara satu dengan yang lain. Dan terkait penyajian product knowledge, yang terpenting merancang skema dalam rangka meremajakan penampilan visual, membuat penjelasan yang lugas, dan terutama memperbarui / menyegarkan cara menyampaikan intisarinya. Sampai puncaknya mampu membangkitkan awareness juga rasa penasaran segenap elemen masyarakat yang membacanya.
Sedangkan perihal berstrategi dalam marketing / jualan, pengerjaannya masih hanya berada di tahap perencanaan jangka menengah dan panjang. Akan tetapi, garis besar pembagian bidang kerjanya berdasarkan kebutuhan terkait marketing sudah terlaksana. Mulai dari market research yang sebagian penugasannya meliputi antara lain menganalisis pangsa pasar dan memformulasi value yang ada pada produk Health Monitoring. Lalu tim kreatif yang berkonsentrasi pada strategi menawarkan metode penjualan secara unik -sekaligus mencari pembelajaran dan melakukan formulasi bisnis yang tepat untuk keberlangsungan bisnis Health Monitoring menyesuaikan kebutuhan pasar dan pelanggan. Tak luput pula bagian R&D yang turut merekomendasikan strategi pengembangan kewirausahaan -di samping terus meriset komponen serta mengoptimalisasi peralatan. Inilah esensi berwirausaha yang sepatutnya dihidupkan kembali dengan cara menggembirakan.
Tak kalah penting pula mengulas dinamika pembelajaran yang berjalan selama beberapa bulan perihal berwirausaha. Tepatnya melalui program intensif kewirausahaan yang diinisiasi oleh Kemendikbudristek sebagai perluasan dari kegiatan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM): Wirausaha Merdeka (WMK). Terlepas dari berbagai kekurangan selama pelaksanaan aktivitasnya, keproaktifan ini mengantarkan segenap tim menuju pada satu pemahaman krusial. Bagaimana mengawal kelangsungan entrepreneurial Health Monitoring melihat segi feasibility serta sustainability dalam berwirausaha?
Pendekatannya adalah dengan menjadikan tiga aspek berikut sebagai sentra kegiatan berwirausaha: berproduksi, product knowledge, dan strategi ber-marketing / berjualan. Dari aspek berproduksi, fokus utamanya berkisar pada peningkatan kesiapan dan kelayakan produk. Persisnya yakni berimprovisasi merancang fisik produk dan berkreasi menyegarkan kelengkapan produk lainnya untuk Health Monitoring lewat pendekatan kekinian agar makin menarik bagi khalayak luas.
Tidak sebatas menjaga fungsionalitas board PCB, namun perlu juga membuat casing produk yang estetik (aesthetic casing). Dan tak berhenti sampai di situ, memperindah visualisasi produk Health Monitoring pun menjadi langkah taktis yang ditempuh. Juga perencanaan lainnya berupa upaya membuat packaging (stiker, bungkus, atau sejenisnya) yang eye-catching serta merangkum petunjuk pemakaian -baik peralatan maupun aplikasi- ke dalam satu manual book ringkas, sehingga semakin memberikan kemudahan pengguna Health Monitoring.
Berikutnya masuk ke aspek product knowledge. Yang mau lebih banyak diangkat di sini ialah proses berdinamika mencapai kesadaran betapa pentingnya pemahaman komprehensif maupun penyajian product knowledge guna menunjang penyampaian keunggulan serta nilai tambah Health Monitoring secara efektif. Pertama-tama, perlu memastikan bahwa semua personil tim telah mendapatkan pemahaman menyeluruh mengenai isi product knowledge Health Monitoring yang akan disampaikan kepada calon penggunanya. Butuh waktu selama dua bulan lebih untuk mengasah wawasan, menyatukan persepsi antara satu dengan yang lain. Dan terkait penyajian product knowledge, yang terpenting merancang skema dalam rangka meremajakan penampilan visual, membuat penjelasan yang lugas, dan terutama memperbarui / menyegarkan cara menyampaikan intisarinya. Sampai puncaknya mampu membangkitkan awareness juga rasa penasaran segenap elemen masyarakat yang membacanya.
Sedangkan perihal berstrategi dalam marketing / jualan, pengerjaannya masih hanya berada di tahap perencanaan jangka menengah dan panjang. Akan tetapi, garis besar pembagian bidang kerjanya berdasarkan kebutuhan terkait marketing sudah terlaksana. Mulai dari market research yang sebagian penugasannya meliputi antara lain menganalisis pangsa pasar dan memformulasi value yang ada pada produk Health Monitoring. Lalu tim kreatif yang berkonsentrasi pada strategi menawarkan metode penjualan secara unik -sekaligus mencari pembelajaran dan melakukan formulasi bisnis yang tepat untuk keberlangsungan bisnis Health Monitoring menyesuaikan kebutuhan pasar dan pelanggan. Tak luput pula bagian R&D yang turut merekomendasikan strategi pengembangan kewirausahaan -di samping terus meriset komponen serta mengoptimalisasi peralatan. Inilah esensi berwirausaha yang sepatutnya dihidupkan kembali dengan cara menggembirakan.
Tak kalah penting pula mengulas dinamika pembelajaran yang berjalan selama beberapa bulan perihal berwirausaha. Tepatnya melalui program intensif kewirausahaan yang diinisiasi oleh Kemendikbudristek sebagai perluasan dari kegiatan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM): Wirausaha Merdeka (WMK). Terlepas dari berbagai kekurangan selama pelaksanaan aktivitasnya, keproaktifan ini mengantarkan segenap tim menuju pada satu pemahaman krusial. Bagaimana mengawal kelangsungan entrepreneurial Health Monitoring melihat segi feasibility serta sustainability dalam berwirausaha?
Pendekatannya adalah dengan menjadikan tiga aspek berikut sebagai sentra kegiatan berwirausaha: berproduksi, product knowledge, dan strategi ber-marketing / berjualan. Dari aspek berproduksi, fokus utamanya berkisar pada peningkatan kesiapan dan kelayakan produk. Persisnya yakni berimprovisasi merancang fisik produk dan berkreasi menyegarkan kelengkapan produk lainnya untuk Health Monitoring lewat pendekatan kekinian agar makin menarik bagi khalayak luas.
Tidak sebatas menjaga fungsionalitas board PCB, namun perlu juga membuat casing produk yang estetik (aesthetic casing). Dan tak berhenti sampai di situ, memperindah visualisasi produk Health Monitoring pun menjadi langkah taktis yang ditempuh. Juga perencanaan lainnya berupa upaya membuat packaging (stiker, bungkus, atau sejenisnya) yang eye-catching serta merangkum petunjuk pemakaian -baik peralatan maupun aplikasi- ke dalam satu manual book ringkas, sehingga semakin memberikan kemudahan pengguna Health Monitoring.
Berikutnya masuk ke aspek product knowledge. Yang mau lebih banyak diangkat di sini ialah proses berdinamika mencapai kesadaran betapa pentingnya pemahaman komprehensif maupun penyajian product knowledge guna menunjang penyampaian keunggulan serta nilai tambah Health Monitoring secara efektif. Pertama-tama, perlu memastikan bahwa semua personil tim telah mendapatkan pemahaman menyeluruh mengenai isi product knowledge Health Monitoring yang akan disampaikan kepada calon penggunanya. Butuh waktu selama dua bulan lebih untuk mengasah wawasan, menyatukan persepsi antara satu dengan yang lain. Dan terkait penyajian product knowledge, yang terpenting merancang skema dalam rangka meremajakan penampilan visual, membuat penjelasan yang lugas, dan terutama memperbarui / menyegarkan cara menyampaikan intisarinya. Sampai puncaknya mampu membangkitkan awareness juga rasa penasaran segenap elemen masyarakat yang membacanya.
Sedangkan perihal berstrategi dalam marketing / jualan, pengerjaannya masih hanya berada di tahap perencanaan jangka menengah dan panjang. Akan tetapi, garis besar pembagian bidang kerjanya berdasarkan kebutuhan terkait marketing sudah terlaksana. Mulai dari market research yang sebagian penugasannya meliputi antara lain menganalisis pangsa pasar dan memformulasi value yang ada pada produk Health Monitoring. Lalu tim kreatif yang berkonsentrasi pada strategi menawarkan metode penjualan secara unik -sekaligus mencari pembelajaran dan melakukan formulasi bisnis yang tepat untuk keberlangsungan bisnis Health Monitoring menyesuaikan kebutuhan pasar dan pelanggan. Tak luput pula bagian R&D yang turut merekomendasikan strategi pengembangan kewirausahaan -di samping terus meriset komponen serta mengoptimalisasi peralatan. Inilah esensi berwirausaha yang sepatutnya dihidupkan kembali dengan cara menggembirakan.
Tak kalah penting pula mengulas dinamika pembelajaran yang berjalan selama beberapa bulan perihal berwirausaha. Tepatnya melalui program intensif kewirausahaan yang diinisiasi oleh Kemendikbudristek sebagai perluasan dari kegiatan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM): Wirausaha Merdeka (WMK). Terlepas dari berbagai kekurangan selama pelaksanaan aktivitasnya, keproaktifan ini mengantarkan segenap tim menuju pada satu pemahaman krusial. Bagaimana mengawal kelangsungan entrepreneurial Health Monitoring melihat segi feasibility serta sustainability dalam berwirausaha?
Pendekatannya adalah dengan menjadikan tiga aspek berikut sebagai sentra kegiatan berwirausaha: berproduksi, product knowledge, dan strategi ber-marketing / berjualan. Dari aspek berproduksi, fokus utamanya berkisar pada peningkatan kesiapan dan kelayakan produk. Persisnya yakni berimprovisasi merancang fisik produk dan berkreasi menyegarkan kelengkapan produk lainnya untuk Health Monitoring lewat pendekatan kekinian agar makin menarik bagi khalayak luas.
Tidak sebatas menjaga fungsionalitas board PCB, namun perlu juga membuat casing produk yang estetik (aesthetic casing). Dan tak berhenti sampai di situ, memperindah visualisasi produk Health Monitoring pun menjadi langkah taktis yang ditempuh. Juga perencanaan lainnya berupa upaya membuat packaging (stiker, bungkus, atau sejenisnya) yang eye-catching serta merangkum petunjuk pemakaian -baik peralatan maupun aplikasi- ke dalam satu manual book ringkas, sehingga semakin memberikan kemudahan pengguna Health Monitoring.
Berikutnya masuk ke aspek product knowledge. Yang mau lebih banyak diangkat di sini ialah proses berdinamika mencapai kesadaran betapa pentingnya pemahaman komprehensif maupun penyajian product knowledge guna menunjang penyampaian keunggulan serta nilai tambah Health Monitoring secara efektif. Pertama-tama, perlu memastikan bahwa semua personil tim telah mendapatkan pemahaman menyeluruh mengenai isi product knowledge Health Monitoring yang akan disampaikan kepada calon penggunanya. Butuh waktu selama dua bulan lebih untuk mengasah wawasan, menyatukan persepsi antara satu dengan yang lain. Dan terkait penyajian product knowledge, yang terpenting merancang skema dalam rangka meremajakan penampilan visual, membuat penjelasan yang lugas, dan terutama memperbarui / menyegarkan cara menyampaikan intisarinya. Sampai puncaknya mampu membangkitkan awareness juga rasa penasaran segenap elemen masyarakat yang membacanya.
Sedangkan perihal berstrategi dalam marketing / jualan, pengerjaannya masih hanya berada di tahap perencanaan jangka menengah dan panjang. Akan tetapi, garis besar pembagian bidang kerjanya berdasarkan kebutuhan terkait marketing sudah terlaksana. Mulai dari market research yang sebagian penugasannya meliputi antara lain menganalisis pangsa pasar dan memformulasi value yang ada pada produk Health Monitoring. Lalu tim kreatif yang berkonsentrasi pada strategi menawarkan metode penjualan secara unik -sekaligus mencari pembelajaran dan melakukan formulasi bisnis yang tepat untuk keberlangsungan bisnis Health Monitoring menyesuaikan kebutuhan pasar dan pelanggan. Tak luput pula bagian R&D yang turut merekomendasikan strategi pengembangan kewirausahaan -di samping terus meriset komponen serta mengoptimalisasi peralatan. Inilah esensi berwirausaha yang sepatutnya dihidupkan kembali dengan cara menggembirakan.
Tak kalah penting pula mengulas dinamika pembelajaran yang berjalan selama beberapa bulan perihal berwirausaha. Tepatnya melalui program intensif kewirausahaan yang diinisiasi oleh Kemendikbudristek sebagai perluasan dari kegiatan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM): Wirausaha Merdeka (WMK). Terlepas dari berbagai kekurangan selama pelaksanaan aktivitasnya, keproaktifan ini mengantarkan segenap tim menuju pada satu pemahaman krusial. Bagaimana mengawal kelangsungan entrepreneurial Health Monitoring melihat segi feasibility serta sustainability dalam berwirausaha?
Pendekatannya adalah dengan menjadikan tiga aspek berikut sebagai sentra kegiatan berwirausaha: berproduksi, product knowledge, dan strategi ber-marketing / berjualan. Dari aspek berproduksi, fokus utamanya berkisar pada peningkatan kesiapan dan kelayakan produk. Persisnya yakni berimprovisasi merancang fisik produk dan berkreasi menyegarkan kelengkapan produk lainnya untuk Health Monitoring lewat pendekatan kekinian agar makin menarik bagi khalayak luas.
Tidak sebatas menjaga fungsionalitas board PCB, namun perlu juga membuat casing produk yang estetik (aesthetic casing). Dan tak berhenti sampai di situ, memperindah visualisasi produk Health Monitoring pun menjadi langkah taktis yang ditempuh. Juga perencanaan lainnya berupa upaya membuat packaging (stiker, bungkus, atau sejenisnya) yang eye-catching serta merangkum petunjuk pemakaian -baik peralatan maupun aplikasi- ke dalam satu manual book ringkas, sehingga semakin memberikan kemudahan pengguna Health Monitoring.
Berikutnya masuk ke aspek product knowledge. Yang mau lebih banyak diangkat di sini ialah proses berdinamika mencapai kesadaran betapa pentingnya pemahaman komprehensif maupun penyajian product knowledge guna menunjang penyampaian keunggulan serta nilai tambah Health Monitoring secara efektif. Pertama-tama, perlu memastikan bahwa semua personil tim telah mendapatkan pemahaman menyeluruh mengenai isi product knowledge Health Monitoring yang akan disampaikan kepada calon penggunanya. Butuh waktu selama dua bulan lebih untuk mengasah wawasan, menyatukan persepsi antara satu dengan yang lain. Dan terkait penyajian product knowledge, yang terpenting merancang skema dalam rangka meremajakan penampilan visual, membuat penjelasan yang lugas, dan terutama memperbarui / menyegarkan cara menyampaikan intisarinya. Sampai puncaknya mampu membangkitkan awareness juga rasa penasaran segenap elemen masyarakat yang membacanya.
Sedangkan perihal berstrategi dalam marketing / jualan, pengerjaannya masih hanya berada di tahap perencanaan jangka menengah dan panjang. Akan tetapi, garis besar pembagian bidang kerjanya berdasarkan kebutuhan terkait marketing sudah terlaksana. Mulai dari market research yang sebagian penugasannya meliputi antara lain menganalisis pangsa pasar dan memformulasi value yang ada pada produk Health Monitoring. Lalu tim kreatif yang berkonsentrasi pada strategi menawarkan metode penjualan secara unik -sekaligus mencari pembelajaran dan melakukan formulasi bisnis yang tepat untuk keberlangsungan bisnis Health Monitoring menyesuaikan kebutuhan pasar dan pelanggan. Tak luput pula bagian R&D yang turut merekomendasikan strategi pengembangan kewirausahaan -di samping terus meriset komponen serta mengoptimalisasi peralatan. Inilah esensi berwirausaha yang sepatutnya dihidupkan kembali dengan cara menggembirakan.
Juan Karnadi
Juan Karnadi
Digital dan Publikasi
Yayasan Bayi Prematur Indonesia
juan@inkubator-gratis.org
Juan Karnadi
Teknik Komputer
Universitas Indonesia